UU Baru Diresmikan, Umur Warga Korea Selatan Bisa 2 Tahun Lebih Muda

Korea Selatan atau Korsel memang negara yang dikenal cukup menjunjung tinggi budaya tradisionalnya. Hal ini membuat Korsel memiliki sejumlah aturan-aturan yang unik, salah satunya soal perhitungan umur warganya. Diketahui, Korsel punya perhitungan umur tradisional yang membuat warganya jadi lebih tua satu hingga dua tahun daripada umur secara internasional.

Aturan tersebut seringkali memicu kekhawatiran dan kebingungan warga Korsel apalagi ketika berurusan dengan pelayanan kesehatan atau medis, hukum, dan administrasi. Makanya, berbagai kampanye pengubahan Undang-Undang (UU) soal penghapusan umur Korsel ini semakin ramai selama beberapa tahun terakhir.

RUU mengubah umur Korsel jadi umur internasional akhirnya disahkan, warga Korsel kini pakai umur internasional

Orang Korsel | Foto oleh 준섭 윤 on Pexels

Melansir dari CNN, pemerintah Korsel akhirnya menetapkan UU baru atau mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang mengubah metode penghitungan umur di Negeri Ginseng itu, pada Kamis (10/12) kemarin. Alhasil, Korsel akan mengikuti penghitungan umur warganya secara internasional mulai Juni 2023 mendatang.

Diketahui, Korsel memiliki penghitungan tradisional soal umur warganya yang unik. Di mana bayi yang baru lahir otomatis sudah terhitung berumur satu tahun. Hal ini membuat umur warga Korsel biasanya setahun atau dua tahun lebih tua dari usia aslinya atau usia internasional.

UU baru akan membakukan penggunaan usia internasional di semua wilayah yudisial dan administratif Korsel. Pemerintah juga akan berupaya menyosialisasikan penggunaan umur internasional pada seluruh warganya.

“Pemerintah negara bagian dan lokal akan mendorong warganya untuk menggunakan ‘usia internasional’ mereka dan melakukan promosi yang diperlukan untuk itu,” bunyi dokumen terkait UU umur Korsel, dinukil dari CNN, pada Selasa (13/12).

Revisi aturan itu menurut pemerintah bertujuan untuk mengurangi biaya sosio-ekonomi yang nggak perlu, karena adanya perselisihan hukum dan sosial serta kebingungan warganya yang terus berlanjut terkait perbedaan cara menghitung umur dari dunia internasional. Sementara itu, berdasarkan laporan Yonhap, aturan baru itu bertujuan untuk menyatukan sistem usia yang digunakan di Korsel dengan aturan dunia internasional, sehingga memudahkan urusan administrasi publik.

Warga Korsel sebelumnya punya tiga metode penghitungan umur yang membuat mereka sering kebingungan

Foto dari Leeloo Thefirst on Pexels

Nggak hanya menghitung umur kelahiran dari satu tahun, Korsel seenggaknya punya tiga metode atau sistem penghitungan umur, yakni umur Korsel, umur kalender, dan umur internasional. Hal ini membuat warga Korsel terbiasanya menggunakan ketiga umur tersebut.

Umur internasional mengacu pada kelahiran yang dimulai dari umur nol. Metode penghitungan ini digunakan hampir di setiap negara. Umur internasional biasa digunakan warga Korsel untuk kepentingan formal seperti urusan hukum perdata. Akan tetapi, ketika orang Korsel ditanya umur mereka dalam suasana informal, biasanya mereka akan menggunakan umur Korsel.

Metode umur Korsel menganggap bayi berumur satu tahun saat dilahirkan, kemudian akan ditambah satu tahun setiap masuk tahun baru. Sehingga bisa jadi umur mereka jadi satu atau dua tahun lebih tua dari usai internasional. Di beberapa kondisi, orang Korsel juga pakai umur kalender, yakni penggabungan umur internasional dan umur Korsel, di mana bayi baru lahir tetap dihitung umur nol tahun, tapi tetap menambahkan usia satu tahun setiap tahun baru.

Nggak jarang ketiga metode itu membuat warga Korsel sendiri sering kebingungan saat mengurus administrasi, seperti hukum, urusan kesehatan, atau medis, bahkan jenjang pendidikan. Nah, saat aturan baru ini diterapkan enam bulan ke depan atau Juni 2023, maka umur warga Korsel akan lebih muda satu atau dua tahun dari umur Korea.