Memasuki tahun baru 2022, segala hal dalam hidup kita juga harus baru, dong! Mulai dari resolusi baru, pekerjaan baru, sampai varian Covid-19 yang baru. Omicron, namanya. Dia yang senantiasa mengingatkan kita kalau pandemi masih jauh dari kata selesai.
Varian dari virus Covid-19 ini menular dengan sangat cepat, mendorong lonjakan infeksi yang belum pernah terjadi sebelumnya secara global. Bahkan sekarang, ilmuwan telah mengonfirmasi kasus pertama varian Omicron yang menginfeksi hewan liar, loh!
ADVERTISEMENTS
Penemuan Omicron pada rusa di New York
Penelitian oleh para ilmuwan dari Penn State University menemukan virus Covid-19 varian Omicron pada rusa ekor putih di Staten Island. Rusa-rusa ini menjadi hewan liar pertama yang ditemukan terinfeksi Omicron. Mengutip The New York Times, varian ini terdeteksi pada 7 di antara 68 rusa Staten Island melalui swab PCRÂ yang didanai oleh Institut Pangan dan Pertanian Nasional USDA.
Salah satu rusa yang terjangkit Omicron dikatakan sudah memiliki antibodi yang tinggi terhadap virus, artinya ia mungkin pernah terinfeksi sebelumnya. Karena sifat penyebaran Omicron yang bisa menembus sistem kekebalan tubuh manusia, para peneliti merasa adanya kemungkinan hewan yang sudah pernah terinfeksi varian Covid-19 sebelumnya juga rentan terhadap infeksi ulang.
ADVERTISEMENTS
Bukan pertama kalinya hewan terinfeksi covid-19
Dilansir Medical Xpress, sekitar Agustus sampai November tahun lalu, 80% rusa ekor putih di Iowa juga sempat positif Covid-19. Namun, hal ini terjadi beberapa bulan sebelum munculnya varian Omicron, yaitu saat varian Delta masih mendominasi negara-negara di seluruh dunia. Sementara itu, di negara-negara lain, sudah ditemukan banyak kasus COVID-19 pada hewan peliharaan. Bagaimanapun, COVID-19 adalah virus yang pertama kali ditularkan dari hewan ke manusia.
ADVERTISEMENTS
Memicu kekhawatiran para peneliti
Para peneliti menyimpulkan bahwa rusa-rusa tersebut terinfeksi virus dari manusia. Walaupun belum ditemukan bukti bahwa virus dapat berpindah kembali ke manusia, ada beberapa kasus di mana mutasi virus COVID-19 di hewan bisa menginfeksi kembali manusia. Misalnya, pada tahun 2020, para ilmuwan melaporkan virus COVID-19 yang berpindah dari mink (cerpelai) ke manusia.
Hal tersebut tentu jadi kekhawatiran tersendiri bagi para peneliti karena manusia cenderung berinteraksi dengan hewan-hewan yang kelihatannya tidak bergejala. Padahal, mereka bisa jadi inang baru untuk COVID, yang memungkinkan virus bermutasi dan berevolusi tanpa terdeteksi. Kompleksitas virus pada hewan pun akan lebih sulit untuk dipahami. Takutnya, populasi rusa ekor putih ini malah menjadi pembawa wabah baru di masa depan.