Media sosial baru saja diramaikan dengan keluhan massal para penonton festival musik tersohor, Lalala Fest, yang digelar di Lembang, Bandung, akhir pekan lalu. Festival musik ini banyak dilirik karena line up-nya memang nggak main-main, sebut saja Honne, The Internet, Crush, dan sederet band lokal seperti Sheila on 7 dan Svmmerdose. Tapi sayangnya, banyak pengunjung yang mengeluh karena penyelenggaraannya sangat jauh dari ekspektasi.
Tapi kalau berbicara soal kegagalan festival musik, sebenarnya ada satu yang paling legendaris sampai ramai dibikin film dokumenter. Pernah dengar Fyre Festival? Pertunjukkan ini digelar di Bahama, Kepulauan Karibia dan berlangsung selama 3 hari. Penonton diiming-imingi suasana pantai nan syahdu, penginapan villa mewah, transportasi pakai jet pribadi, dan makanan yang disajikan chef internasional. Tapi pas sudah sampai lokasi, mereka malah dibiarkan terlantar tanpa penginapan layak, sedikit sekali makanan atau minuman, dan tidak ada transportasi keluar pulau karena konser gagal diselenggarakan!
ADVERTISEMENTS
1. Pada 2017 lalu, publik dihebohkan dengan kegagalan Fyre Festival yang digadang-gadang akan jadi festival terbesar, termewah, dan tersohor. Nyatanya, festival ini tidak benar-benar terwujud
ADVERTISEMENTS
2. Pesta yang harusnya digelar 3 hari ini rencananya bakal berlangsung di private beach di Pulau Great Exuma, Bahama, dikutip dari Business Insider
ADVERTISEMENTS
3. Yang bikin makin meyakinkan, Fyre Festival ini dipromosikan langsung sama sederet artis papan atas seperti Bella Hadid, Hailey Baldwin, dan Kendall Jenner lo!
Lewat iklan yang tersebar itu, publik terutama orang-orang berduit dan berpengaruh kayak selebgram atau influencer, tergiur buat datang. Mereka berekspektasi bakal menghadiri pesta mewah di pantai berpasir putih dan bebas pakai bikini.
ADVERTISEMENTS
4. Karena ekspektasi yang tinggi itu pula, orang rela-rela aja keluar duit tiket yang harganya berkisar antara Rp13 jutaan sampai Rp150 jutaan!
ADVERTISEMENTS
5. Tapi… ternyata setelah sampai sana, mereka sama sekali nggak menemukan pemandangan yang sudah melayang-layang di pikiran mereka sejak berangkat!
So Fyre Fest is a complete disaster. Mass chaos. No organization. No one knows where to go. There are no villas, just a disaster tent city. pic.twitter.com/1lSWtnk7cA
— William Needham Finley IV (@WNFIV) April 27, 2017
Alih-alih bisa langsung istirahat di villa mewah yang dijanjikan, sesampainya di Pulau Great Exuma, para penonton justru dihadapkan pada semacam setting tempat konser yang belum jadi. Kata Seth Crossno, seorang blogger dan podcaster, masih banyak pekerja konstruksi berkeliaran, pick-up dan truk juga ada dimana-mana. Beneran nggak ada tanda-tanda bakal ada konser!
ADVERTISEMENTS
6. Koper-koper penonton diangkut pakai mobil boks dan dilempar begitu aja setelah sampai lokasi. Mana tempatnya itu gelap gitu lo, jadi berasa persami nggak sih?!
This is how Fyre Fest handles luggage. Just drop it out of a shipping container. At night. With no lights. #fyrefestival pic.twitter.com/X5CdZRyJWo
— William Needham Finley IV (@WNFIV) April 28, 2017
7. Penginapan yang katanya luxury itu ternyata cuma cuma tenda-tenda putih mirip di pengungsian! Kasur di dalamnya pun basah kena hujan. Mereka benar-benar jadi terlantar. Kasihan deh pokoknya
8. Konsumsi yang tadinya dibayangkan akan serupa di restoran mewah, ternyata juga cuma makanan boks yang isinya roti dan keju! Sama sekali nggak ada chef profesional yang memasak buat mereka
When he asks what’s for dinner. That Fyre ??? #FyreFestival pic.twitter.com/Ed2Y9nUaR5
— ArienaRenee (@IamArienaRenee) January 26, 2019
9. Selain sejumlah fasilitas mewah, penyelenggara juga menjanjikan line up kece macam Blink-182, tapi bahkan sebelum acara, band itu membatalkan performance-nya
— blink-182 (@blink182) April 27, 2017
10. Kesal dan marah karena acaranya nggak jelas, banyak orang akhirnya memutuskan buat balik ke Miami. Tapi sedihnya, nggak sedikit yang malah berujung terlantar di bandara karena di sana nggak kalah chaos-nya
11. Nggak cuma merugikan para penontonnya aja, penduduk lokal yang tinggal di lokasi juga ikut kena getahnya. Mereka sudah mengeluarkan ratusan juta rupiah buat support konsumsi, tapi malah belum diganti sama pihak panitia
12. Billy McFarland, selaku promotor festival ini juga gagal menggaji orang-orang lokal yang ikut membantu terselenggaranya acara. Ia pun dijatuhi hukuman 6 tahun penjara atas penipuan, pada Oktober lalu
Kegagalan total sebuah acara yang sangat populer di kalangan anak-anak hits, seperti di atas, sepertinya cukup jadi pembelajaran penting bagi kita semua supaya nggak langsung percaya dengan embel-embel Instagrammable yang banyak dijual buat event kayak ini. Hmm.. semoga aja kejadian serupa nggak bakal terjadi lagi deh ya!