Bukan Sekadar Gulungan Tisu Saja, Ini 10 Fakta Unik Tentang Tisu Toilet yang Belum Kamu Tahu

Tisu toilet. Mungkin terdengar sepele bagi sebagian dari kita. Wajar sih, masih ada sekitar 70-75% warga dunia yang tidak bergantung pada gulungan tisu untuk ‘menyelesaikan urusan ke belakangnya’. Tapi semakin bertambahnya penduduk Indonesia yang beralih ke toilet duduk, makin penting juga sebuah gulungan tisu toilet bagi kehidupan sehari-hari kita.

Barang yang satu ini sebenarnya termasuk inovasi baru lho, alias baru terkenal di abad kemarin. Tapi popularitasnya langsung meroket sampai banyak orang yang mengaku tak bisa hidup tanpa tisu toilet. Terutama mereka dari negara-negara maju dengan konsep toilet kering. Dibandingkan makanan, 49% dari responden  di sana mengaku lebih memilih membawa tisu toilet jika terdampar di pulau tak berpenghuni.

ADVERTISEMENTS

1.  Perkembangan terbaru ada di Jepang. Bukan cuma tisu toilet untuk membersihkan diri, di negeri Sakura juga tersedia tisu toilet untuk bersihkan layar HP-mu

Karena bakteri pada HP bisa lebih ganas dari bakteri dalam toilet.

Karena bakteri pada HP bisa lebih ganas dari bakteri pada toilet. via timesofindia.indiatimes.com

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

2. Pasti tak ada yang menyangka kalau sejarah tisu toilet pertama kali ditemukan di Cina, tepatnya di abad ke-4 Masehi. Padahal sekarang kotornya toilet-toilet umum jadi masalah nasional

Berasal dari Tiongkok.

Mungkin karena kertas juga pertama kali ditemukan di negara ini via china-mike.com

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

3. Tapi tisu toilet modern dalam bentuk yang kita kenal sekarang pertama kali diproduksi di Amerika Serikat, pada tahun 1857. Oleh pria bernama Joseph Gayetty

Juga sebagai produsen.

Produsen pertama, namanya juga di print pada produksi tisu toiletnya via

4. Jadi tak mengherankan jika sekarang AS adalah negara nomor satu sebagai pengguna tisu toilet. Finlandia dan Belgia menyusul setelahnya

Pengguna nomor satu tisu toilet dunia.

Penggunaan tisu toilet berlebihan juga dikritik karena merusak lingkungan via drumptrump.ca

5. Meski dari luarnya tampak sama, penggunaan tisu toilet berbeda-beda di tiap negara. Ada yang terbiasa langsung di flush bersama kotoran di toilet, ada yang dibuang ke tempat sampah

Boleh langsung dibuang.

Seperti di Eropa dan AS, tisu toilet di Jepang bisa dibuang langsung ke dalam toilet via villagehiker.com

6. Sementara cara yang sama tidak berlaku di negara tetangganya, Korea Selatan. Kalau dibuang langsung ke dalam toilet, pasti toiletnya mampet

Khawatir mampet...

Sepertinya sama juga di Indonesia, harus dibuang ke tempat sampah via thestar.com.my

7. Kalau di Australia yang terpencil sendirian, ternyata budaya tisu toiletnya sama seperti negara Barat lainnya yakni bisa langsung di flush

Toilet

Mungkin karena toiletnya juga termasuk toilet kering via diynetwork.com

8. Berbeda dengan tren tisu toilet seluruh dunia yang berwarna putih, di Perancis justru lebih banyak ditemui tisu toilet berwarna pink

Biar romantis.

Katanya sih orang-orang Perancis memang terkenal romantis via girlwithjavacurl.typeepad.com

9. Ternyata ada juga lho kelas sosial dalam urusan tisu toilet. Buat kaum elit seperti Beyonce, pilihan tisu toiletnya cuma merek Renova. Khususnya yang berwarna merah

Pokoknya harus warna merah!

Brand tisu toilet eksklusif dan termahal di dunia, warnanya beragam via thefix.nine.com.au

 10. Terlepas dari bisa di-flush tidak atau warnanya apa, tisu toilet tetap terbuat dari kertas. Artinya demi memenuhi permintaan tisu toilet global, setidaknya 10 juta pohon ditebang per tahun

kncllnc

Makanya penggunaannya harus dihemat-hemat via

Ternyata banyak cerita menarik yang dibalik sebuah benda sesederhana tisu toilet. Dari asal-usulnya sampai beragamnya kebiasaan orang menggunakan tisu toilet di berbagai negara. Tapi yang paling penting diingat adalah kenyamanan modern sesederhana tisu toilet pun, sebenarnya bisa membahayakan keberlangsungan lingkungan sekitar. Dari banyaknya pohon yang harus ditebang untuk memenuhi penggunaan global, sampai limbah yang dihasilkan. Nyatanya tak semua tisu toilet bisa terurai dengan baik begitu jadi sampah.

Mungkin lebih baik kembali ke zaman nenek moyang kita di Indonesia yang ‘cebok’ pakai air saja ya? Tapi lagi-lagi, air pun sudah jadi barang langka di beberapa tempat. Ya hidup zaman sekarang itu memang kuncinya adalah kesadaran diri untuk tidak lebih jauh lagi menyakiti lingkungan. Pakai tisu toilet atau air ya seperlunya. Kalau bisa ikut program pelestarian seperti penanam pohon kembali, pastilah lebih bagus. Tapi semua itu ya harus dimulai dari diri sendiri dan cobala memulainya saat ini juga.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Belum bisa move on dari Firasat-nya Dewi Dee.

CLOSE