Banyak orang yang menggunakan produk dari minyak kelapa sawit setiap hari. Mulai dari minyak goreng, sabun, sampo, deterjen, margarin, dan sebagainya. Namun, tidak semua orang tahu proses pembuatan minyak kelapa sawit. Indonesia mempunyai berhektar-hektar perkebunan sawit dengan jumlah produksi yang tinggi. Sayangnya, belum semua perusahaan menerapkan proses produksi yang ramah lingkungan.
Untuk mengedukasi masyarakat tentang hal tersebut, Beli yang Baik mengadakan virtual talk show dengan topik “Adaptasi Kebiasaan Baru: Suistainable Palm Oil untuk Bumi dan Manusia yang Sehat” pada Kamis (13/8). Ada empat pembicara yang membagikan ilmunya yaitu Prof. Bambang Hero Saharjo dari IPB, Imam El Marzuq dari RSPO, Yuvlinda Susanta dari Super Indo, dan Edi Sutrisno dari Transformasi untuk Keadilan Indonesia.
ADVERTISEMENTS
Masyarakat perlu menerapkan suistainable palm oil atau minyak kelapa sawit berkelanjutan untuk mengurangi dampak buruk pada lingkungan
Perkebunan kelapa sawit bisa menimbulkan dampak buruk pada lingkungan, seperti yang dijelaskan oleh Prof. Bambang Hero Saharjo. Mulai dari kebakaran hutan, rusaknya ekosistem hewan, hingga timbulnya konflik dengan warga sekitar. Padahal ada permintaan yang tinggi dari konsumen pada produk-produk minyak kelapa sawit. Lantas bagaimana cara mengatasinya?
Pihak produsen perlu mengadaptasi kebiasaan baru, yaitu suistainable palm oil atau minyak kelapa sawit yang berkelanjutan. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi yang akan datang. Ada sejumlah standar, akreditasi, dan sertifikat yang harus dipenuhi untuk mewujudkannya.
ADVERTISEMENTS
Untuk menerapkan minyak kelapa sawit berkelanjutan, perusahaan di Indonesia bisa menjadi bagian dari Roundtable on Suistainable Palm Oil (RSPO)
“Sudah banyak perusahaan di Indonesia yang jadi anggota RSPO secara sukarela. Mereka mengikuti standar, prinsip, dan kode etik yang sesuai dengan suistainable palm oil,” kata Imam El Marzuq dari RSPO dalam talk show.
Imam menambahkan, perusahaan yang menjadi anggota RSPO bisa mendapat sertifikat resmi untuk suistainable palm oil. Sertifikat itu bisa memberi sejumlah keuntungan seperti reputasi yang baik dan penjualan yang meningkat. Tetapi, perusahaan harus mengikuti sejumlah syarat untuk memperolehnya. Mulai dari mempersiapkan tata kelola yang benar, melengkapi legalitas, sampai mengikuti pengecekan langsung oleh lembaga sertifikasi.
Jika dinyatakan lolos dan mendapat sertifikat, perusahaan tetap harus menjaga pengelolaan produksi dengan baik. Sebab sertifikat bisa dicabut jika mereka melakukan pelanggaran, misalnya menyalahi Hak Asasi Manusia. Pihak RSPO memang akan melakukan pengecekan secara rutin. Publik juga bisa mengadukan perusahaan yang diduga melanggar aturan. Selain itu, Edi Sutrisno berpendapat bahwa pemerintah bisa berpartisipasi dengan membuat kebijakan yang mendukung.
ADVERTISEMENTS
Selain diterapkan oleh produsen hulu seperti perkebunan, suistainable palm oil juga bisa diterapkan oleh produsen hilir seperti supermarket
Ada peningkatan permintaan pada produk suistainable palm oil di supermarket. Ini membuktikan bahwa orang-orang semakin peduli pada lingkungan. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, pihak supermarket bisa menjual produk minyak kelapa sawit berkelanjutan. Mereka bisa sekaligus menjadi produsen yang bertanggung jawab, bahkan ada kemungkinan menjadi leading company di bidang tersebut.
Menurut Yuvlinda Susanta selaku pengelola Super Indo, supermarket ini mempunyai bagian khusus untuk product safety. Mereka telah melakukan tahapan awal, yaitu menjual produk-produk minyak kelapa sawit dengan sertifikat dari GreenPalm yang ramah lingkungan. Diharapkan kebijakan seperti itu akan terus berkembang.
Dengan kerja sama berbagai pihak, Indonesia bisa mengadaptasi konsep minyak kelapa sawit berkelanjutan. Sebagai konsumen, kita pun bisa berpartisipasi dengan memilih produk yang berlabel suistainable palm oil. Mari berjuang bersama demi menjaga lingkungan dan makhluk hidup!