Akhir-akhir ini orang-orang yang menjadi sensasi internet mulai bertebaran di mana-mana. Jika dulu paling Duo Keong Racun Sinta dan Jojo sempat jadi viral atau duo Serigala yang terkenal banget kerena goyang dribel-nya, kini lebih banyak sosok yang bisa jadi fenomena di dunia maya. Mau contoh nyata? Lihat aja betapa banyaknya orang yang tiba-tiba jadi selebgram fenomenal. Sebut saja Awkarin dan teman-teman sebangsanya. Kok kayaknya siapa aja bisa ya jadi selebgram?!
Namun tidak demikian jika di Cina. Negara asal panda tersebut memang terkenal sistematis dalam segala sesuatunya. Bahkan untuk menjadi sosok sensasional di dunia maya pun ada loh sekolahnya. Dengan total pengguna smartphone yang mencapai 700 juta orang, pendidikan jadi artis sensasi internet pun makin digandrungi oleh anak muda Cina. Bahkan ada universitas yang buka jurusan khusus untuk mempelajari ini lho. Nggak percaya?! Yuk simak kisah selengkapnya bareng Hipwee News & Feature!
ADVERTISEMENTS
Berkembang pesatnya E-Commerce di Cina membuka peluang baru untuk mencari duit di dunia maya. Saking ketatnya persaingan, sampai ada yang buat pendidikan khususnya
Cina memang tengah mengalami era perubahan yang sangat signifikan. Jika dulu Cina terkenal dengan barang-barang KW dan masih menjaga budaya tradisional, kini negara ini sudah menjelma menjadi salah satu negara pusat teknologi dunia. Terbukti dari banyaknya perusahaan bidang IT yang muncul di sana. Raksasa E-Commerce seperti Alibaba, contohnya. Belum lagi produk-produk ponsel Cina yang mulai dikenal dunia. Semakin menguatkan bukti bahwa Cina kini makin melek teknologi.
Nah hal ini dimaksimalkan dengan benar oleh para anak mudanya. Profesi baru kini muncul di sana. Istilahnya sih, “wanghong” — atau orang yang sedang viral di dunia maya. Yah, kalau di Indonesia sih mirip-mirip sama istilah selebgram, lah.
Melihat semakin maraknya anak muda yang memilih jalur pekerjaan sebagai ‘wanghong’ ini membuat beberapa universitas mulai berpikir kreatif. Yiwu Industrial & Commercial College, misalnya. Mereka mulai membuka jurusan yang mendukung profesi sebagai selebgram. Nah anak muda yang bercita-cita jadi terkenal ini dididik dan diberi bekal yang mumpuni agar ketika lulus tak jadi selebgram yang sembarangan.
ADVERTISEMENTS
Kamu yang suka dandan dan selfie pasti senang dengan kuliahnya. Di sana, kamu diajari untuk ‘menguangkan’ hobimu!
“Zaman sekarang, siapapun bisa jadi terkenal. Asal tahu caranya.”
Barangkali kalimat tersebut benar adanya. Dunia maya memang memudahkan kamu yang bercita-cita yang orang terkenal untuk bisa cepat terkenal. Bahkan kamu yang hobinya belanja dan jalan-jalan di mall pun bisa terkenal kalau kamu benar-benar memaksimalkan hobimu tersebut.
Di Cina, anak muda yang suka dandan dan selfie dibekali dengan trik dan pengetahuan soal hobinya tersebut. Jadi mereka bisa menguangkan hobinya. Mulai dari hal sederhana seperti menyiarkan ‘live’ dirinya sedang jalan-jalan, berfoto dengan baju baru hingga yang cuma sekadar siaran langsung saat dia makan siang pun bisa jadi uang. Dari situ mulai banyak endorse dan uang bakal berdatangan. Ingat, industri ‘wanghong’ atau selebgram di Cina ini nilainya mencapai 7,7 miliar US dolar lho! Siapa sih yang nggak tertarik!
ADVERTISEMENTS
Fenomena seperti ini sejatinya juga terjadi di Indonesia dengan munculnya banyak selebgram dadakan. Kira-kira perlu nggak ya dibuka jurusan ‘selebgram’?
Nah sebenarnya fenomena selebgram ini bukan fenomena baru di Indonesia. Sejak beberapa tahun yang lalu, fenomena selebriti dadakan di internet mulai menjamur. Pertama muncul sejak zaman Twitter. Selebtwit muncul dengan fungsinya sebagai buzzer. Nah di era Instagram, selebgram-selebgram baru mulai bermunculan. Yah padahal sebenarnya postingannya cuma berisi kegiatannya sehari-harinya doang. Namun postingan-postingan kegiatan sehari-hari tersebut nyatanya disukai oleh netizen. Terbukti dari follower mereka yang kian hari kian bertambah.
Sayangnya fenomena selebriti internet dadakan ini juga ada plus-minus kalau di Indonesia. Banyak dari mereka yang karena tiba-tiba jadi terkenal terus bertingkah seenaknya. Mulai dari kalimatnya yang terkesan kasar, pakaiannya yang ‘menantang’ hingga postingannya yang tak sesuai norma. Melihat hal tersebut, mungkin memang perlu deh adanya sekolah dan kurikulum khusus buat jadi selebgram. Biar nggak ada lagi selebgram yang cuma nyari sensasi doang kayak si itu tuh… Hehe