Walaupun pencarian korban sudah resmi dihentikan, namun penelusuran kotak hitam atau black box pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan utara Bekasi, Oktober 2018 lalu masih terus berlangsung. Penelusuran itu merupakan rangkaian usaha petugas gabungan untuk memecahkan misteri penyebab pesawat dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang itu terjatuh.
Awal November kemarin, Flight Data Recorder (FDR) pesawat itu sudah berhasil ditemukan. Black box sendiri sebenarnya terdiri dari 2 alat; FDR dan Cockpit Voice Recorder (CVR). Dan hari ini, dua setengah bulan lebih setelah kejadian, TNI AL baru saja mengumumkan kalau CVR pesawat Lion Air JT 610 akhirnya juga sudah ditemukan di kedalaman 38 meter. Meski fungsinya sama-sama buat merekam data selama pesawat mengudara, tapi FDR dan CVR ini sebenarnya beda lo. Yuk, cari tahu apa aja sih perbedaannya, dan data-data apa yang bisa dikulik dari dua alat ini?
ADVERTISEMENTS
Penemuan CVR ini patut diapresiasi mengingat lokasi bendanya saja berada di 38 meter di bawah permukaan laut. Tim penyelam juga harus mengeluarkannya dari timbunan lumpur sedalam 8 meter
Sebuah penemuan bersejarah dalam dunia pesawat terbang baru saja terjadi hari ini, 14 Januari 2019. Dikutip dari MSN, CVR dari pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh akhir tahun lalu, berhasil ditemukan oleh Tim Penyelam dari Dislambair dan Kopaska Koarmada I sekitar pukul 09.10 WIB tadi. Mereka menemukannya di kedalaman 30 meter dan timbunan lumpur sedalam 8 meter. Jadi kalau ditotal kedalamannya sekitar 38 meter. Selanjutnya, CVR akan dievakuasi oleh tim penyelidik yang berwenang.
CVR sendiri merupakan salah satu bagian dari black box, benda berharga di tubuh pesawat yang bertugas merekam data-data selama penerbangan. Lho? Bukannya black box-nya sudah ditemukan beberapa hari setelah kejadian? Ya, black box memang sudah ditemukan November kemarin, tapi itu cuma FDR-nya saja. Soalnya black box memang terdiri dari dua bagian; CVR dan FDR. Masing-masing punya tugas yang berbeda.
ADVERTISEMENTS
Jadi apa saja perbedaan dari dua alat penting ini?
FDR dan CVR ini terletak di dalam black box yang haram di buka selama perjalanan berlangsung. Dikutip dari National Transportation Safety Board (NTSB), fungsi keduanya sebenarnya sama-sama untuk merekam data-data penting selama pesawat mengudara. Karena data yang direkam FDR lebih ke teknis atau sistem pesawat, maka data-data di dalamnya biasanya dipakai untuk membuat rekonstruksi video animasi komputer dari suatu penerbangan. Tim penyelidik akan menggambarkannya secara visual. Makanya setelah FDR ditemukan kemarin, petugas bisa merilis video rekonstruksi jatuhnya Lion Air JT 610.
Sedangkan untuk CVR, karena datanya berupa audio rekaman, maka data-data itu biasanya dipakai untuk membuat transkrip percakapan yang terjadi selama di kokpit, entah antara pilot dan co-pilot, pilot dengan awak lain, pokoknya semua suara yang dihasilkan dari kokpit akan terekam di CVR. Kalau transkrip ini sudah jadi, urutan terjadinya kecelakan juga bisa diketahui.
Biasanya transkrip percakapan dari CVR akan dipublikasikan. Tapi sebelum diketahui publik, tim akan menyeleksi terlebih dahulu mana percakapan yang layak dan tidak layak disebarkan. Komunikasi verbal yang bersifat sensitif dan dianggap tidak relevan bagi publik tentu tidak akan dibagi.