Perhatian dunia nggak habis-habisnya ditujukan untuk virus corona atau Covid-19. Setiap harinya kita bisa menemukan kabar terbaru dari virus yang sudah bikin gempar dunia sejak awal tahun lalu, lewat media-media massa. Virus yang diduga bermula dari Kota Wuhan, Cina ini sudah merambah ke 114 negara atau wilayah di seluruh dunia. Aktor Hollywood Tom Hanks, baru aja mengumumkan kalau ia dan istrinya positif Covid-19 saat keduanya berada di Australia. Ia jadi publik figur pertama yang diberitakan kena virus corona.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga kemarin baru memberi pengumuman yang cukup penting terkait corona ini. Secara resmi mereka menetapkan kalau Covid-19 telah menjadi pandemi global. Sebelumnya, status virus corona “hanya” sebatas epidemi. Memangnya, apa sih beda epidemi dan pandemi? Kenapa WHO mengubah status corona jadi lebih “bahaya” padahal kasusnya sendiri di Cina mulai menurun. Banyak juga pasien yang udah mulai sembuh. Hmm.. daripada bingung, kita bahas sama-sama, yuk!
Sebenarnya perbedaan paling signifikan dari epidemi vs pandemi ini ada pada tingkat persebarannya. Jika statusnya “masih” epidemi, biasanya penyakit itu baru terjadi di suatu wilayah yang luas, dalam hal ini negara. Kalau kasus corona ya berarti baru dataran Cina aja. Tapi penyakit itu telah memegaruhi sebagian besar populasi, dan persebarannya bisa dibilang begitu cepat.
Gara-gara persebarannya yang cepat itu, jadi kemungkinan tersebar ke luar Cina juga besar. Terbukti, dalam rentang waktu kurang lebih 2 bulanan ini, Covid-19 sudah menjangkit ratusan negara, jumlah orang yang terinfeksi semakin banyak. Sektor-sektor industri lumpuh, harga minyak dunia anjlok. Virus ini sudah memengaruhi kehidupan manusia secara keseluruhan. Saat sudah beralih jadi masalah global, barulah suatu penyakit bisa disebut pandemi. Dan inilah saat yang tepat menyebut Covid-19 sebagai pandemi global.
Beralihnya status penyakit jadi pandemi juga jadi pertanda kalau suatu negara gagal mencegah virus ke luar dari negaranya, misalnya dalam kasus ini adalah Cina. Negara-negara lain pun juga dianggap gagal mencegah virus masuk ke negaranya.
ADVERTISEMENTS
Apa “syarat” suatu penyakit bisa dikatakan pandemi?
Sebenarnya meski suatu penyakit udah menyebar ke negara-negara lain, nggak selalu ia bisa ditetapkan sebagai pandemi, seperti dilansir dari The Guardian. Kayak misal nih, si A yang baru saja pulang dari negara X, ternyata ia terinfeksi virus yang sedang mewabah di sana. Lalu ada teman si A di negaranya yang ketularan (padahal temannya itu nggak ikut ke negara X). Meski virus sudah menyebar ke negara lain, ia belum bisa ditetapkan sebagai pandemi. Perlu ada “gelombang penularan kedua”, atau penularan dari komunitas ke komunitas, dalam skala yang lebih besar.
Ada lagi contoh, wabah SARS yang sempat heboh 2003 lalu, walau ada 26 negara yang terinfeksi virus tersebut, tapi WHO nggak menetapkannya sebagai pandemi. Ini karena penyebarannya bisa terkendali dengan cepat dan hanya segelintir negara yang terpengaruh secara signifikan, termasuk Cina, Hong Kong, Taiwan, Singapura, dan Kanada.
ADVERTISEMENTS
Dalam rumpun ilmu epidemiologi, juga dikenal istilah wabah dan endemi. Wah, apa lagi tuh?
Nah, sekarang udah tahu kan beda masing-masing istilah yang kini bisa ditemui di hampir setiap berita soal virus corona. Jangan sampai kebalik-balik lagi ya!