Saat menikmati buku fiksi, biasanya kita membaca cerita dengan runtut dari awal sampai akhir. Tetapi, gimana seandainya pembaca bisa memilih jalan ceritanya sendiri? Pasti asyik nih! Kita bisa mencobanya dengan membaca buku berjudul Gentayangan: Pilih Sendiri Petualangan Sepatu Merahmu. Buku ini adalah karya Intan Paramadhita, penulis sekaligus dosen di Macquarie University Australia.
Buku Gentayangan diterbitkan pada 2017 dan telah memenangkan PEN Translates Award serta Heim Translation Fund Grant dari PEN America. Penasaran gimana ceritanya? Melalui Ubud Writers & Readers Festival yang tahun ini bernama KEMBALI 2020, Intan membahas buku tersebut dengan lengkap. Yuk simak!
ADVERTISEMENTS
Melalui program KEMBALI 2020, Intan Paramadhita membahas bukunya yang berjudul Gentayangan. Buku unik ini mengajak para pembaca untuk memilih jalan cerita sendiri
“Ada 15 jalan cerita yang berbeda di dalam buku. Dalam setiap plot, kamu hidup sebagai seseorang yang bertugas membuat pilihan-pilihan,” kata Intan dalam sesi main program KEMBALI 2020 pada Selasa (3/10).
Buku Gentayangan bercerita tentang seorang perempuan di Jakarta yang bekerja sebagai guru bahasa Inggris. Dia ingin kabur dari kehidupannya yang membosankan, tetapi terlalu miskin untuk traveling. Akhirnya dia bertemu dengan iblis yang memberinya sepasang sepatu merah untuk bertualang. Kemudian, pembaca bisa memilih jalan cerita sendiri sesuai keinginan. Kehidupan perempuan itu akan berubah tergantung keputusan pembaca. Seru banget kan?
ADVERTISEMENTS
Saat menikmati buku Gentayangan, para pembaca bisa melihat dunia dari sudut pandang seorang perempuan. Hal ini menjadi pengalaman yang penting
Buku setebal 512 halaman ini bisa dibaca oleh siapapun. Misalnya anak muda, orang tua, laki-laki, perempuan, serta orang dari berbagai ras dan negara. Tentunya setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda. Tetapi saat membaca buku Gentayangan, mereka diminta untuk mengubah identitasnya menjadi tokoh yang spesifik.
Tokoh utama buku ini adalah seorang perempuan berusia akhir 20-an, single, berkulit coklat, dan tinggal di Jakarta. Identitas itu nggak dimiliki semua orang. Dengan pura-pura menjadi dirinya, para pembaca mendapat kesempatan unik untuk memahami kehidupan dari sudut pandang perempuan. Mulai dari kegelisahannya dalam berkarier, pencarian cinta yang seolah nggak berujung, dan petulangan-petualangan lainnya.
ADVERTISEMENTS
Ternyata, ide buku Gentayangan tercetus dari pengalaman pribadi Intan Paramadhita. Dia tertarik untuk menulis buku tentang petualangan karena pernah menjadi traveler
Intan pernah membaca buku dengan konsep petualangan saat dia masih kecil. Lalu pada 2008, Intan berpikir untuk membuat buku tentang traveling dengan konsep yang sama. Intan merasa tertarik karena dia adalah traveler yang menyelesaikan program doktor di New York. Saat kembali ke Indonesia, dia bingung karena Jakarta nggak terasa seperti rumahnya dulu. Lalu saat kembali ke New York, dia juga merasa kalau tempat itu bukanlah rumahnya.
Pengalaman inilah yang membuat Intan merasa menjadi wanderer (pengembara) yang posisinya berada di tengah-tengah. Ternyata dia menikmatinya dan memutuskan untuk mengolahnya menjadi buku fiksi. Dalam buku Gentayangan, Intan menyediakan berbagai pilihan untuk para pembaca. Ada pilihan yang berakhir gembira, ada juga yang sedih. Jumlah pilihannya pun terbatas sehingga kita perlu bersikap hati-hati. Kondisi ini sama seperti kondisi yang dihadapi traveler.
Lalu, bagaimana cara Intan membuat plot cerita yang rumit? Ternyata dia memulai proyek bukunya dengan membuat “peta” yang besar. Peta itu berisi pilihan-pilihan serta konsekuensi yang bakal terjadi. Jadi dia bisa menjaga konsistensi ceritanya.
Gimana, penasaran pada ceritanya? Yuk kita baca buku Gentayangan: Pilih Sendiri Petualangan Sepatu Merahmu karya Intan Paramadhita. Kamu bakal memperoleh pengalaman membaca yang unik dan berbeda dari biasanya!