Kasus tentang hak asasi manusia dan berbagai persoalan lingkungan hidup di Indonesia, sejak dulu hingga sekarang memang tak pernah ada habisnya. Tak terhitung sudah berapa nyawa yang melayang secara misterius terkait dengan hal-hal tersebut. Terbaru, seorang aktivis HAM dan juga Walhi Sumatera Utara ditemukan tewas terkapar di jalanan, Kamis 2 Oktober lalu. Diduga masih terkait dengan persoalan di atas.
Belum reda pemberitaan tentang kasus tersebut, kali ini publik kembali dikejutkan dengan kematian 2 orang yang diduga sebagai wartawan dan anggota LSM secara mengenaskan. Belakangan diketahui bahwa keduanya merupakan wartawan yang tengah melakukan penyelidikan permasalahan sengketa areal perkebunan di Provinsi Sumatera Utara. Kalau benar kematian mereka direkayasa, hal ini membuktikan bahwa keadilan masih jadi barang langka di republik ini.
ADVERTISEMENTS
Saat ditemukan, tubuh korban penuh dengan luka bacokan. Apa penyebab kematian mereka?
Melansir dari media pemberitaan setempat, kasus ini terjadi pada hari Rabu, 30 Oktober 2019 lalu. Dua orang yang diduga sebagai wartawan tersebut ditemukan tewas di dalam sebuah parit yang berada di belakang gudang kontainer milik PT SAB/KSU Amelia, Dusun VI Desa Wonosari, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu.
Korban bernama Maraden ditemukan pada Rabu sore, kemudian sehari setelahnya satu korban lainnya yang bernama Martua ditemukan tak jauh dari jasad Maraden. Saat dievakuasi, di tubuh keduanya ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan. Bahkan, pada jasad Martua ditemukan penuh dengan luka bacokan di sekujur tubuhnya.
ADVERTISEMENTS
Kedua korban diduga sebagai wartawan yang kritis menyoroti permasalahan sengketa areal lahan milik perkebunan PT SAB
Meski belum ada keterangan lebih lanjut perihal siapa kedua orang yang tewas secara tragis tersebut, namun Laporan Inews dan beberapa media lokal asal Sumatera Utara lainnya menyebutkan bahwa mereka adalah wartawan yang tengah menyoroti kasus sengketa lahan milik PT. SAB.
Baru-baru ini, diketahui bahwa di areal perkebunan yang dikelola oleh PT. SAB tersebut memang sering terjadi keributan yang melibatkan warga sekitar dengan para penjaga perkebunan. Saat ini, sengketa lahan tersebut telah dieksekusi oleh pihak Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara.
Setelah dilakukan evakuasi, pada tanggal 31 Oktober lalu jasad kedua jenazah tersebut akhirnya dibawa oleh pihak berwajib ke RSUD dr Djasamen Saragih, Pematangsiantar. Hingga saat ini, kasus itu masih dalam penyelidikan petugas Polres Labuhanbatu mengingat belum ditemukannya titik terang.
ADVERTISEMENTS
Sebelumnya, kasus kematian aktivis Walhi bernama Golfrid dengan dugaan laka tunggal masih menyisakan misteri
Kematian beberapa aktivis secara mengenaskan tersebut tentunya membuat heboh masyarakat. Terlebih kasus Golfrid dengan Maraden dan Martua tak berselang lama. Dan, yang lebih mengejutkan lagi adalah semua rentetan kejadian tersebut terjadi di Sumatera Utara. Orang-orang yang menjadi korban pun sama-sama pihak yang gencar menyuarakan tentang HAM dan lingkungan hidup.
Bahkan, tewasnya Golfrid pada 2 Oktober lalu hingga saat ini masih menyimpan sejuta misteri. Meski kepolisian telah memberikan keterangan bahwa korban meninggal akibat kecelakaan tunggal yang dialaminya, namun beberapa pihak menilai banyak terjadi kejanggalan terhadap kasus tersebut.
Ayo dong polisi tunjukkan integritasmu. Temukan pelakunya dan tangkap segera!