Kanker payudara jadi salah satu penyakit yang paling ditakuti wanita hampir di seluruh dunia. Ya gimana nggak, kanker ini memang jadi salah satu kanker paling mematikan bagi wanita selain kanker serviks. Wajar saja kalau kemudian jadi dianggap ‘momok’ bagi banyak wanita. Sebenarnya banyak kasus penderita kanker payudara sembuh setelah dilakukan operasi pengangkatan payudara. Sebut saja artis Hollywood Sharon Osbourne, Wanda Sykes, dan Kathy Bates, yang sama-sama rela kehilangan ‘aset’nya demi bisa sembuh dari kanker payudara.
Tapi meski telah dinyatakan sembuh, banyak pasien penderita kanker payudara ini yang jadi nggak pede setelah payudara mereka diangkat. Apalagi kalau pada belum menikah. Yang namanya kehilangan salah satu ‘aset’ tentu bukan hal mudah yang bisa dilalui para wanita. Nah, di luar negeri banyak para seniman tato yang membantu mengubah rasa nggak percaya diri itu jadi optimisme. Yuk, baca selengkapnya bareng Hipwee News & Feature berikut ini!
Banyak wanita merasa nggak jadi perempuan seutuhnya setelah kehilangan payudaranya
Mastektomi atau operasi pengangkatan payudara adalah salah satu tindakan yang sering dilakukan dokter kepada penderita kanker payudara. Mastektomi bisa dilakukan pada salah satu payudara, atau sekaligus keduanya. Dalam beberapa kasus mastektomi, puting wanita masih bisa dipertahankan. Tapi banyak juga kasus dimana dokter terpaksa harus mengangkat putingnya juga.
Sebagian wanita ada yang oke-oke saja dengan payudara yang datar setelah mastektomi. Sebagian lagi memilih untuk merekonstruksi ‘gundukan’ tanpa menambah puting. Tapi sebagian lain harus ‘menambah’ puting juga baru bisa merasa percaya diri dan optimis. Meski pasangan mereka mungkin sebenarnya menerima-menerima aja, tapi perasaan nggak pede itu tetap saja tak bisa dihindari.
Untungnya kini ada cara untuk ‘mengembalikan’ puting setelah prosedur mastektomi. Para wanita modern punya pilihan
Cara pertama adalah dengan membuat puting dan areola baru dengan mengambil jaringan dari bagian tubuh lain. Areola sendiri adalah daerah gelap yang mengelilingi puting. Sedangkan cara lain adalah dengan membuat tato puting 3D secara langsung pada ‘gundukan’ payudara. Yang perlu jadi catatan, para wanita yang menghendaki proses rekonstruksi payudara ini, baik cara pertama atau kedua, harus menunggu setidaknya 6 bulan pasca mastektomi untuk proses pemulihan. Baru prosedur ‘penyempurnaan’ payudara bisa dilakukan.
Tapi baru-baru ini metode tato 3D justru lebih banyak diminati lho!
Iya, mereka para wanita tak perlu lagi melalui prosedur operasi untuk penambahan jaringan seperti halnya cara pertama yang disebutkan di atas. Ketika sudah pulih pasca mastektomi, mereka bisa langsung menemui seniman tato yang memang menerima jasa tersebut. Prosedurnya kurang lebih hanya 1 jam, dengan risiko infeksi lebih kecil dan tanpa rasa sakit. Tak perlu khawatir bagi wanita yang kehilangan dua payudaranya, pembuat tato bisa membuatnya simetris, seperti puting yang normal. Berbagai kelebihan itu yang membuat cara ini lebih banyak dipilih.
Sebelum memilih melakukan tato 3D, pasien harus konsultasi pada dokter
Konsultasi dilakukan setelah mastektomi berlangsung. Pasien harus bertanya ke dokter untuk mengetahui lokasi terbaik yang akan ditato berdasarkan kesehatan kulit di sekitar payudara. Mengingat kulit yang terlalu tipis sangat tak disarankan untuk ditato. Selain itu, sebelum mastektomi dilakukan, pasien juga bisa bicara kepada dokter bahwa ia ada rencana untuk membuat tato puting 3D setelah operasi. Ini agar dokter bisa mengira-ngira bagian mana yang akan dibedah karena bekas luka operasi sangat memengaruhi penempatan atau posisi tato.
Seorang seniman tato puting 3D, Jeff Paetzold, pekerjaannya penuh dengan momen menyentuh. Ia sering terharu ketika para pejuang kanker payudara puas atas hasil tatonya. Mereka berkata pada Jeff bahwa Jeff membuat hidup mereka kembali sempurna. Huhu terharu ya 🙁