Pemerintah Indonesia baru menetapkan PPKM Darurat yang berlaku dari 3-20 Juli 2021 untuk wilayah Jawa dan Bali. Di tengah penyebaran virus corona yang semakin meningkat, alhasil banyak warga yang merasa was-was. Beragam tindakan dilakukan untuk meningkatkan sistem imun, salah satu caranya dengan konsumsi vitamin C, D hingga mineral yang kaya akan Zinc.
Namun, baru-baru ini karena kecemasan yang berlebihan dan stereotip bahwa mineral hanya bisa didapat dari susu. Akibatnya terjadi kepanikan dalam pembelian salah satu merek susu steril di Tanah Air, yakni Bear Brand. Hal ini diketahui usai beredarnya video yang menampilkan sejumlah orang tengah berebut susu beruang di salah satu retail modern.
ADVERTISEMENTS
Dalam video viral berdurasi 30 detik, warga berebut mengambil kantong-kantong Bear Brand. Merek tersebut sampai terbatas pembeliannya dan harga melonjak
Terpantau sedang rebutan susu 😨
(Source: terlampir) pic.twitter.com/zU9efahD52
— Eza Hazami | HR Content Creator (@ezash) July 3, 2021
Dalam video yang beredar, sebab banyaknya yang berusaha mengambil, membuat kemasan botol susu ini berjatuhan hingga troli belanja pembeli terbalik. Akibatnya tak sedikit perusahaan retail yang membatasi pembelian susu beruang. Jika biasanya masyarakat bisa memperoleh 1 karton kini dibatasi menjadi 6 hingga 2 kali saja dalam satu waktu.
Perebutan susu beruang ini sampai jadi trending topic di media sosial, terutama Twitter. Terhitung video yang dibagikan oleh akun Twitter Eza Hamami @ezash telah ditonton lebih dari 700 ribu orang, mendapat 4.000 retweet hingga disukai lebih dari 11.000 akun Twitter.
Menanggapi viralnya susu Bear Brand, Nestle Indonesia angkat bicara. Mengatakan bahwa pihaknya memaksimalkan upaya untuk memasok produk susu Bear Brand kepada konsumen. Terkait ada kabar melonjaknya harga yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab, Nestle Indonesia menegaskan bahwa tidak menaikkan tarif dan pada akhirnya bergantung pada persaingan toko yang satu dengan lainnya.
ADVERTISEMENTS
Susu memang mempunyai kandungan gizi yang baik, tetapi bukan berarti masyarakat harus memilih satu produk susu tertentu untuk dikonsumsi
Susu beruang bisa nyembuhin symptoms covid? Bisa menangkal covid? Duh tapi kok di toko2 pada abis? Giliran nemu, kok harganya mahal bgttt?
Bener gak sih klaim2 itu? Mana sih yg bener atau harus diluruskan? Kalopun bener, to what extent? Let’s take a look at the facts! 😊
(1/2) pic.twitter.com/LQORR4nZ7g
— Rahadyana Muslichah (@IchaRahadyana) July 3, 2021
Ramainya pemberitaan soal pasokan merek susu Bear Brand yang terbatas, ditanggapi oleh sejumlah ahli gizi. Dosen dan peneliti di Departemen Gizi dan Kesehatan Universitas Gadjah Mada, Rahadyana Muslichah pun memberikan pandangannya soal fenomena yang terjadi melalui akun media sosialnya. Menurutnya, produk tersebut memang bernutrisi dan rasanya kemungkinan disukai banyak orang. Namun, bukan berarti diglorifikasi dan akhirnya salah paham bahwa produk tersebut bisa menangkal Covid-19.
Padahal jika mau mendapatkan kandungan gizi dari susu, tak harus dengan satu merek yang sama. Untuk itu perlu diperhatikan kandungan gizi susu di balik kemasan. Sebab merek susu lain pun ada kandungan vitamin dan mineralnya. Tentu ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah dari produk sebelumnya. Ia pun menjelaskan bahwa secara gizi banyak susu lain yang sebetulnya bisa menggantikan susu beruang. Untuk itu akan lebih bijak jika masyarakat tak perlu panic buying sampai rela berdesak-desakan dan rebutan akan produk tertentu, yang justru berisiko meningkatkan penyebaran virus corona.
Mirisnya, hal ini juga ditanggapi langsung oleh dokter yang berasal dari University of Maryland Amerika Serikat, Faheem Younus. Dalam akun Twitter dengan 300 ribu lebih pengikut itu, sang dokter berusaha mengingatkan warga Indonesia soal kesalapahaman konsumsi susu merek tertentu yang dianggap ampuh menangkal Covid-19.
My Indonesian Friends
This milk, or vitamins or ivermectin has no role in COVID treatment.
Susu ini, atau vitamin atau ivermectin tidak memiliki peran dalam pengobatan COVID. pic.twitter.com/EslkP9eJJx
— Faheem Younus, MD (@FaheemYounus) July 4, 2021
Lagipula susu yang dulu masuk dalam konsep gizi 4 sehat 5 sempurna ini sudah diganti dengan konsep Gizi Seimbang. Artinya fondasi imun bisa optimal jika kecukupan dan keseimbangan gizi dari semua bahan pangan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, protein nabati dan hewani tercukupi. Untuk menambah imunitas atau pertahanan tubuh menghadapi penyakit tak bisa mengandalkan merek susu tertentu, tetapi bagaimana seseorang bisa mencukupi kebutuhan gizi seimbang.
ADVERTISEMENTS
Untuk memperkuat imun susu bukanlah opsi satu-satunya. Ada cara lain seperti makanan yang bergizi dan seimbang atau suplemen jika tubuh memang membutuhkan
Pandangan yang sama juga dituturkan Ahli Gizi Komunitas, dr.Tan Shot Yen bahwa susu bukanlah satu-satunya sumber kalsium yang didapatkan dari makanan. Menurutnya jika tak mengkonsumsi susu masih banyak jenis makanan lain yang menawarkan kandungan kalsium serupa, bahkan jauh lebih tinggi. Sebut saja ikan teri, tempe, kacang tanah dan lain-lain.
“Semua yang disebut ada dalam susu justru lebih banyak ada di makanan sehari-hari. Masalahnya kan, di edukasi ya?,” paparnya dikutip dari pemberitaan Kompas, Minggu (4/7).
Meski demikian, tak dipungkiri jika dalam susu terkandung protein hingga mineral yang bermanfaat untuk kesehatan. Ada sejumlah protein yang mampu meningkatkan imunitas tubuh, diantaranya protein whey, lactoferin dan laktalbumin. Namun, ditegaskan bukan berarti masyarakat harus memilih satu produk tertentu untuk dikonsumsi.
Fenomena panic buying pembelian susu ini sebenarnya dampak dari iklan yang beredar dan kesalahpamahan di masyarakat bahwa produk susu merek tertentu bisa menangkal penyebaran Covid-19. Padahal cara terbaik untuk mendapatkan nutrisi bagi tubuh dengan menjaga pola makan, gaya hidup yang sehat serta pikiran yang bahagia. Maka dari itu tak perlu cemas hingga menyebabkan panic buying di masa pandemi. Semoga informasinya bermanfaat, ya!