Umumnya kesempatan menjadi seorang ibu bagi perempuan yang sudah menikah menjadi sebuah anugerah yang sungguh tak ternilai harganya. Namun faktanya nggak semua perempuan memiliki kesempatan semudah itu untuk dapat melahirkan anak dari rahimnya sendiri. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seorang perempuan menjadi mandul atau nggak bisa hamil dan melahirkan anak secara normal.
Selain dapat mencoba terapi kesuburan, program bayi tabung dan ibu pengganti, kini teknologi terbaru telah memungkinkan rahim untuk ditransplantasi ke tubuh perempuan yang ingin mengandung anaknya sendiri. Terobosan terbaru dalam bidang medis ini merupakan keajaiban yang selama ini ditunggu-tunggu oleh perempuan yang terlahir tanpa rahim atau karena kondisi tertentu rahimnya tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Sebagaimana dilansir dari CNN, kondisi tersebut dialami oleh 5% perempuan di seluruh dunia lho guys. Bahkan sekarang tingkat kelahiran sehat dari perempuan-perempuan dengan rahim transplantasi ini makin tinggi.
Meski prosedur kompleks yang juga butuh biaya mahal ini, baru bisa diakses oleh kalangan terbatas, paling tidak bisa jadi harapan untuk perempuan-perempuan yang sebenarnya telah divonis tidak akan pernah bisa hamil. Yuk simak info selengkapnya bareng Hipwee News & Feature!
ADVERTISEMENTS
Setelah gagal berulang kali, bayi pertama dari rahim transplantasi berhasil lahir dengan sehat di Swedia pada tahun 2014 yang lalu
Dalam dunia medis, transplantasi rahim sebenarnya memang bukan hal yang benar-benar baru karena dilaporkan telah ada beberapa rumah sakit yang melakukan riset dan percobaan berkaitan dengan hal ini. Program percobaan transplantasi rahim ini diketahui telah berjalan sejak tahun 2011 di berbagai negara dan setelah banyak menemui ‘kegagalan’ dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai alat reproduksi. Program baru benar-benar dinyatakan berhasil saat seorang perempuan Swedia berusia 36 tahun hamil dan sukses melahirkan seorang bayi yang sehat seberat 1,8 kilogram pada tahun 2014 silam.
Masih dilansir dari CNN, hingga tahun 2017 program di Swedia tersebut berhasil melahirkan 8 bayi sehat dari rahim transplantasi. Ini jelas menjadi harapan bagi kemajuan dunia medis untuk membantu para ibu yang terlahir dengan kondisi nggak memiliki rahim atau rahim yang nggak berfungsi. Faktanya, di Amerika saja ada sekitar 13.500 perempuan yang terlahir tanpa rahim. Program transplantasi rahim yang terus dikembangkan ini jelas menjadi temuan yang menjadi harapan bagi banyak perempuan yang rindu memiliki anak namun nggak memiliki rahim sejak lahir.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Kabar terbaru, rumah sakit Baylor University Medical Center di Dallas melaporkan kelahiran bayi hasil tranplantasi rahim yang sukses untuk pertama kalinya di Amerika Serikat
Menyusul keberhasilan di Swedia, untuk pertama kalinya di Amerika Serikat percobaan transplantasi rahim pada seorang perempuan yang dirahasiakan identitasnya berhasil dilakukan hingga pasian tersebut dapat hamil dan melahirkan seorang bayi sehat melalui proses persalinan ceasar. Sebagaimana dilansir dari Futurism, Proses persalinan dari kelahiran bayi transplantasi rahim tersebut berlangsung hampir seharian dan dilakukan dengan hati-hati. Menurut Giuliano Testa, ketua tim percobaan klinis transplantasi rahim dan kepala bedah untuk transplantasi abdominal Baylor Annette C. and Harold C. Simmons Transplant Institute mengungkapkan bahwa apa yang mereka lakukan ini adalah hal yang sulit dan sangat emosional sehingga mereka nggak menyangka program mereka dapat berhasil sejauh ini.
Sebelum program ini berhasil, diketahui rumah sakit tersebut telah melakukan total 4 kali percobaan transplantasi namun sayangnya 3 dari percobaan tersebut gagal dikarenakan aliran darah yang kurang baik di masa kehamilan sehingga terpaksa harus diangkat.
ADVERTISEMENTS
Bayi hasil program transplantasi tersebut dikabarkan lahir dengan sehat dan normal. Bayi yang dilahirkan melalui proses persalinan caesar tersebut belum diketahui pasti tanggal kelahiran maupun jenis kelaminnya dengan alasan privasi
Bayi yang kelahirannya ditangani oleh tim Dr Robert T. Gunby Jr dari rumah sakit Baylor University Medical Center ini dikabarkan lahir dengan sehat. Nggak diketahui pasti nama ibu, tanggal kelahiran dan jenis kelamin bayi tersebut dengan alasan privasi. Sebagai bagian dari rangkaian riset, pihak Baylor University Medical Center di Dallas pun menyatakan akan terus memantau kesehatan dan perkembangan bayi.
Rahim yang dapat didonorkan untuk program transplantasi bisa dari donor hidup maupun donor dari seseorang yang telah meninggal dunia. Pihak rumah sakit Baylor menyatakan mereka berencana untuk menggunakan dua opsi tersebut dalam program transplantasi rahim mereka.
ADVERTISEMENTS
Persalinan dengan transplantasi rahim yang disambut dengan rasa haru tersebut dimungkinkan terjadi berkat donor rahim dari Taylor Siller, seorang ibu (36 tahun)Â yang berprofesi sebagai seorang perawat
Keberhasilan transplantasi rahim tersebut tak lepas dari bantuan dari seorang perempuan yang berusia 36 tahun dan berprofesi sebagai perawat di Dallas, Taylor Siler. Taylor Siler mengungkapan bahwa dirinya tergerak untuk mendonorkan rahimnya karena ibu dari dua anak ini nggak ada rencana untuk menambah anak lagi dan ingin memberikan kesempatan istimewa menjadi seorang ibu kepada perempuan yang menginginkannya.
Dalam sebuah wawancara di sebuah surat kabar, Taylor Siler mengungkapkan bahwa dia menyaksikan sendiri anggota keluarganya yang berjuang keras untuk memiliki bayi dan baginya hal itu terasa nggak adil sehingga dia tergerak untuk melakukan sesuatu yang memberikan pilihan lebih banyak bagi orang yang membutuhkan.
ADVERTISEMENTS
Proses transplantasi rahim yang dilakukan melibatkan multidisiplin ilmu dan melalui proses yang cukup panjang demi hasil yang memuaskan
Untuk dapat melaksanakan program transplantasi rahim ini dibutuhkan lima tahapan mulai dari proses IVF atau bayi tabung, diikuti transplantasi rahim dan apabila berhasil, penanaman embryo dan proses kehamilan seperti yang tergambar dalam gambar skema berikut ini.
Akankah program transplantasi rahim ini menjadi program berhasil yang menjadi jawaban doa bagi para perempuan yang ingin memiliki anak di masa depan? Di Amerika sendiri, program ini masih terus dikembangkan dan masih mengalami jatuh bangun sehingga masih butuh banyak riset dan waktu sampai teknik dan formula terbaik dapat ditemukan. Entah kapan di Indonesia rumah sakit di Indonesia dapat turut mengembangkan program ini, yang pasti semoga saja program ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat di masa depan. Bagaimana menurut kamu?