Kabar duka datang dari Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Ratusan siswa-siswi SMP Negeri 1 Turi hanyut saat melakukan kegiatan susur sungai. Kegiatan yang merupakan bagian dari outbond ekstrakurikuler pramuka itu dilakukan Jumat, 21 Februari sore, saat cuaca memang sedang kurang bersahabat. Kala itu Yogyakarta diguyur hujan hampir seharian. Peristiwa tersebut tentu menyisakan duka dan rasa trauma mendalam bagi banyak pihak, terutama para murid beserta orangtuanya. Terlebih ada beberapa yang sampai meninggal dunia.
ADVERTISEMENTS
Jumat kemarin jadi hari yang cukup memilukan bagi ratusan siswa-siswi SMPN Turi Sleman. Mereka hanyut terbawa arus deras yang tiba-tiba datang saat mengikuti kegiatan susur sungai
Sebanyak 257 siswa mengikuti kegiatan susur sungai Sempor yang terletak di Dusun Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Saat kegiatan dimulai, kondisi di lokasi memang belum turun hujan. Arus sungai juga relatif normal, seperti yang dikatakan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan. Namun di tengah susur sungai, tiba-tiba datang arus deras dari arah utara. Ini karena di wilayah hulu memang sedang turun hujan.
ADVERTISEMENTS
Siswa-siswi yang terdiri dari kelas 7 dan 8 itu langsung porak-poranda diterjang arus deras yang datang. Sebagian ada yang berhasil menyelamatkan diri, namun sebagian lain tak bisa diselamatkan lagi
Para pelajar masih berada di tengah sungai saat tiba-tiba arus deras datang. Mereka langsung hanyut terbawa air. Ada yang berusaha menyelamatkan diri dengan berpegang pada batu atau ranting di pinggiran sungai. Namun sebagian lagi ada yang tenggelam bahkan hilang dan belum ditemukan sampai sekarang. Sampai artikel ini ditulis, sudah ada 7 korban meninggal, 23 orang luka-luka, dan 3 siswa belum ditemukan. Sedangkan korban selamat yang sudah terkonfirmasi ada 216 orang.
Sejak peristiwa naas itu terjadi, warga dibantu Basarnas, Polisi, PMI, dan kelompok relawan memenuhi area kejadian. Pencarian korban yang hilang juga terus dilakukan hingga larut malam. Pagi tadi (Sabtu, 22 Februari), tim telah melanjutkan pencarian. Tapi belum ada update lebih lanjut dari proses pencarian tersebut.
ADVERTISEMENTS
Peristiwa memilukan ini dikecam banyak pihak. Bupati Sleman menyatakan kalau ini murni kecerobohan sekolah. Ia menyayangkan pihak sekolah yang melakukan kegiatan susur sungai saat musim hujan
Bupati Sleman Sri Purnomo menyatakan kalau peristiwa hanyutnya ratusan siswa SMPN 1 Turi murni karena kecerobohan sekolah. Susur sungai yang dilakukan saat musim hujan termasuk kegiatan yang berbahaya. Seharusnya ekskul pramuka dilakukan di dalam lingkungan sekolah, bukannya outdoor apalagi di area perairan. Saat ini pihaknya sedang mengevaluasi agar kejadian serupa nggak terulang lagi.
Akademisi UGM Bagas Pujilaksono Widyakanigara malah mengatakan kalau harusnya kepala sekolah, guru-guru, dan pembina pramuka selaku penanggung jawab itu dipidanakan. Bagas juga mendapat informasi kalau warga sekitar sebenarnya sudah memberi peringatan atas kegiatan susur sungai itu, tapi gurunya malah menjawab “hidup dan mati di tangan Allah”.
Terlepas dari benar tidaknya informasi yang diperoleh Bagas itu, kegiatan berbahaya di atas memang sudah seharusnya nggak dilakukan saat musim hujan seperti ini. Memang, waktu kegiatan dimulai, langit masih terang, arus sungai masih normal. Tapi nggak ada yang tahu apa yang terjadi di titik lain. Bisa saja area lain turun hujan sehingga memengaruhi arus sungai yang dilalui siswa-siswi. Harusnya sih hal ini sudah jadi pertimbangan pembina di awal. Kita doakan aja supaya murid yang hilang bisa segera ditemukan, yang luka-luka bisa segera sembuh, dan keluarga serta siswa-siswi lain yang selamat diberikan ketabahan.