Hidup dalam pengasingan memang tak enak. Hal itulah yang dialami oleh Kim Jong-Nam, kakak tiri penguasa Korea Utara, Kim Jong-Un, diusir dari negara kelahirannya. Putra pertama dari mantan penguasa Korea Utara, Kim Jong-Il ini sebenarnya pernah digadang-gadang jadi penerus rezim Kim. Tapi peristiwa pada tahun 2001 dimana ia tertangkap mencoba bepergian ke Disneyland Jepang dengan dokumen palsu, mengubah segalanya.
Sejak insiden yang mungkin dianggap sangat memalukan oleh petinggi komunis di Korea Utara itu, Kim Jong-Nam benar-benar diasingkan dari negaranya sendiri. Hidup mengembara dari Moscow, Paris, Jenewa hingga Makau, ia menghembuskan nafas terakhirnya di Malaysia. Ketika sedang menunggu pesawat rute Malaysia-Makau, Kim Jong-Nam tiba-tiba jatuh sakit dan akhirnya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Dugaan sementara, Kim Jong-Nam diracuni dengan metode misterius. Dari rekaman CCTV, intelijen Malaysia dan Korea Selatan tampaknya berhasil mengidentifikasi dua perempuan yang jadi tersangka.
ADVERTISEMENTS
Telah dilakukan dua penangkapan atas terduga pelaku oleh kepolisian Malaysia. Keduanya perempuan dengan paspor Vietnam dan Indonesia
Bermula dari perjalanannya kembali menuju Makau, Kim Jong-Nam yang tengah berada di bandara Kuala Lumpur, Malaysia, dibunuh oleh perempuan tidak dikenal. Dikutip dari Thestar, awalnya Kim Jong-Nam mengaku kepada petugas keberangkatan bandara bahwa ada seseorang merangkulnya dari belakang dan melemparkan cairan ke wajahnya. Dalam perjalanan ke rumah sakit, Kim Jong-Nam menghembuskan nafas terakhir.
Berdasarkan rekaman CCTV, terlihat seorang perempuan yang mengenakan kaos bertuliskan LOL yang diduga sebagai pelakunya. Perempuan pertama yang ditangkap membawa paspor Vietnam dengan identitas Doan Thin Hoang. Tak lama setelahnya, seorang perempuan bernama Siti Aishah pun ditangkap pihak kepolisian Malaysia. Nah fakta yang mengejutkan, ternyata Siti Aishah ini memiliki paspor Indonesia dan lahir di Serang, Banten! Sejauh ini, masih belum ada konfirmasi sih soal keaslian paspornya.
ADVERTISEMENTS
Kim Jong-Un terkenal sadis bahkan terhadap keluarga sendiri. Menurut intel dari Korea Selatan, sudah banyak anggota keluarga Kim yang dieksekusi setelah Kim Jong-Un berkuasa
Setelah kasus pembunuhan Kim Jong-Nam ini mencuat, pihak intel Korea Selatan adalah salah satu yang lantang menyuarakan pandangannya. Dikutip dari New York Times, dua orang wanita yang menjadi algojo kematian Kim Jong-Nam adalah orang suruhan Korea Utara. Kim Jong-Un sendiri memang sudah terkenal sadis dan tak pandang bulu kepada siapapun. Termasuk keluarganya sendiri.
Banyak petinggi Korea Utara yang mati dieksekusi atas perintahnya. Pun demikian dengan nasib sang paman, Jang Song Thaek. Ia juga turut dieksekusi oleh Kim Jong-Un pada 2013 silam. Untuk kasus Kim Jong-Nam, pihak Korea Selatan sendiri mengatakan bahwa pada tahun 2010 silam pernah ada rencana pembunuhan terhadap Kim Jong-Nam. Sejak itulah kehidupan Kim Jong-Nam berpindah-pindah.
ADVERTISEMENTS
Padahal Kim Jong-Nam sendiri pernah bilang tak punya ambisi politik. Ia lebih ingin hidup bebas daripada terkekang di negara sendiri
Pernah disebut sebagai calon pengganti sang ayah, Kim Jong-Nam memilih untuk acuh terhadap hal tersebut. Kehidupannya yang sejak kecil serba dibatasi membuatnya merasa terkekang. Ketika ia punya kesempatan untuk bebas, ia memilih untuk hidup bebas tanpa terikat oleh negara dan nama keluarganya. Karena itu ia kerap terlihat berjudi, bermain wanita dan menghambur-hamburkan uang. Yah, julukannya aja ‘playboy’.
Namun menurut pihak Korea Selatan, Kim Jong-Un menganggapnya sebagai ancaman. Karena Kim Jong-Nam adalah anak tertua, masuk akal sih kalau dia dianggap ancaman. Akan tetapi mungkin ada alasan lain kenapa Kim Jong-Nam dibunuh. Sifatnya yang hobi foya-foya dan opininya yang blak-blakan menentang Kim Jong-Un dianggap memalukan keluarga dan negara. Terlepas dari tuduhan itu, pihak Korea Utara sendiri belum memberikan konfirmasi. Mereka malah meminta jenazah Kim Jong-Nam segera dikirim pulang.
Yah, semoga kasus ini segera menemui titik terang. Terutama kenapa ada satu warga negara kita yang diduga terlibat dalam kasus politik internasional ini. Terlebih lagi ketika tuduhannya jadi antek-antek Korea Utara.