Baru-baru ini jagat maya dibuat heboh soal kisah seorang pengusaha yang membagikan pengalamannya saat membeli barang mahal di salah satu gerai handphone terkemuka. Dalam video yang diunggah melalui akun Tiktok tersebut, diketahui pria dengan nama Julio mengaku merasa sedikit kesal karena mendapat pelayanan yang kurang baik dari penjaga toko lantaran dirinya datang hanya memakai kaus dan sendal jepit. Ia pun mengira penampilan sederhana tersebut membuat pelayan enggan melayaninya.
Nggak cukup waktu lama, video itu pun dapat reaksi yang beragam dari warganet. Banyak yang setuju dengan postingan pengusaha tersebut karena mengalami kejadian yang serupa, namun di sisi lain banyak juga yang menganggap bahwa video tersebut hanya untuk konten semata.
ADVERTISEMENTS
Merasa dirugikan, pihak toko yang dimaksud pun memberikan tanggapan resmi atas video viral yang terjadi. Namun sang pengunggah tetap berprinsip bahwa hal itu murni pandangan seorang pelanggan yang merasa nggak mendapat pelayanan yang ramah
As much as I don’t wanna meddle in this, this is a gentle reminder to always recheck upon what we see on the internet & rethink upon the kind of contents we post. Press Release from iBox/Erajaya Group 👇🏻 pic.twitter.com/fvrfxeRKeq
— 911, what’s your emergency? (@Muthia911) December 27, 2020
Postingan Tiktok akun @julio.ioio yang mengeluhkan pelayanan kurang memuaskan dari penjaga toko iBox Senayan City akhirnya viral hingga menjadi trending topic di Twitter. Lantas karena nama tokonya disebut dan mendapat reaksi beragam dari warganet, pihak iBox Indonesia pun memberikan tanggapan. Dalam keterangan resminya, iBox meminta TikToker Julio untuk meluangkan waktu dan bertemu membicarakan perihal masalah yang terjadi dengan staf yang melayani. Dalam kesempatan itu, iBox juga memberikan keterangan CCTV hingga kronologis kejadian yang dibeberkan oleh karyawannya.
Reaksi iBox tersebut juga mendapat pro kontra dari masyarakat, pasalnya sang pengunggah video memberikan kritikan sebagai bahan pertimbangan agar pelayanan bisa lebih baik lagi dan sudah mencoba menghubungi yang bersangkutan. Di postingan lain, Julio menambahkan bahwa dirinya nggak ada niat untuk terkenal ataupun menjatuhkan brand sebesar iBox, ia pun mengaku bahwa konten yang ia unggah murni pendapatnya sebagai pelanggan yang merasa dilayani secara ‘ogah-ogahan’ oleh staf di sana hanya karena penampilannya yang sederhana.
ADVERTISEMENTS
Terlepas dari kontroversi di atas, masalah klasik di dunia customer service ini jelas bukan persoalan baru. Ada pelanggan yang selalu mengharapkan pelayanan terbaik, mungkin ada juga karyawan yang punya target penjualan
Viralnya konten tersebut tentu juga dilatabelakangi oleh banyaknya masyarakat yang bisa relate dengan situasi itu. Dari orang yang merasa diremehkan, orang yang sering dijutekin SPG makeup karena riasannya kurang cetar, sampai mereka yang sering merasa dibuntuti dan diawasi berlebihan oleh karyawan toko seakan-akan mau mencuri sesuatu — banyak orang yang akhirnya bisa bersimpati dengan kisah viral di atas. Dan jika ada pelanggan yang kecewa, walaupun itu satu pelanggan saja, tentu saja itu mau tidak mau dilihat sebagai kegagalan dalam konteks pelayanan.
Namun, di sisi lain, ada juga sisi pegawai atau karyawan toko yang juga punya target penjualan dan terkadang harus memilih pelanggan yang paling potensial. Meski itu bukan berarti pembenaran untuk meremehkan atau mendiskriminasikan pelanggan ya. Toko atau penyedia jasa yang berhasil dan memiliki pelanggan setia biasanya adalah mereka yang mampu mempertahankan kualitas pelayanan yang baik terhadap semua orang tanpa terkecuali. Toh sebenarnya sulit banget mengukur potensi penjualan kalau hanya mengandalkan penampilan luar calon pembeli lo~
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Menilai hanya dari penampilan tentu jadi hal yang bisa mengecoh, orang berpenampilan sederhana pun banyak yang kaya raya. Begitu pun sebaliknya…
Pernah nggak sih kamu mengalami kejadian seperti kurang ditanggapi oleh pelayan di toko hanya karena memakai barang yang seadanya, lantas saat ada orang yang datang dengan pakaian lebih menarik dan mewah, sang costumer service pun lebih memilih untuk melayani orang tersebut, kamu dibiarkan begitu saja untuk melihat-lihat. Kalaupun iya, tak perlu merasa sedih ambil saja hikmahnya, bukankah lebih leluasa dan bahagia jika melihat sesuatu tanpa pengawasan yang ekstra? Jadi kamu pun bebas tanpa merasa gelisah diikuti oleh pelayan toko.
Di samping itu, tentunya melayani hanya karena melihat fisik seseorang sebenarnya tidak bisa diandalkan. Pasalnya, seringkali orang yang berpenampilan sederhana bukan berarti dia nggak punya apa-apa lo, justru bisa saja mempunyai harta yang lebih banyak dari orang berpenampilan mewah. Mereka nggak merasa nilai dirinya jatuh hanya karena memakai barang-barang yang murah dan nggak bermerek. Demikian pula, nggak merasa bahwa dirinya akan melonjak dan naik di mata orang lain saat berpenampilan mewah. Justru orang seperti ini lebih yakin mereka jauh bernilai dari semua barang mewah yang ada.
Nggak percaya? sudah banyak kok buktinya, coba lihat bos dari Facebook, Mark Zuckerberg, yang memakai pakaian andalannnya, yakni kaus abu-abu dan celana jeans yang dipadukan dengan sneakers. Tampilan itu sudah menjadi style-nya setiap hari, padahal dengan kekayannya yang lebih dari Rp933,75 triliun dan masuk kedalam daftar orang terkaya di dunia tentu ia bisa saja membeli barang dari Hermes, Bvlgari, Louis Vitton hingga Versace namun kenyataannya ia memilih hidup dengan tampilan sederhana.
Di Indonesia sendiri ada Michael Hartono orang terkaya nomor satu di tanah air yang suka sekali tampil dengan kaus seadanya, bahkan nggak gengsi untuk makan di warung tahu sederhana. Nah, kalau sudah begini masih mau menilai seseorang dari tampilannya?
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Untuk itu, dibutuhkan rasa saling menghargai antara pembeli dan juga penjaga toko. Kalau tidak, mereka yang sering dikecewakan dengan layanan belanja offline seperti ini akhirnya beralih ke belanja online
Pada akhirnya dibutuhkan kerja sama dan saling menghargai antara satu sama lain. Pembeli butuh barang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan mendapat kesempatan pelayanan yang terbaik, sedangkan staf atau penjaga toko memiliki hak untuk dihormati saat menjalankan tugasnya. Untuk itu butuh yang namanya saling toleransi agar kelangsungan bisnis terus terjaga. Kesimpulannya, jangan pernah menilai sesuatu hanya dari tampilan fisik semata karena yang terlihat hanya dari permukaan saja, kamu bisa tertipu. Sudah saatnya untuk belajar lebih dalam dari sisi yang berbeda, ketimbang sekadar dari yang tampak oleh penglihatan.