Berita bencana alam yang kamu lihat lewat siaran televisi, anehnya sering dibarengi dengan berita tentang migrasi hewan-hewan dari tempat bencana. Kalau kamu ingat, kerap kali para hewan ini melakukan migrasi dari tempat bencana bahkan sebelum musibah terjadi. Entah beberapa hari sebelum hari H atau tinggal hitungan jam, hewan-hewan tersebut kompak untuk pergi migrasi bersama.
Selain itu, gerak-gerik hewan yang gelisah juga sering terlihat sebelum bencana alam terjadi. Peristiwa ini tentu membuatmu bertanya-tanya kenapa perilaku hewan bisa begitu. Yuk, simak apa kira-kira penyebab hewan sampai berlarian dan terlihat gelisah saat mau bencana dalam ulasan Hipwee News & Feature ini!
ADVERTISEMENTS
Kawanan hewan yang selalu berlarian sebelum bencana alam terjadi, sebenarnya telah tercatat sejak zaman dulu kala. Ini sama sekali bukan fenomena baru~
Menurut catatan sejarah 373 SM, dunia mulai mengetahui perilaku hewan yang nggak lazim itu sejak masa Yunani kuno. Hewan-hewan itu pergi dari kota Helice sebelum gempa besar terjadi di kota tersebut beberapa hari kemudian. Nah flashback sebentar, beberapa tahun silam saat terjadi gempa besar dan tsunami pada 2004 di Samudera Hindia, banyak yang mengatakan ada yang aneh dari perilaku para hewan. Misalnya yaitu di Sri Lanka gajah-gajah berteriak lalu lari ke ketinggian, anjing peliharaan yang nggak mau keluar rumah, dan burung-burung yang meninggalkan sarang.
ADVERTISEMENTS
Di Indonesia sebelum terjadi letusan Gunung Kelud, para hewan memang banyak terlihat berlarian turun ke bawah
Dikutip dari laman Kompas, Penelitian Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Surono di Kelud membenarkan laporan soal binatang yang turun gunung sebelum letusan terjadi. Banyak hewan berlarian menuruni gunung, seperti ular dan kijang. Hal ini juga diimbangi dengan ratusan tawon yang tiba-tiba kebingungan dan marah tanpa sebab kepada siapapun orang yang ada di dekatnya.
ADVERTISEMENTS
Dari peristiwa banyaknya hewan bermigrasi ke suatu tempat dan berperilaku aneh sebelum terjadi bencana, para peneliti menduga kalau hewan memiliki indera yang lebih tajam dari manusia
Para hewan yang banyak berlarian dan bertingkah laku aneh sebelum terjadi bencana membuat para peneliti percaya kalau indera hewan memang lebih tajam dari manusia. Dikutip dari laman CNN Indonesia Hiroyuki Yamauchi dari National Tsing Hua University pernah melakukan survei tentang mengenai reaksi kucing sebelum gempa terjadi. Hasil survei itu mengatakan kalau sekitar enam hari sebelumnya, sejumlah kucing berperilaku aneh dan terlihat mudah sekali stres, bahkan marah-marah terus. Para peneliti pun yakin kalau hal itu adalah respons dari kucing yang mengetahui akan ada bencana lewat pendengarannya.
Dilansir dari laman The Seeker, studi yang dilakukan Henry Streby dari University of California Berkeley yang dijelaskannya dalam jurnal Current Biology yaitu burung jenis warbler meninggalkan habitatnya 24 jam sebelum badai menimpa tempatnya. Ketika ahli cuaca datang di The Weather Channel menyampaikan kalau akan ada badai yang datang, ternyata burung-burung sudah pergi mengevakuasi diri. Hmm… jadi memang benar indera mereka sangat tajam!
ADVERTISEMENTS
Hal tersebut juga senada dengan fakta bahwa suara bising yang muncul saat gunung akan meletus, ternyata hanya bisa didengar oleh beberapa hewan tertentu
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono seperti dilansir dari Kompas, dikatakan kalau sebelum Gunung Kelud meletus, kondisi gunung sangat tenang. Namun, beberapa saat kemudian gunung Kelud mengeluarkan suara bising yang hanya bisa didengar hewan tertentu. Hewan yang tak tahan mendengar suara bising tersebut akan turun gunung.
Maklum, kemampuan mendengar manusia berbeda dengan hewan, yakni manusia hanya mampu mendengar suara dengan frekuensi 20 Hz- 20 kHz, sedangkan hewan seperti kelelawar atau lebah bisa menangkap suara dengan frekuensi sampai di atas 100 kHz.
ADVERTISEMENTS