Berkendara saat ini sudah jadi kebutuhan sebagian besar orang. Aktivitas yang padat dan beragam mau tak mau membuat kita harus siap buat bermobilisasi ke berbagai tempat. Tapi apa jadinya kalau di tengah perjalanan kita dapet apes karena kontak dengan pengendara lain. Lebih parah lagi, seorang wanita ini kena tampar bapak-bapak karena masalah sepele di jalan. Perjalanan berubah jadi mimpi buruk dipenuhi emosi-emosi yang bakal merusak mood kita seharian.
Nyatanya adu mulut dan saling menyalahkan satu sama lain di jalan raya nggak hanya sekali ini saja terjadi. Seringnya pengguna jalan memang sulit kontrol emosi, padahal kalau dipikir dengan kepala dingin, permasalahan bakal lebih cepat selesai. Usut punya usut, para ilmuwah psikologi pun sudah berhasil memetakan kenapa pengendara suka emosian di jalan. Mendingan kamu simak uraian Hipwee News & Feature di bawah ini, biar kamu paham soal kasus dan penjelasannya secara ilmiah. Yuk cus!
ADVERTISEMENTS
Kronologi kejadian wanita yang ditampar di jalan tol. Masalahnya sepele banget, karena nggak bisa nahan emosi akibatnya jadi fatal
Lagi-lagi sebuah video amatir viral di media sosial. Namun yang bikin beda dengan kejadian ‘video marah-marah di jalan’ lainnya adalah karena adanya bumbu kekerasan yang nggak sengaja terekam. Hanya berawal dari menyalip, seorang wanita berinisial EB ini diberhentikan oleh seorang bapak-bapak pengendara mobil berpelat F 1522 MM. Bapak tersebut pun marah-marah sambil membentak. Kejadian ini berlangsung di jalan Tol Jakarta-Tangerang. Kurang lebih begini dialog dalam video tersebut.
“Bener tidak kamu bawa kendaraan? Make aturan! Semua antri disini”
“Bapak umur berapa?”
“Mulutnya gua tampar!” Lalu bapak tersebut menampar wanita.
“Hey b*****t ya! Nggak usah nampar-nampar cewek dong!”
“A***ng loh pada tanya umur, bin****g!”
Adegan itu berakhir dengan saling memaki dengan kata kasar satu sama lain. Video asli dari kejadian ini nggak Hipwee tampilkan ya guys karena jelas mengandung unsur kekesaran dan banyak banget kalimat yang perlu sensoran. Kalau kalian merasa bisa menontonnya dengan bijak silakan cari di situs berbagi video ya! 🙂
ADVERTISEMENTS
Aparat kepolisian akhirnya mengimbau wanita yang jadi korban kekerasan ini untuk melaporkan pada pihak berwajib. Sebenarnya biar ada tindak lanjut dan bikin efek jera buat yang lain
Akhir-akhir ini memang sering sekali beredar video adu mulut di jalan. Saling merekam dan saling menyebarkan. Kali ini, karena kejadiannya sampai melibatkan tindak kekerasan, kejadian ini bisa saja dibawa ke ranah hukum. Dilansir melalui Kumparan, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan pihaknya belum mendapat laporan soal kasus ini. Namun beliau tetap menghimbau korban untuk melapor agar bisa ditindak lanjuti dan dilakukan visum.
ADVERTISEMENTS
Marah-marah di jalan dan diunggah ke medsos, sampe bosen lihatnya. Saking banyaknya yang nggak bisa kontrol emosi, kenapa nggak baik-baik ajasih ngomongnya?
Ingat ‘kan soal pengendara yang emosi dengan polisi di jalanan, atau soal bagaimana kasus derek mobil yang banyak berakhir dengan kemarahan. Sudah tak terhitung bahkan kasus-kasus kemarahan di lalu lintas yang terekam kamera dan tersebar jadi tontonan jutaan pasang mata di seluruh negeri. Tapi tetap tidak ada yang berubah dari kultur saling menyalahkan di jalan raya. Meskipun dalam keseharian kita baik-baik saja, tidak ada permasalahan pribadi, ketika di jalan raya tetap saja emosi sangat mudah terluapkan. Fenomena ini bahkan terkenal dengan istilah road rage atau perilaku nggak karuan di jalanan.
ADVERTISEMENTS
Suka emosi di jalan atau road rage bisa dijelaskan secara psikologis lho. Coba pahami dulu nih…
Jadi, ada istilah psikologi yang disebut deindividuation. Kuncinya ada di masing-masing dari pengendara yang merasa anonim, merasa nggak dikenal di jalan dan kemudian berbuat seenaknya tanpa mempedulikan sikapnya sendiri. Di jalanan, kita nggak pernah merasa mengenal satu sama lain kan? Inilah yang membuat kita merasa berhak untuk jadi ‘penguasa’ atas apa yang kita kendarai.
Kebanyakan pengendara juga merasa paling benar dalam berkendara. Hanya merasa aja lho ya! Bahkan sudah ada penelitian terhadap 220 pengendara berlisensi di Australia. Hasilnya, sebagian besar pengendara yang merasa mengemudi paling benar justru pengendara agresif dan lebih berbahaya bagi pengendara lain. Buat introspeksi diri, ada nih film kartun Goofy Motormania yang tepat banget buat mendeskripsikan perilaku pengendara yang seenaknya. Menceritakan seorang warga biasa yang baik hati, tapi ketika nyetir kepribadiannya berubah jadi monster!
Selain hal diatas, tentu ada alasan lain yang bikin para pengendara sering naik darah di jalanan. Seperti mood, cuaca yang panas, dan stres karena macet. Nah, ayo deh kita budayakan sabar. Marah nggak ada guna, hanya menguras waktu dan emosi saja, yang penting kan sampai tujuan dengan selamat! Apalagi kalau sampai pakai kekerasan seperti kasus di Tol Jakarta- Tangerang, duh ketertlaluan itu namanya. Korbannya pun wanita, hmmm… bikin miris. Lebih baik introspeksi diri masing-masing deh!