Pandemi Covid-19 belum usai dan menjadi momok menakutkan bagi setiap negara di dunia. Belakangan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasi varian baru Covid-19 B.1.1.529 atau Omicron.
Varian baru virus yang datang dari Afrika Selatan itu dianggap menghawatirkan karena memiliki sejumlah besar mutasi. Para ahli khawatir, peningkatan tajam kasus Covid-19 di Provinsi Gauteng, Afrika Selatan, menandakan varian baru ini memiliki potensi lebih besar daripada varian lainnya. Untuk itu, masyarakat dunia diperingatkan untuk waspada menghadapinya.
ADVERTISEMENTS
Varian ‘Omicron’ disebut lebih menular dan ganas. Kemungkinan menyebar bisa sampai 500 persen
Semua virus, termasuk SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19, berubah seiring waktu. Ada yang memiliki sedikit perubahan atau nggak berdampak sama sekali. Namun, beberapa perubahan bisa memengaruhi tingkat keparahannya, seberapa mudah penyebaran hingga kinerja vaksin untuk melawannya.
Virus Omicron menjadi sorotan lantaran memiliki lebih dari 30 mutasi protein lonjakan yang digunakan virus untuk masuk ke sel manusia. Virus yang terdektesi oleh ilmuan Afrika Selatan pada 23 November silam tengah didalami oleh WHO. Mereka mengatakan perlu beberapa minggu untuk memahami bagaimana varian baru Covid-19 dalam memengaruhi diagnostik terapi dan vaksin.
Pakar epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menjelaskan jika kecepatan penularan bisa 500 persen lebih tinggi. Meski demikian, masyarakat disebutnya tak perlu panik. Vaksin Covid-19 jenis apa pun hingga kini masih efektif, tetapi kemunculan varian Omicron ini jadi pengingat protokol kesehatan nggak boleh kendor.
“Kalau diibaratkan Delta itu 100 persen kecepatannya, lebih cepat daripada virus liar yang di Wuhan. Ini kemungkinan bisa sampai 500 persen,” ujar Dicky Budiman dikutip dari Detik, Minggu (28/11).
Pfizer dan Moderna sendiri tengah menganalisis keampuhan vaksin pada varian Omicron, tetapi membutuhkan waktu setidaknya 100 hari.
ADVERTISEMENTS
Omicron sudah terdeteksi di beberapa wilayah, termasuk Belanda, Inggris, dan Jerman
Dalam dua hari terakhir, negara di Eropa mengumumkan ada pasien yang terinfeksi varian baru Covid-19 Omicron. Otoritas kesehatan Belanda mengatakan bahwa 61 orang yang tiba di Amsterdam dengan penerbangan dari Afrika Selatan pada Jumat (26/11) dinyatakan positif Covid-19.
Sebagai antisipasi potensi terjangkit Omicron, mereka mewajibkan karantina di hotel selama 7 hari kepada yang positif dengan gejala, dan 5 hari tanpa gejala. Sementara yang hasilnya negatif harus tetap di Belanda dan melakukan isolasi dari rumah.
Inggris mengumumkan dua kasus varian Covid-19 Omicron. Mereka diketahui baru melakukan perjalanan dari Afrika Selatan. Hal serupa juga dibagikan Jerman yang menyebut 2 pasien terjangkit varian virus baru ini.
“Dua suspek kasus varian virus baru Omicron yang diklasifikasi oleh Badan Kesehatan Dunia sebagai variant of concern telah terkonfirmasi di Bavaria,” pungkas Kemenkes di negara bagian selatan Jerman dilansir dari CNN.
Belgia, Italia, dan Ceko tak luput dari pemberitan masuknya varian Omicron. Negara Italia bahkan membuat pelarangan masuk bagi mereka yang datang dari Afrika Selatan. Penerbangan dari wilayah itu pun sudah dibatalkan. Sementara, bagi penduduk Italia yang dua pekan belakangan melakoni perjalanan ke Afrika bagian Selatan, mesti melapor ke petugas setempat dan melakukan isolasi selama 10 hari.
Varian ini juga telah menyebar ke Asia, yakni Hong Kong dan China. Kemenkes RI langsung memonitor perkembangan varian Omicron dan memperketat aturan pelaku perjalanan internasional yang masuk ke Indonesia, mereka harus melakukan masa karantina dan tes PCR sebanyak tiga kali. Sementara itu, kita diimbau untuk tetap menjalankan prokes ketat dan jangan sampai kendor mengingat virus yang terus bermutasi ini. Semoga langkah preventif yang ditempuh pemerintah ini efektif mencegah masuknya varian baru Omicron ke negara kita, ya!