Kalau melihat secara umum, tayangan televisi di Indonesia dulu dan sekarang memang makin berubah. Selain karena gempuran teknologi internet, tayangan televisi harus bergelut dengan rating demi tidak kehilangan penonton. Tapi nggak jarang, penonton setia televisi justru merasakan perubahan drastis pada tayangan televisi sekarang ini.
Mulai dari yang acaranya kurang mendidik, penuh gimmick, bahkan tayangan yang isinya hanya ‘tertawa bersama’. Coba cek lagi tayangan dulu vs sekarang versi Hipwee News & Feature berikut ini!
ADVERTISEMENTS
Sinetron dulu mengusung nilai budaya dan perjuangan seorang pemuda teladan bernama Si Doel. Saat ini, pemuda teladan digambarkan kaya raya dan selalu menang
Pada zaman dahulu, sinetron yang tayang di televisi kerap menggambarkan jatuh bangun kehidupan seorang pemuda dan bagaimana ia memperjuangkan pendidikan di tengah ketidakmampuan finansialnya. Tapi kalau sinetron belakangan ini justru sebaliknya. Tokoh utama merupakan pemuda yang sudah mapan secara finansial, tampan, dan jadi pujaan banyak wanita.
ADVERTISEMENTS
Tayangan komedi Srimulat juga berangkat dari sebuah opera khas Jawa. Saat ini, memang masih khas Jawa tetapi skenarionya terasa kurang mengena
Acara Opera van Java pernah mendapat teguran karena dinilai memperagakan adegan kekerasan saat bercanda menggunakan styrofoam. Properti lunak tersebut kerap dipukulkan dan digunakan untuk menjebak pemain dalam sketsa.
ADVERTISEMENTS
Acara musik live dulu selalu mendatangkan bintang tamu berkualitas yang menyanyi secara live. Saat ini namanya acara musik, tapi artisnya hampir selalu lipsync
Acara musik bukankah seharusnya memang menampilkan penyanyi berkualitas? Namun nampaknya acara musik sejenis Dahsyat justru menampilkan penyanyi yang kebanyakan hanya melakukan lipsync. Beberapa kali, beberapa penyanyi pun ketahuan lipsync ketika sound tiba-tiba macet. Selain itu, segmen musik di tayangan Dahsyat justru sangat sedikit, sisanya adalah games dan bercanda dengan penonton.
ADVERTISEMENTS
Talkshow dan acara curhat dari dulu juga sudah ada. Namun konsepnya saat ini makin berbelok ke acara gosip dan rekaan penuh sandiwara
Acara talkshow biasanya berisi bincang-bincang yang dipandu oleh seorang pembawa acara. Dahulu acara talkshow yang banyak diminati adalah Ceriwis, yoo wiss yang dipandu Indra Bekti dan Indy Barends. Namun acara bincang-bincang belakangan ini justru diisi oleh drama terskenario yang berisi sandiwara dan dibuat seolah nyata. Diperankan oleh talent yang belum tenar, mereka pun dipilih berdasarkan casting yang diselenggarakan tim kreatif acara.
ADVERTISEMENTS
Masih ingat acara katakan cinta? Sekarang malah ada katakan putus, yah jadi kandas dong hubungannya
Hampir sama dengan talkhshow, acara seperti katakan cinta dan katakan putus juga terskenario dan sudah direncanakan sebelumnya. Namun makin kesini tayangan sejenis katakan cinta justru makin penuh nilai drama yang kurang masuk akal. Hmmm… kenapa nggak bikin FTV aja sekalian ya?
ADVERTISEMENTS
Berita pagi dulu tayang sangat pagi dengan format yang sangat formal. Saat ini justru tayang lebih siang dengan berita yang lebih ringan
Masyarakat nampaknya makin tidak berminat dengan berita aktual tentang kondisi politik dan ekonomi Indonesia. Hal ini diartikan oleh penyelenggara stasiun televisi sebagai pergeseran minat penonton. Saat ini, tayangan berita pun lebih banyak memberikan informasi soal gaya hidup.
Tayangan sketsa komedi layaknya extravaganza justru beralih ke sketsa yang penuh gimmick
Sketsa komedi Pesbukers berkali-kali mendapat teguran oleh KPI. Beberapa guyonan dianggap tidak senonoh dan tidak pantas ditayangkan di televisi. Selain itu masyarakat juga banyak mengeluhkan sandiwara gimmick yang ditampilkan para artisnya demi mengundang headline berita. Dengan begitu, semakin terkenal artis akan skandalnya, maka makin banyak yang penasaran dan menonton tayangan ini.
Selain hal-hal kontras di atas, masyarakat juga mengeluhkan minimnya durasi tayangan televisi untuk anak-anak. Tayangan khusus anak di hari Minggu justru sangat sebentar, dilanjutkan acara gosip, traveling, dan makan-makan. Secara umum tayangan iklan televisi juga diberi porsi makin banyak, sehingga tayangan yang durasinya satu jam seringkali hanya tayang setengah jam, karena sebagian durasi lainnya termakan oleh iklan. Kalau nonton acara-acara kekinian di televisi sekarang, jadi makin rindu aja sih sama kualitas tontonan dulu.
Cuma katanya tayangan televisi pun pada dasarnya hanya cerminan dari demand atau permintaan penonton. Jadi sebenarnya kualitas tontonan televisi memang sedang menurun atau selera masyarakat kita yang makin rendah?!