Debat ketiga Pilpres 2019 baru saja diselenggarakan Hari Minggu, 17 Maret kemarin. Sedikit berbeda dengan debat sebelumnya, untuk debat ketiga ini hanya diikuti oleh calon wakil presiden saja, tanpa pasangan calon presidennya. Selain harus menjawab pertanyaan yang sudah dirumuskan panelis, baik Ma’ruf Amin maupun Sandiaga Uno juga mendapat kesempatan melontarkan pertanyaan untuk rivalnya, serta saling memberi tanggapan.
Nah, waktu debat kedua yang diikuti capres kemarin, muncul beberapa istilah yang mungkin masih asing di telinga banyak orang. Yang paling fenomenal sih ‘unicorn‘ itu ya. Saat debat ketiga semalam, ternyata ada juga istilah-istilah asing yang dilontarkan kedua kandidat lo. Buat menambah pengetahuan, mending simak dulu yuk ulasannya bareng Hipwee News & Feature.
ADVERTISEMENTS
1. Beberapa kali cawapres nomor urut 1 menyebut kata “DUDI”. Ternyata DUDI ini merupakan singkatan, Guys
DUDI yang beberapa kali disebut Ma’ruf Amin ternyata singkatan dari “Dunia Usaha dan Dunia Industri”. Ma’ruf memakai singkatan ini saat menyinggung strategi untuk mengoptimalisasi riset. Ia mengaku akan mengikutsertakan semua pihak terutama pemerintah, akademisi, dan DUDI, untuk mengembangkan riset di Indonesia.
ADVERTISEMENTS
2. Kalau Ma’ruf punya “DUDI”, rivalnya, Sandiaga Uno punya istilah “Link and Match”. Istilah itu juga cukup sering disebut Sandi
Hampir di setiap pemaparan ide-idenya, Sandi selalu menyebut istilah “Link and match“. Rupanya istilah itu dijadikan senjata bagi Prabowo-Sandi terutama untuk mengentas pengangguran. Mereka telah mendirikan Rumah Siap Kerja yang tujuannya menghubungkan penyedia lapangan kerja dan pencari kerja (link and match).
ADVERTISEMENTS
3. Ada lagi yang menarik dari pernyataan Ma’ruf Amin. Ia sempat menyebut istilah “Infrastruktur langit”. Wah, apa lagi sih itu?
Saat bicara soal peningkatan kualitas tenaga kerja di Indonesia, Ma’ruf sempat menyebut “infrastruktur langit”. Menurutnya, sekarang ini pemerintah sudah membangun infrastruktur darat, laut, udara, dan langit, melalui palapa ring. Kalau yang disebut setelahnya adalah palapa ring, berarti infrastruktur langit yang dimaksud adalah proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau 34 provinsi dan 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.
Pada suatu kesempatan, Menkominfo Rudiantara, seperti dikutip Detik, juga pernah menyebut “tol langit”, yang tujuannya mempersatukan Indonesia lewat kehadiran sinyal yang merata.
ADVERTISEMENTS
4. Saat sesi debat memasuki tema kesehatan, ada juga isu yang sempat jadi pembahasan, yaitu stunting. Sebenarnya apa sih stunting itu?
Bagi sebagian orang, mungkin istilah kesehatan ini sudah cukup sering didengar. Tapi buat yang belum tahu, stunting itu adalah masalah gizi kronis karena asupan nutrisi dan gizi yang kurang. Bisa terjadi sejak bayi ada dalam kandungan. Akibatnya, tinggi badan anak akan jauh lebih pendek dibandingkan anak lain seumurannya. Mirisnya, masalah stunting ini masih menghantui masyarakat di sejumlah wilayah.
ADVERTISEMENTS
5. Di bagian-bagian akhir debat juga ada istilah unik yang disebut kedua calon wapres, yaitu sedekah putih. Sedekah putih ini jadi strategi yang diciptakan paslon 02
Masih berhubungan dengan stunting, kalau calon wapres nomor urut 2 punya solusi mengatasi stunting dengan “Sedekah putih”. Jadi sedekah putih yang dimaksud ini adalah program partisipatif masyarakat untuk membantu menyumbangkan susu demi pertumbuhan anak –agar tidak stunting. Tidak hanya susu, tapi Sandi juga ingin memberikan nutrisi tambahan kacang hijau ke sekolah-sekolah.
ADVERTISEMENTS
6. Dalam pernyataan penutup, Sandiaga Uno juga menyebut istilah “big data“. Siapa hayo sering dengar tapi nggak tahu artinya??
Jadi, big data ini adalah sebuah istilah yang merujuk pada data super besar, bisa berupa teks, foto, video, audio, atau apapun, yang tersimpan di cloud storage, atau tempat penyimpanan di internet. Disebut big data ya karena memang antara 1 data dengan data yang lain bisa saling berhubungan dan menciptakan data yang begitu besar serta kompleks.
7. Selain big data, Sandi juga rupanya menyebut istilah “Single Identification Number” dalam closing statement-nya. Hmm… apa ya itu?
Menanggapi strategi Jokowi-Ma’ruf untuk membuat banyak kartu, Sandi justru ingin dalam satu kartu yakni KTP, masyarakat akan bisa mengakses banyak layanan publik. Ia menyebut karena dalam KTP sudah ada Single Identification Number (SIN), atau suatu nomor yang terintegrasi dengan sistem administrasi kependudukan. Dengan SIN, masyarakat akan lebih mudah mengakses layanan publik, misal membuat KK, urusan keimigrasian, perpajakan, dan lain-lain.
Gimana? Ada yang baru kalian ketahui? Atau sebelumnya malah sudah paham semua?