Perayaan Paskah yang seharusnya menjadi momen sakral dan damai berubah menjadi duka di Lahore, Pakistan. Satu bom bunuh diri mengguncang sebuah taman di kota tersebut saat taman sedang penuh anak-anak dan keluarga yang merayakan Paskah. Sedikitnya 65 orang tewas dan 300 orang luka-luka.
Sebelumnya, tanggal 22 Maret 2016, bom bunuh diri juga mengguncang stasiun metro dan bandar udara di kota Brussel, Belgia. Masih di bulan Maret, Turki juga menjadi target serangan teror dengan meledaknya bom di kota Istanbul.
Sebenarnya, apa yang terjadi di Lahore? Siapa dalang di balik serangan ini? Apa motifnya?
Tak usah capek-capek membaca yang lain lagi. Hipwee sudah merangkum semua informasi penting tentang kejadian Lahore di sini.
1. Minggu sore pukul 6.30 waktu setempat, sebuah bom bunuh diri meledak di Taman Gulshan E-Iqbal, Lahore. Hingga saat ini 65 orang tewas dan lebih dari 300 orang luka-luka
Ledakan terjadi Minggu Sore di Taman Gulshan E-Iqbal, saat banyak keluarga sedang piknik di taman tersebut untuk menikmati libur Paskah. Ledakan bom menewaskan 65 orang. Lebih dari 300 orang mengalami luka-luka. Serangan ini menimbulkan duka di seluruh Pakistan. Apalagi, sebagian besar di antara korban adalah perempuan dan anak-anak.
2. Sebuah kelompok yang berasal dari pecahan grup Taliban mengakui, serangan ini mereka dalangi.
Target serangan adalah umat Kristen yang sedang merayakan Paskah
Motif lain serangan ini adalah memberi pesan peringatan pada pemerintah Pakistan
Kelompok pecahan Taliban, Jamaat Pakistan Ul Ahrar, mengakui bahwa serangan bom bunuh diri tersebut berasal dari kelompoknya. Menurut sang juru bicara Ehsanullah Ehsan, serangan tersebut merupakan pesan untuk pemerintah Pakistan. Pesan bahwa kelompok militan Ul Ahrar sudah beroperasi di Lahore, dan pesan untuk menerapkan hukum Islam sebagai hukum Negara.
“Memang kamilah yang menyerang perayaan Paskah umat Kristen di Lahore. Ini pesan kami pada pemerintah bahwa akan ada serangan-serangan serupa sampai hukum syariah diterapkan di Pakistan.”
– Ehsannulah Ehsan, dikutip dari Washington Post
Lahore adalah kota terbesar kedua di negeri mayoritas Muslim ini. Lahore juga adalah kota kelahiran Perdana Menteri Pakistan saat ini, Nawaz Sharif, dan merupakan basis dukungan terbesar untuk perdana menteri tersebut.
3. Rumah sakit di Lahore seketika penuh menampung korban dari serangan. Mayoritas korban ledakan adalah anak-anak, yang hingga kini berada dalam kondisi kritis.
Akibat dari serangan tersebut, rumah sakit-rumah sakit di Lahore penuh dengan korban ledakan. Saksi mata menyebutkan banyaknya bagian-bagian tubuh bertebaran setelah ledakan. Korban-korban yang berjatuhan semakin bertambah. Banyak keluarga yang kehilangan anggotanya. Bahkan ada sebuah keluarga yang kehilangan 5 orang anggotanya sekaligus, meninggalkan seorang anak usia 10 tahun yang juga terluka parah.
Pakistan dalam kondisi darurat. Shalman Rafiq, health adviser dari pemerintah Provinsi Punjab, menghimbau masyarakat untuk mendonorkan darahnya, karena banyak korban yang sedang dalam kondisi kritis dan membutuhkan donor darah. Pemerintah Punjab, melalui akun resmi Twitternya, juga menyediakan transportasi gratis untuk yang ingin mendonorkan darahnya.
4. Paskah yang seharusnya menjadi perayaan yang indah, berubah menjadi duka. Hingga hari ini kegiatan perdagangan dan pendidikan di Lahore diliburkan
Setelah serangan terjadi, pemerintah Punjab segera memberikan instruksi untuk menutup seluruh taman di Lahore. Hingga hari ini, Lahore masih berduka. Aktivitas bisnis dan sekolah diliburkan. Sementara itu Perdana Menteri Nawaz Sharif segera menggelar rapat darurat terkait tindakan lanjutan untuk mengatasi hal ini.
5. Selama bertahun-tahun, provinsi Punjab telah menjadi target serangan teror. Februari lalu, sebuah bom bunuh diri yang menewaskan 5 orang meledak di sebuah kompleks polisi di Lahore
Sebenarnya ini bukan kali pertama serangan bom bunuh diri terjadi di Lahore. Beberapa tahun terakhir, kota ini telah beberapa kali menjadi target serangan bom bunuh diri. 15 Februairi 2015 lalu bom bunuh diri juga menyerang sebuah kompleks kepolisian di Lahore, yang menewaskan 5 orang. Bulan berikutnya, bom bunuh diri terjadi di dua gereja di Lahore, menewaskan lebih dari 12 orang dan 70 orang luka-luka. Terakhir, bulan Agustus, serangan bom terjadi di rumah seorang menteri, menewaskan 17 orang, termasuk sang menteri yang sedang memimpin rapat.
Meski ancaman dari Taliban menyatakan bahwa serangan semacam ini akan terus dilakukan sampai syariah diterapkan, yuk kita doakan agar bom di taman Lahore ini menjadi yang terakhir 🙁
6. Serangan ini adalah bentuk terorisme yang kontratoleransi dan perbedaan. Kecaman dari berbagai pihak langsung bermunculan
Dengan target utama umat Kristen yang sedang merayakan paskah, serangan yang dilakukan oleh kelompok pecahan Taliban ini jelas merupakan terror yang kontra toleransi dan perbedaan. Kecaman muncul dari berbagai pihak.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, segera mengucapkan bela sungkawa mendalam atas tragedi kemanusiaan ini. Kecaman bom juga datang dari Amerika. Melalui National Security Council-nya, Amerika mengucapkan duka mendalam terhadap korban yang terbunuh dalam tragedi bom tadi malam.
“Kami mengucapkan duka mendalam untuk korban yang terbunuh dan mendoakan para korban yang terluka. Di masa-masa sulit seperti ini, kami berdiri di samping Pakistan.” – Ned Price, National Security Council Amerika Serikat, seperti dilansir oleh usatoday.
Kecaman juga muncul dari masyarakat di seluruh dunia.
This is all getting so so out of hand and disgraceful??? #PrayForPakistan #PakistanAttack pic.twitter.com/ExXu8DcGzA
— Natálie (@Photogenat_) March 28, 2016
https://t.co/JuIGAAVrt6 My heart reaches out the families lost in this horrible attack.
— Brian Ochoa (@Bromopar) March 28, 2016
Our thoughts and prayers are with the victims of a terror attach in Pakistan #PakistanAttack
— Mahmood Remtulla (@Trillianaire) March 28, 2016
Termasuk dari Donald Trump:
Another radical Islamic attack, this time in Pakistan, targeting Christian women & children. At least 67 dead,400 injured. I alone can solve
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) March 27, 2016
7. Tak lupa Presiden kita turut mengucapkan bela sungkawa. Sebagai negara yang juga terkena imbas aksi teror, kita tahu bagaimana kepedihannya
Indonesia mengutuk keras serangan bom di Lahore. Teror atas nama apapun tidak dibenarkan. Dukacita mendalam utk korban, rakyat Pakistan -Jkw
— Joko Widodo (@jokowi) March 28, 2016
Tidak ketinggalan, presiden Kita Pak Joko Widodo, juga mengucapkan bela sungkawa atas apa yang terjadi di Lahore. Kita bangsa Indonesia, yang sering menghadapi situasi terorisme, tentu mengerti bagaimana beratnya masa-masa seperti ini untuk Pakistan.
8. Sementara itu, Pakistan membuktikan kekuatannya. Hingga dini hari ratusan orang mengantri mendonorkan darah untuk para korban #PakistanTidakTakut
Tapi seperti Jakarta yang segera bangkit setelah teror bom di Sarinah, masyarakat Punjab dengan sigap ikut turun tangan untuk membantu korban ledakan. Jam 4 dini hari waktu Pakistan, ratusan orang mengantri untuk mendonorkan darahnya kepada korban yang membutuhkan. Hal ini membuktikan bahwa kemanusiaan masih ada di antara terror-teror yang terus mengancamnya. Para pendonor yang juga terdiri dari Muslim mendonorkan darahnya untuk korban yang didominasi umat Kristen. Perbedaan agama bukan masalah untuk tetap saling menolong dan menyayangi.
9. Terorisme tak hanya mengancam kaum tertentu, tapi juga seluruh dunia. Tak cuma Eropa, serangan di Pakistan ini jadi bukti bahwa dunia sedang berduka.
Meskipun Jamaat Pakistan Ul Ahrar mengatakan dengan jelas bahwa target mereka adalah umat Kristen, aksi terorisme semacam ini bukanlah semata ancaman untuk umat Kristen ataupun warga Pakistan semata. Melainkan ancaman untuk kita semua dan rasa kemanusiaan secara umum. Tak hanya kepada korban bom Brussel, kepada korban bom Pakistan kita turut berempati atas tragedi kemanusiaan terkutuk ini.
Terorisme merupakan aksi kejahatan yang melukai orang-orang sipil tidak bersalah. Jika kita lihat, karena kejadian ini, banyak keluarga yang kehilangan anggota keluarganya. Ibu kehilangan anaknya, anak kehilangan orang tuanya. Apapun alasannya dan siapapun pelakunya, aksi semacam ini jelas-jelas kontra kemanusiaan. Dan karenanya, kita harus bersama-sama memeranginya, demi mewujudkan perdamaian dunia. Pray for Pakistan!