“Boba..oh..boba..”
Boba telah menjadi primadona di kalangan anak muda belakangan ini. Semua berawal dari minuman yang menggunakan boba sebagai topingnya. Benda bulat-bulat kenyal ini umumnya terbuat dari campuran tepung tapioka dan gula merah atau brown sugar. Boba sering dipadukan dengan minuman susu segar, milk tea, atau cokelat. Seiring dengan meningkatnya popularitas boba, orang jadi bereksperimen lebih liar lagi. Jika mulanya boba identik jadi toping minuman, kini boba juga banyak ditemukan di makanan, seperti cheese cake, pancake, hingga sushi dan pizza!
Karena dianggap terlalu “keluar jalur” ide menjadikan boba sebagai toping makanan ini ditentang sama pecinta boba garis keras!
Namanya tren, pasti selalu ada pro kontranya. Perbobaan duniawi ini juga banyak dikritik terutama dari sisi kesehatannya. Ini karena kandungan gula dalam boba yang cukup tinggi. Ada juga kabar yang bilang kalau boba ini sulit dicerna oleh tubuh. Keyakinan itu makin diperkuat dengan beredarnya video yang menunjukkan kantong empedu berisi butiran-butiran mirip boba! Sempat dipercaya banyak orang, Kominfo akhirnya meluruskan kabar miring tersebut dan menyatakan bahwa itu hoaks. Hmm…
ADVERTISEMENTS
Seorang dokter pemilik akun Instagram @justageneralsurgeon mengunggah video yang bikin pecinta boba kejang-kejang. Video itu menunjukkan kantong empedu berisi puluhan butir benda mirip boba
Akun Instagram @justageneralsurgeon yang di bionya tertulis nama Dr. Miyata, mengunggah sebuah video mengerikan plus menjijikkan. Dalam video dengan caption “Bag of boba” itu terlihat kantong empedu yang setelah dibelah ternyata berisi puluhan butir benda mirip boba. Benda itu masih utuh, nggak tercerna sedikit pun.
Dengan caption hanya seperti di atas tanpa ada penjelasan lebih lanjut, banyak banget orang percaya kalau itu beneran boba yang nggak tercerna tubuh. Kabar kalau boba sulit dicerna jadi makin dipercaya. Orang –terutama orang tua– berbondong-bondong menyebarkan video itu di grup WhatsApp keluarga, diikuti imbauan supaya anak, keponakan, cucu, atau saudara mereka berhenti mengonsumsi boba. Benar-benar bikin dunia boba gonjang-ganjing.
ADVERTISEMENTS
Namun rupanya, kabar kalau kantong empedu itu berisi boba cuma bohong belaka. Mungkin maksud dokternya hanya bercanda ya… (Atau gimana sih?!)
Sebenarnya kalau dicermati lagi, di antara banyak tagar yang disertakan di caption unggahan di atas tuh ada tagar #gallstones Guys. Gallstones kan artinya batu empedu! Iya, jadi yang banyak dikira boba itu ternyata batu empedu 🙁 kabar kalau info di atas hoaks juga dibenarkan Ahli Pencernaan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH. Menurutnya gumpalan daging yang dibawa si dokter memang kantong empedu, namun isinya bukanlah boba. Secara medis nggak mungkin ada boba nyasar ke kantong empedu. Jadi bola-bola hitam berlendir itu adanya batu empedu.
ADVERTISEMENTS
Eh, tapi walaupun hoaks, nggak lantas bisa dijadikan alasan buat jajan boba tiap hari lo! Karena biar gimana pun, kebanyakan boba juga dapat memicu berbagai masalah kesehatan
Tahu sendiri boba itu terbuat dari gula. Kalau kebanyakan bisa-bisa memicu penyakit diabetes dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Pakar kesehatan dr. Tan Shot Yen, menanggapi berita mengenai remaja di Cina yang katanya kena gangguan pencernaan gara-gara keseringan minum boba. Pihak medis menemukan butiran tapioka di dalam usus remaja 14 tahun itu, tepatnya di bagian yang paling dekat dengan anus.
Menurut Tan, berita-berita sensasional semacam itu perlu ditelusuri lebih lanjut, apakah anak tersebut nggak punya masalah pencernaan sebelumnya, yang notabene memicu boba sulit dicerna. Atau apakah si anak itu juga mengonsumsi makanan lain selain boba, yang mungkin jika dikombinasikan sama boba bisa mengganggu pencernaan. Dengan kata lain, isu di atas belum tentu benar 100% bahwa boba-lah satu-satunya yang patut disalahkan. Dan lagi, antara satu orang dengan yang lainnya, jelas nggak bisa disamakan.