Tahun ajaran baru di Indonesia yang dimulai pada bulan Juli 2020 ini tentu terasa jauh berbeda dengan tahun-tahun ajaran baru sebelumnya. Selain karena masih berada di situasi pandemi yang tak menentu, ada banyak sekali sistem-sistem baru yang diciptakan untuk menghadapi kondisi tersebut. Jelas ini menjadi beban sekaligus tantangan baru bagi banyak pihak, terlebih untuk para guru dan siswa. Mau tak mau kita harus menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat ini.
Berbagai kekagetan, keluhan, hingga fenomena-fenomena tak biasa satu demi satu mulai bermunculan saat pemerintah memberlakukan aturan baru dalam berbagai hal, termasuk ranah pendidikan. Tentu saja ini menjadi persoalan baru yang dirasakan oleh hampir semua sektor pendidikan, mulai dari TK hingga perguruan tinggi. Beginilah lika-liku serta tantangan yang saat ini sedang dihadapi dunia pendidikan Indonesia.
ADVERTISEMENTS
Nggak terlalu jauh berbeda dengan hari-hari biasa, pagi-pagi udah harus rapi dan duduk di depan layar sambil nunggu pembelajaran online
Jika pada hari-hari biasanya anak sekolahan dan para tenaga pengajar harus bersiap-siap mengenakan seragam lalu berangkat menuju ke sekolah masing-masing, di masa pandemi ini memang sedikit berbeda. Meski sama-sama harus bersiap, memakai pakaian layak dan juga rapi, kita tak perlu datang untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara langsung dengan tatap muka. Sebaliknya, kita melakukan aktivitas tersebut melalui rumah masing-masing dengan cara online. Ini benar-benar menjadi fenomena unik yang baru, di mana kamu harus bersiap setiap pagi seperti biasanya dan duduk manis di depan layar ponsel ataupun laptop untuk menunggu pembelajaran online.
ADVERTISEMENTS
Kalau sebatas pakai WhatsApp sih banyak yang udah familiar, tapi ternyata banyak banget yang masih nggak paham saat menggunakan platform lain seperti zoom
Nggak sedikit orang yang baru mengetahui dan memakai aplikasi semacam Zoom atau Google Meet di tengah masa pandemi karena memang kebutuhan yang mendadak. Beda halnya dengan aplikasi telekomunikasi yang lebih umum seperti Whatsapp dan semacamnya. Makanya nggak heran jika dalam penggunaannya pun masih banyak yang kurang paham. Alih-alih bisa lancar dalam mengoperasikan aplikasi tersebut, seringnya malah serba bingung gimana cara menghidupkan kameranya, gimana biar microphone bisa dimute, atau bahkan kebingungan gimana caranya untuk bergabung dalam komunikasi yang dilakukan bersama-sama secara bersamaan.
ADVERTISEMENTS
Kendala sinyal sering banget dialami oleh guru atau siswa yang berasal dari daerah pelosok
Persoalan yang satu ini menjadi salah satu kendala yang paling berat dirasakan dengan adanya sistem belajar online. Bagi para guru dan siswa yang hidup di daerah perkotaan sih mungkin aja hal ini bukan jadi masalah yang serius. Toh memang di kota besar kita bisa dengan mudah menemukan sinyal yang bagus untuk melakukan komunikasi jarak jauh. Bahkan nggak sedikit juga yang telah memiliki layanan jaringan WiFi secara mandiri di rumahnya masing-masing. Namun beda ceritanya dengan mereka yang hidup di daerah pelosok. Jangankan bisa menikmati fasilitas internet cepat menggunakan layanan WiFi, lha wong bisa dapat sinyal internet bagus di ponsel aja udah untung-untungan.
ADVERTISEMENTS
Belum lagi harga paketan internet dari setiap provider yang terkadang dirasa begitu mahal. Udah beli mahal-mahal kalau nggak ada sinyal kan repot juga
Nggak dimungkiri lagi bahwa harga paketan internet di Indonesia itu masih mahal dan kadang tak terjangkau oleh para masyarakat kecil. Apalagi di tengah kondisi seperti ini, masyarakat pasti lebih mementingkan uangnya dialokasikan untuk makan sehari-hari karena pemasukan berkurang daripada digunakan untuk membeli paketan internet. Padahal kalau dipikir-pikir juga saat ini sama pentingnya karena kebutuhan yang serba mendadak dan berbeda. Akhirnya kita sebagai masyarakat kecil juga serba salah dan bingung mau gimana lagi.
ADVERTISEMENTS
Nggak cuma itu, kadang juga muncul keluhan tentang HP yang kurang memadai
Namanya juga masyarakat dengan berbagai macam latar belakang, ada yang mampu, tapi nggak sedikit juga yang kurang mampu. Buat makan sehari-hari di tengah bencana aja udah susah banget, apalagi harus memiliki HP dengan spesifikasi yang memadai. Kedengarannya kok seperti memaksakan sekali. Nggak heran tuh jika sedang dilakukan kegiatan belajar mengajar secara online, pasti ada aja keluhan-keluhan seputar gadget yang kurang mendukung untuk interaksi live secara beramai-ramai.
Semoga aja pandemi COVID-19 ini segera hilang dari muka bumi, khususnya di Indonesia deh ya. Masalahnya yang terkenda imbas buruknya nggak hanya pihak-pihak tertentu aja, tapi nyaris hampir seluruh lapisan masyarakat di Indonesia mengalami keterpurukan akibat adanya bencana yang satu ini. Tetap semangat dan tentunya ikuti terus perkembangan yang ada sambil tertib dalam menerapkan protokol kesehatan yang telah dianjurkan ya!