“Kirim aja lewat aplikasi,”
“Nanti kita lanjut obrolannya di WhatsApp,”
“Aku udah follow kamu di Instagram, lo!”
Pernyataan-pernyataan itu mungkin sudah sering terdengar di kehidupan sehari-hari. Nggak bisa dimungkiri kalau sekarang ini kita tengah hidup di zaman modern yang mayoritas aktivitas dilakukan secara digital. Sebenarnya banyak keuntungan yang bisa didapatkan. Selain mempermudah kegiatan harian, segala sesuatunya seakan menjadi lebih praktis dan singkat.
Saat ingin terhubung dengan kerabat jauh, kini tak perlu risau karena bisa mengandalkan ketikan jari. Memesan barang hingga makanan dengan gampangnya tinggal keluarkan smartphone dan klik sana-sini. Kegiatan yang sebelumnya mengharuskan kita terjun langsung, lambat laun berubah dengan bantuan perantara media. Apalagi, usai pandemi menjadi momok bagi berbagai negara di dunia, akses ke media daring menjadi masif digunakan banyak pihak, termasuk dalam hal pekerjaan dan pembelajaran yang dilakukan dari rumah.
Namun, sadar nggak sih kalau semakin modern zaman, maka ketergantungan kepada teknologi juga semakin meningkat? Nggak percaya? Coba uraikan kegiatan harian kamu yang nggak berhubungan langsung dengan smartphone dan aplikasi di dalamnya. Meski banyak yang menjawab bisa hidup tanpa itu, tak sedikit yang justru menggunakannya karena sebuah tuntutan. Bahkan, ada pula yang kerap mengakses karena kebutuhan dan merasa hampa kalau belum buka aplikasinya.
Nah, lantas bagaimana jika hal yang sudah menjadi keperluan harian, tetapi justru pihak penyedianya mengalami kendala. Apa yang harus kita lakukan, ya?
ADVERTISEMENTS
Perusahaan milik Mark Zuckerberg yang mencakup Facebook, WhatsApp, dan Instagram menjadi salah satu aplikasi yang merajai media sosial dunia
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Facebook, WhatsApp, dan Instagram merupakan media sosial yang paling banyak digunakan. Menurut data statista per September 2021, total pengguna gabungan dari ketiga layanan milik Facebook Inc. tercatat mencapai 6,23 miliar. Bahkan, ketiganya masuk ke dalam 5 besar media sosial yang paling banyak digunakan di dunia per Januari 2021.
Facebook yang populer sejak 2004 dikatakan mudah digunakan untuk saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain. Sementara itu, WhatsApp tercatat sebagai aplikasi bertukar pesan favorit yang dinilai memberikan kenyamanan lewat fitur sederhana secara gratis. Aplikasi yang satu ini bahkan bisa digunakan untuk layanan bisnis sekali pun. Maka wajar saja, menurut survei Ding, total pengguna WhatsApp di Indonesia mencapai 89 persen.
Kemudian, ada juga Instagram yang menjadi tempat dengan beragam tujuan, mulai dari mengunggah foto, video kreatif, hingga berbagi kabar. Dalam satu genggaman, pengguna mampu mengakses fitur berbeda. Belum lagi, Instagram berubah menjadi ladang cuan bagi beberapa orang dan perusahaan. WhatsApp dan Instagram seringkali menjadi satu paket.
“WhatsApp terbilang penting banget untuk pekerjaan walaupun mungkin banyak aplikasi yang lain. Menurutku fiturnya lebih mudah dan familier tools-nya, jadi lebih cepat untuk koordinasi. Sedangkan, Instagram memang karena job desk-nya mengharuskan untuk mengikuti tren dan info terbaru dari mana pun, ya. Jadinya, nggak bisa jauh-jauh dari dua aplikasi ini,” papar Deltha yang berprofesi sebagai Social Media Executive.
ADVERTISEMENTS
Tak heran ketika layanan media sosial ini down selama berjam-jam, pengguna global ikut kalang kabut
Publik masih ingat tentunya saat WhatsApp, Instagram, dan Facebook dilaporkan down atau mengalami gangguan pada Senin, 4 Oktober 2021. Di Indonesia, lamanya gangguan terjadi sekitar 8 jam. Peristiwa ini nggak cuma terjadi di tanah air, tapi juga di seluruh dunia. Warganet berbondong-bondong mengungkapkan keluhannya melalui aplikasi lain. Tagar #WhatsAppdown, #Instagramdown, dan #Facebookdown memuncaki daftar trending topic di Twitter. Tak berlebihan rasanya jika mengatakan bahwa akan ada banyak aktivitas pengguna yang juga ikut terganggu bahkan terhenti.
Selaku bos perusahaan Facebook, Mark Zuckerberg pun turun tangan. Mengatakan bagaimana warga dunia sangat bergantung pada aplikasi tersebut. Dirinya sendiri rugi hingga Rp99 triliun akibat kendala yang dialami. Dalam laman Facebook resmi miliknya, Mark Zuckerberg mengucapkan permintaan maaf.
“Maaf atas gangguannya hari ini. Saya tahu betapa Anda bergantung pada layanan kami untuk untuk tetap terhubung dengan orang-orang yang Anda sayangi,” tulisnya dalam keterangan.
ADVERTISEMENTS
Beberapa jam down saja sudah memberikan dampak yang besar, maka publik perlu siapkan aplikasi cadangan supaya kejadian serupa tak terulang
Sebenarnya masyarakat Indonesia masih bisa bernapas lega saat aplikasi WhatsApp dan Instagram down di awal Oktober. Pasalnya, peristiwa ini terjadi di jam tidur, di mana aktivitas media daring sudah mulai berkurang. Namun, tentu hal semacam ini seperti keberuntungan yang nggak bisa diprediksi kapan akan datang. Untuk itu, diperlukan antisipasi sebelum keteteran.
Masyarakat bisa mempersiapkan aplikasi cadangan, caranya dengan memiliki kontak atau grup di media sosial lainnya. Berikut daftar layanan pesan teks instan yang bisa dijadikan alternatif:
ADVERTISEMENTS
Kamu sedang membaca konten eksklusif
Dapatkan free access untuk pengguna baru!