Belum selesai gegernya kasus bunuh diri seorang pria yang disiarkan secara langsung di fitur Facebook live, kini ada berita menyedihkan lainnya di Facebook live. Jika di Indonesia ada kasus bunuh diri, di Chicago Amerika Serikat kemarin beredar video seorang gadis yang diperkosa oleh 5 hingga 6 orang pria! Sebagaimana dilaporkan CNN, kejadian amoral ini disiarkan secara langsung lewat fitur Facebook live dan sempat ditonton hingga 40 orang yang sayangnya tidak berbuat apa-apa.
Entah apa yang terjadi dengan dunia ini. Kalau dulu yang namanya pelaku kejahatan itu pasti menghindari tertangkap kamera atau CCTV, sekarang malah berani menyiarkan langsung perbuatan bejatnya lewat Facebook. Fitur ‘Live’ telah mengubah wajah dunia, dari aksi bunuh diri sampai tindak kriminal seperti ini kini malah dipertontonkan.
Tindak kriminal yang sangat kejam tersebut sempat ditonton langsung oleh 40 orang. Parahnya, dari 40 orang tersebut tak ada satupun yang melaporkan
Mungkin itu adalah gambaran masyarakat kita saat ini. Di mana jarang ada orang yang peduli kalau perkara tersebut bukan urusannya. Atau mereka terlalu sibuk kebingungan sendiri ini hoax atau benar-benar terjadi. Memang penting mencari tahu kebenaran sebuah berita, tapi jika situasinya sudah genting seperti aksi bunuh diri kemarin atau tindak kriminalitas seperti ini, harusnya segera bertindak. Mirisnya, meski ada 40 orang yang melihat video siaran langsung perkosaan tersebut tetapi tak ada satu orang pun yang melaporkannya kepada pihak Facebook maupun pihak kepolisian.
Ada 40 orang atau lebih yang turut menonton siarang langsung tersebut dan tak ada satu pun yang peduli.
Hal tersebut sudah sangat memalukan. Manusia generasi kini telah kehilangan sifatnya sebagai makhluk sosial dan menggantinya dengan label makhluk ‘sosial media’. Meski terkesan peduli di sosial media, namun pas ada kejadian seperti itu tak ada satu pun yang mau sedikit ‘repot’ dengan melapor kepada Facebook atau pihak yang berwenang!
Padahal korbannya adalah seorang gadis yang usianya baru 15 tahun. Dilaporkan menghilang sehari sebelumnya, betapa remuk hati orangtuanya menemukan anaknya dalam video tersebut
Sifat egois manusia yang menyebalkan tersebut telah menyiksa seorang gadis berusia 15 tahun. Alih-alih mendapat bantuan dari 40 orang yang menonton siarang langsung yang menjijikkan tersebut, dia justru dibiarkan tanpa ada sedikitpun bantuan. Padahal dalam video siaran langsung tersebut jelas menunjukkan wajah ketakutan dan kengerian sang korban. Namun tetap saja tak ada belas kasihan dari pelaku dan 40 orang penonton videonya.
Seorang gadis yang baru 15 tahun diperkosa dan kejadiannya disiarkan secara langsung di sosial media, hampir bisa dipastikan kenangan buruk tersebut akan selalu membekas dalam benaknya. Bahkan bukan tidak mungkin trauma dan masalah kejiwaan lainnya bisa muncul pada diri korban di kemudian hari. Gadis 15 tahun yang masa depannya masih panjang itu dipaksa untuk melaluinya dengan berat.
Yang bikin heran, kasus siaran langsung dengan konten kekerasan dan kejahatan ini sudah sering terjadi. Itu pelakunya sok berani atau otak mereka konslet ya?
Tercatat kasus siaran langsung Facebook yang berisi konten berbahaya, tindak kriminal, maupun kekerasaan seperti ini bukan pertama kali terjadi. Di Amerika sana pernah ada kasus bullying yang disiarkan secara langsung di Facebook. Di Swedia, siaran langsung 3 pria memperkosa seorang wanita juga jadi viral di sosial media. Belum lagi kasus bunuh diri yang disiarkan secara langsung. Selain di Indonesia kemarin, di Amerika juga pernah ada beberapa kasus serupa. Dari banyaknya kasus-kasus tersebut, timbul satu pertanyaan.
“Kenapa makin banyak orang yang percaya diri mempertontonkan kekerasan dan kejahatan secara live? Apa mereka nggak takut ketahuan?”
Kalau menurut N.G. Berrill, Direktur Eksekutif The New York Center for Neuropsychology & Forensic Behavioral Science sih mengatakan bahwa para pelaku tersebut ‘bodoh’. Berpikir bahwa dunia sosial media itu jauh dari dunia nyata, jadi mereka tak akan ketahuan dengan mudahnya. Padahal postingan di sosial media bisa dilacak dan berimbas di dunia nyata. Bahaya sih kalau makin banyak orang yang berpikiran seperti itu. Segala bentuk eksistensi dan ekspresi manusia memang dapat disalurkan lewat sosial media, termasuk sifat yang terburuk dan berbahaya seperti kasus-kasus di atas.
Setelah serangkaian live streaming tragis yang makin sering terjadi, Facebook sebagai pemilik platform harus segera bertindak supaya tidak terjadi lagi. Pemerintah masing-masing negara juga harus sigap menghadapi kasus darurat yang sumbernya di sosial media seperti ini. Kita sebagai pengguna juga harus lebih bijak menerima dan bereaksi terhadap semua informasi yang bertebaran di dunia maya. Jangan gegabah dan mudah percaya, tapi juga tetap waspada akan situasi-situasi darurat macam kasus di atas. Waduh susah ya hidup zaman sekarang…
Dulu, sosial media adalah tempat curhat yang aman dan nyaman saat kita butuh tempat pelarian. Kamu akan menemukan hal-hal sesuai seleramu saat browsing di sosial media. Sekarang, sosial media sudah dipenuhi banyak hal-hal negatif. Mulai dari informasi hoax hingga video kekerasan menyebar dengan luasnya di sosial media. Sedih sih lihatnya…