Media sosial baru-baru ini dihebohkan dengan sebuah video memperlihatkan salah satu kamar kos yang dicurigai warga sekitar. Pasalnya dari dalam, tercium bau aneh yang awalnya diduga terdapat mayat. Lantaran dibuat khawatir sekaligus mencurigakan karena sang penghuni belum kembali selama berhari-hari, orang sekitar pun membuka paksa kamar tersebut.
Kamar yang ditempati seorang driver ojek online itu pun dibuka, lantas warga terkejut karena menemukan tumpukan sampah di seluruh ruangan. Bahkan tempat tidur persis terletak di sampingnya. Kasus yang jarang tereskpos di media ini pun buat beberapa orang penasaran, mengapa sang penghuni bisa nyaman tinggal dalam keadaan tersebut. Nah, berikut ini Hipwee berikan ulasannya.
ADVERTISEMENTS
Awalnya dikira terdapat mayat karena bau tak sedap, pemilik kos pun sempat menghubungi beberapa kali tapi pesan tak dibalas
Peristiwa ini terjadi di Sulawesi Tengah, pertama kali diunggah oleh @wihakofarm pada Sabtu (26/6/2021). Sebelum membuka paksa, pemilik kos sudah berusaha menghubungi penghuni untuk meminta izin dan bertanya soal bau tak sedap yang tercium warga. Namun, tak ada balasan apapun, akhirnya warga sepakat membuka paksa dibantu oleh seorang ahli kunci. Usai dibuka rupanya terdapat tumpukan sampah yang memenuhi isi ruangan.
“Ternyata selama ini dia menimbun sampah di dalam kamarnya. Diperkirakan berbulan-bulan sampah ini tidak dibuang, padahal di daerah situ banyak tong sampah,” tulis keterangan dalam video.
Salah seorang warga merekam isi kamar itu. Terlihat banyak sampah plastik berserakan. Bukan hanya itu, banyak juga pembungkus makanan dan isinya yang ditimbun. Tersebar di lantai, dekat kasur sampai tak ada ruang untuk berjalan.
ADVERTISEMENTS
Akibatnya tak sedikit yang menghakimi sang driver ojol, padahal tindakan seperti ini kemungkinan termasuk gangguan mental
Dari kejadian ini banyak yang menduga si driver ojol kemungkinan menderita hoarding disorder. Istilah itu merupakan penyakit mental dimana orang suka mengkoleksi sesuatu yang tak penting, termasuk sampah. Beda dengan kolektor yang barangnya tersusun rapi dan jelas manfaatnya.
Melansir dari klikdokter, intensitas gangguan ini bervariasi dari ringan hingga berat. Pada beberapa kondisi yang berat, ia akan menumpuk barang sampai mempersempit ruang gerak yang akhirnya aktivitas menjadi terganggu. Beberapa literatur ilmiah mengaitkan gangguan hoarding disorder dengan kecemasan dan depresi. Pemicu lain bisa karena mengalami kejadian traumatis, misalnya sempat kehilangan benda berharga, anggota keluarga dan sebagainya.
Jika kondisi ini terus berlanjut, akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan sang penghuni. Diperparah jika ada gangguan cemas yang memengaruhi produktivitas hidup, pola makan dan pola tidur. Untuk itu, sebaiknya mereka yang mempunyai gejala hoarding disorder harus menjalani konsultasi dengan ahli kesehatan jiwa (psikiater). Penanganan umumnya akan diberikan melalui terapi perilaku kognitif. Namun, bila penyebabnya karena depresi atau cemas, dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai dengan penyakit yang mendasari.
Maka dari itu, bijaknya tak langsung menertawakan ataupun mengucilkan sang penghuni, ya. Orang sekitar bisa mengajaknya berkonsultasi dengan tenaga medis supaya mendapat penanganan yang tepat.