Sebelum menjalani kegiatan kuliah, biasanya pihak kampus mengadakan ospek. Para mahasiswa baru (maba) dikumpulkan untuk diberi berbagai pengarahan tentang kuliah. Meskipun bertujuan baik, sayangnya terkadang ada pihak yang menyalahgunakan ospek untuk melakukan perploncoan pada mahasiswa baru.
Hal tersebut terjadi saat Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Ospek Unesa tahun ini berlangsung secara online akibat pandemi corona. Diharapkan kegiatannya menjadi lebih efektif, tetapi justru terjadi perploncoan.
ADVERTISEMENTS
Baru-baru ini, ospek online di Unesa menjadi viral di media sosial. Pasalnya, ada beberapa senior yang membentak mahasiswa baru karena melakukan kesalahan
Video ini menampakkan ospek online di Unesa yang tengah berlangsung. Ada tiga orang senior dan dua mahasiswa baru. Ternyata dua maba tersebut nggak menggunakan ikat pinggang sehingga dianggap menyalahi peraturan. Lalu secara bergantian, para senior membentak-bentaki mereka. Wajah sang maba tampak cemas dan ketakutan. Meskipun dia sudah meminta maaf, para senior tetap membentakinya.
Setelah viral, video ini memancing berbagai kritik dan kemarahan dari warganet. Banyak orang yang berpendapat bahwa tindakan para senior Unesa nggak pantas karena merupakan wujud perploncoan. Dengan kekuasaan yang dimiliki, mereka memanfaatkan senioritas untuk menindas mahasiswa baru yang nggak tahu apa-apa. Padahal seharusnya mereka membimbing maba dengan baik selama ospek.
Apalagi sudah sejak lama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melarang perploncoan melalui Peraturan Menteri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah. Tetapi pada praktiknya, hingga kini masih sering ditemukan perploncoan di berbagai lokasi karena kurangnya kesadaran dan pengawasan.
ADVERTISEMENTS
Menanggapi masalah tersebut, pihak Unesa menyayangkan sikap para senior. Mereka juga mengakui adanya kesalahan dalam koordinasi PKKMB
Unesa segera mengeluarkan pernyataan resmi untuk menanggapi masalah ospeknya yang sedang viral. Pihak kampus menyayangkan kejadian itu dan mengakui kurangnya koordinasi dalam PKKMB. Sebagai bentuk penyelesaian, mereka telah memberi evaluasi sekaligus bimbingan pada mahasiswa yang bersangkutan. Pihak kampus juga berniat untuk menyelesaikan semua masalah secara kekeluargaan.
ADVERTISEMENTS
Dari masalah ospek Unesa, kita jadi tahu kalau perploncoan sulit dihilangkan meskipun ospek berlangsung secara online. Jadi kita harus bersama-sama mengatasinya
Banyak orang yang berharap ospek tahun ini lebih efektif dan aman karena berlangsung secara online. Apalagi, nggak semua maba mempunyai akses internet dan gadget yang memadai. Jadi seharusnya kegiatan ospek berlangsung dengan efisien agar nggak memboros-boroskan waktu dan kuota. Tetapi, tetap saja terjadi perploncoan oleh para senior. Padahal seberapa berpengaruh sih membentak-bentak saat ospek? Apalagi membentaknya kali ini lewat platform online.
Seandainya para senior ingin mengajarkan kerasnya kehidupan pada mahasiswa baru, mereka nggak perlu membentak. Lebih baik beri hukuman yang lebih intelek, misalnya menambah tugas makalah tentang topik tertentu. Atau suruh saja para maba untuk belajar tentang masalah yang akan mereka hadapi di masa depan. Misalnya cicilan KPR rumah, minimnya gaji sesuai UMR, banyaknya modal untuk menikah, mahalnya harga popok bayi, dan lain-lain. Tentu lebih menakutkan dan lebih berguna. Itu baru salah satu cara membentuk mental.
Membentak dan bentuk sok senioritas lain justru akan menyuburkan praktik perploncoan di lingkungan mahasiswa kampus. Lagian juga mental apa sih yang pengin dibentuk dengan membentak-bentak kayak gitu? Hal positif apa yang bisa dicapai dengan membentak-bentak? Hadeeeh…
Oleh karena itu, yuk kita ubah budaya perploncoan di Indonesia bersama-sama. Mari kita beri contoh yang baik untuk para mahasiswa baru!