Bagi sebagian orang, bersepeda sudah jadi hobi sejak lama, jauh sebelum ada pandemi yang sedang menyapa kita semua. Biasanya mereka akan menghabiskan waktu bersepeda keliling kota saat weekend tiba, hitung-hitung sekalian melepas penat setelah pusing sama urusan pekerjaan di hari-hari sebelumnya. Pecinta sepeda juga banyak yang akhirnya membentuk komunitas sendiri, bikin kegiatan bareng, sampai touring dari satu kota ke kota lain. Nggak sedikit yang menganggap kalau bersepeda itu lebih dari sekadar olahraga, tapi sudah jadi semacam identitasnya.
Memasuki masa-masa pandemi, ternyata tren bersepeda meningkat pesat! Kalau biasanya hanya segelintir orang yang rela bangun pagi dan mengayuh sepeda sampai bikin kaki kram keesokan harinya, sekarang kegiatan ini jadi diminati lebih banyak orang. Tua, muda, anak-anak, orang tua, ibu-ibu, bapak-bapak, semua turut meramaikan tren ini. InstaStory pun kebanjiran momen saat orang ramai-ramai bersepeda di sekitar lingkungannya. Sebenarnya, apa sih yang bikin orang pada demam bersepeda? Dan kira-kira, bagaimana nasib tren ini di masa depan saat pandemi dinyatakan berakhir? Tetap booming kah? Atau bakal surut ya? Hmm…
ADVERTISEMENTS
Sama seperti kegiatan memasak yang mendadak jadi hobi baru banyak orang, begitu pun dengan aktivitas bersepeda. Meningkatnya tren bersepeda ini dibuktikan dengan melejitnya penjualan sepeda beberapa bulan ke belakang!
Beberapa waktu lalu, seorang pengguna Twitter membagikan foto-foto yang menunjukkan antrian mengular di sebuah toko sepeda di Yogyakarta. Benar-benar nggak seperti biasanya, toko itu dipenuhi pengunjung yang mau membeli sepeda. Peningkatan penjualan sepeda juga dicatat Bukalapak, terhitung sejak Maret sampai Juni 2020, transaksi penjualan sepeda di situs itu meningkat 156 persen dibanding saat kondisi sebelum pandemi! Begitu juga di marketplace Tokopedia dan Blibli, tren peningkatan itu juga terjadi. Kebanyakan yang diburu adalah sepeda lipat dan sepeda gunung.
ADVERTISEMENTS
Selain mungkin karena bosan di rumah aja, bisa jadi tren bersepeda ini meningkat karena bantuan media sosial. Apalagi kalau melihat banyak juga artis atau influencer yang meramaikan tren ini
Sedikit banyak, media sosial telah turut memengaruhi terjadinya tren peningkatan bersepeda di kalangan masyarakat. Lihat aja unggahan artis-artis atau selebgram di Instagram, mereka kerap membagikan unggahan saat sedang bersepeda keliling kota. Alhasil, banyak orang yang akhirnya terinspirasi melakukan hal serupa. Ditambah, mungkin mulai banyak juga yang bosan karena terus-terusan berada di dalam rumah. Selain bisa jadi ajang refreshing, bersepeda juga bisa menyehatkan.
ADVERTISEMENTS
Tapi, apakah tren ini bakal awet meski suatu saat pandemi dinyatakan berakhir? Hmm.. nggak yakin juga sih kalau melihat tren yang sama di tahun-tahun sebelumnya~
Masih ingat nggak sih kalian dengan maraknya sepeda fixie atau fixed gear tahun 2007-2008 lalu? Tiba-tiba orang khususnya anak muda, berlomba-lomba merakit sepeda dengan desain yang colorful. Setelahnya, populer sepeda lipat. Sepeda jenis ini banyak diminati karena ukuran dan bentuknya yang ringkas, sehingga mudah dibawa ke mana-mana. Tapi tren tersebut cuma berlangsung selama beberapa saat saja. Kayaknya sejak ada motor dan mobil, sepeda memang populer bukan sebagai moda transportasi utama sih, melainkan hanya sebatas moda alternatif. Jadi kemungkinan tren yang sedang berlangsung sekarang ini juga cuma sementara aja. Kemungkinan lo ya…
Sebenarnya, bagus lo kalau orang pada antusias naik sepeda. Soalnya selain bikin tubuh bugar, penggunaan sepeda juga membantu mengurangi polusi. Kalau kamu juga termasuk yang lagi menggandrungi sepeda belakangan ini, selalu ingat untuk tetap menerapkan etika kesopanan dan berlalu lintas saat berada di jalan ya. Jangan kayak video viral gerombolan pesepeda yang menerobos lampu merah itu, nggak keren sama sekali! Bikin image pesepeda jelek aja deh…