Sudah bukan rahasia lagi kalau pada era digital ini social media atau ‘sosmed‘ dan stres memiliki hubungan yang erat. Sudah banyak pula kasus yang mencuat antara efek — baik langsung maupun tak langsung — dari sosmed terhadap kesehatan mental penggunanya. Cyberbullying yang jadi alasan. Kasus bunuh diri karena di-bully sudah sering terjadi.
Mungkin tak se-ekstrem bunuh diri, tapi ada satu dampak negatif lain yang mengintai kamu-kamu yang punya banyak akun sosmed. Depresi. Tanpa tahu cara penanganan yang tepat, terlalu banyak akun sosial media bisa membuatmu merasa tertekan meski sejatinya tak ada yang perlu dikhawatirkan. Nggak percaya? Simak nih hasil risetnya…
Penelitian dari universitas AS ternama University of Pittsburg menyimpulkan bahwa mereka yang punya 7 akun sosmed atau lebih, memiliki risiko depresi tiga kali lebih tinggi
Terutama pada kamu yang termasuk dalam generasi millennial — generasi yang sejak awal sudah dikenalkan dengan perkembangan dunia media sosial. Akui saja, akun sosmed yang kamu punya minimal pasti jumlahnya lebih dari dua. Nah kamu yang punya 7 akun sosmed wajib hati-hati.
Pembagian fokus jadi salah satu penyebabnya. Multitasking antar sosial media dinilai ampuh memicu pergolakan emosi yang tidak perlu. Memiliki banyak sosmed jelas bakal bikin kamu makin susah menahan godaan untuk mengecek akun pribadimu terus-menerus. Dari sana pikiran dan tekanan bisa bermunculan. Banyaknya berita negatif dan komentar menyakitkan hati yang sekarang jadi tren di sosial media disebut ampuh bikin pengguna sosial media jadi depresi dan banyak pikiran.
Kesimpulan yang serupa juga datang dari penelitian lapangan di Harrisburg University. Setelah seminggu melarang semua sosmed di kampus, mahasiswanya tambah konsentrasi belajar dan tidak depresi
Lihat saja kamu yang hobi bermain Facebook. Berapa lama waktu kamu habiskan untuk mengotak-atik Facebook? Itu baru satu akun sosmed loh ya. Belum lagi jika kamu aktif di banyak sosial media; Facebook, Twitter, Instagram, Path hingga Ask.fm, misalnya. Pasti akan banyak waktumu yang tersita di sana. Semakin lama kamu terkontaminasi dengan berita dan komentar-komentar yang ada di sosial media, potensi depresi dan stresmu juga akan semakin tinggi.
Hal itu searah dengan yang dilakukan oleh Harrisburg University. Mereka bilang semakin sedikit bermain sosmed, semakin aman dari depresi. Penelitian yang dilakukan dengan memblokir internet akses ke sosial media di kampus tersebut membuahkan hasil istimewa. Peningkatan konsentrasi dan berkurangnya stres jadi garis besar hasilnya. Jumlah siswa yang merasa seperti itu nggak tanggung-tanggung loh. Lebih dari sepertiga total pelajar di Harrisburg University!
Dari situ dapat disimpulkan kalau sosial media ternyata bisa jadi pemicu dan bahan bakar bagi depresi. Kalian wajib hati-hati
University of Missouri pernah mengeluarkan hasil penelitian tentang sosial media dan efeknya. Dari hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa Facebook dan depresi memang memiliki hubungan yang erat. Mau nggak mau, kamu yang punya akun sosial media pasti akan rutin melihat apa yang terjadi di lapak sosmedmu.
Mengecek satu per satu akun sosmed yang kamu punya dan memantau keadaannya ternyata melelahkan bagi otak. Belum lagi kamu yang memang selalu pengen dilihat beda dan jadi sorotan di sosial media. Otakmu akan dipaksa bekerja dan mencari tahu cara agar sosmedmu laku keras dan banyak fansnya. Kalau sudah begitu ya jelas saja pengguna sosmed mudah depresi.
Kamu yang terbawa arus dan jadi kecanduan sosial media harus mulai membuka mata. Antara realita dan dunia maya, tempatkan prioritasmu sepantasnya
Karena itu kamu harus mulai sedikit demi sedikit membuka mata soal dunia nyata dan dunia maya. Jangan kebanyakan bergaul di sosial media. Membaca berita negatif di sana dan sering terekspos dengan komentar yang isinya nyinyir aja, mana bisa kamu menemukan bahagia di sana.
Kurang-kurangin deh main sosmed. Bukan bermaksud melarang loh ya, tapi batasi penggunaan sosial media mulai sekarang. Penelitian-penelitian tersebut sudah memaparkan fakta soal betapa kamu akan rentan depresi jika kebanyakan dan keseringan main sosial media. Kalau masih sayang dengan pikiranmu, mending kurangi aktivitas sosmed-mu. 🙂