Bencana mengerikan sedang terjadi di Brasil. Selama sebulan terakhir, kobaran api melalap jutaan hektar pohon di hutan Amazon. Padahal hutan tersebut adalah pemasok 20% oksigen dunia. Gara-gara kebakaran, jelas banyak kerugian yang timbul. Kualitas udara menurun karena terjadi polusi besar-besaran. Berbagai spesies hewan juga turut terkena dampaknya.
Hingga kini kebakaran di hutan Amazon belum bisa dihentikan. Setiap harinya, berhektar-hektar lahan terpaksa jadi korban. Apa yang harus kita lakukan dalam kondisi seperti ini?
ADVERTISEMENTS
Hutan Amazon terbakar parah sejak sebulan terakhir. Akibatnya, jutaan hektar pepohonan musnah dan banyak hewan kehilangan rumahnya
Sebagai hutan hujan tropis terbesar di dunia, hutan Amazon diandalkan jadi pemasok oksigen yang dibutuhkan setiap makhluk hidup. Namun jutaan hektar lahannya telah terbakar selama sebulan terakhir. Dilansir dari CNN, setiap menit ada lahan Amazon seluas 1,5 kali lapangan bola yang dilalap api. Bahkan hingga kini kebakarannya belum bisa dihentikan!
Sederet kerugian pun timbul akibat terbakarnya hutan Amazon. Suhu udara di sekitarnya menjadi lebih panas. Jika dibiarkan berlarut-larut, bisa menjadi pemanasan global yang parah. Asap kebakaran hutan Amazon juga menjadi polusi udara yang luar biasa. Bahkan asapnya bisa dilihat dari luar angkasa lo! Kerugian lain tentu aja banyak hewan yang mati dan kehilangan rumah.
ADVERTISEMENTS
Ternyata, salah satu penyebab kebakaran di hutan Amazon adalah manusia. Tiap tahun hutan dibakar untuk dijadikan lahan peternakan
Manusia memang “hobi” merusak alam demi keuntungan pribadi. Dilansir dari Reuters, ternyata salah satu penyebab kebakaran di hutan Amazon adalah pembukaan lahan. Pepohonan di sana sengaja ditebang dan dibakar supaya lahannya bisa diubah jadi peternakan. Namun sayang, kobaran api tersebut bisa menjalar ke mana-mana. Kebakaran besar pun nggak terelakkan.
Harusnya pemerintah Brasil mengambil tindakan tegas dalam kondisi seperti ini. Namun mereka seolah mengabaikan konservasi lingkungan. Dilansir dari World Wildlife Fund (WWF), pemerintah Brasil justru memberi insentif pada orang-orang yang memperluas lahan peternakan.
Selain diincar jadi lahan peternakan, hutan Amazon juga kerap diubah jadi perkebunan kedelai. Dilansir dari WWF, 80% kedelai di dunia digunakan untuk makanan ternak. Jadi peternakan dan perkebunan kedelai sama-sama saling membutuhkan.
ADVERTISEMENTS
Bagaimana cara menghindari kebakaran serupa di hutan Amazon? Menurut ahli, kita bisa kurangi konsumsi daging sapi supaya jumlah peternakan menurun
Ternyata Brasil adalah negara pengekspor daging sapi terbesar di dunia, berdasarkan data Food and Agriculture Organization of the US. Ada 2,2 ton daging sapi yang diekspor Brasil ke seluruh dunia. Nggak heran kalau usaha peternakan tumbuh pesat di sana. Padahal semakin banyak peternakan, semakin banyak pula lahan hutan Amazon yang dibakar. Gimana cara mengatasinya? Bisa dengan mengurangi konsumsi daging sapi dan beralih ke ikan atau sayuran. Jika jumlah permintaan menurun, tentu industri peternakan akan berkurang.
ADVERTISEMENTS
Makanya, pembahasan tentang ‘daging sapi’ sintetis yang bisa ‘diternakkan’ dari lab makin ramai. Terbuat dari sel-sel sapi organik, kabarnya daging buatan ini lezat dan mirip yang asli
Nggak semua orang bisa mengurangi atau menghentikan konsumsi daging sapi. Solusinya adalah beralih ke daging sapi sintetis. Nggak seperti daging sapi alami yang diproduksi di peternakan, daging sapi sintetis dibuat di laboratorium. Bahannya adalah ratusan ribu sel sapi organik seperti dikutip dari Sciences Focus. Sel-sel tersebut ditempatkan dalam sebuah solusi nutrisi supaya menghasilkan jaringan otot sapi, lalu dikembangkan jadi sepotong daging yang siap dimasak. Bentuk dan strukturnya dibilang mirip seperti yang asli. Bahkan rasanya lezat!
Semoga semakin banyak orang yang tahun solusi ini ya. Jadi kebakaran di hutan Amazon bisa diminimalisir. Kebakaran ini nggak hanya masalah warga Brasil aja, tapi masalah seluruh orang di dunia. Yuk buat perubahan mulai dari hal kecil!