Ujian SIM kok ngalah-ngalahin ujian skripsi~
Banyak orang merasa kalau ujian SIM di Indonesia itu susahnya udah kayak sidang skripsi. Mau belajar mau nggak, hasilnya tetap aja suruh ngulang lagi. Padahal tiap tes udah ngeluarin duit yang nggak sedikit juga. Kalau dulu sih mungkin aturannya nggak seketat sekarang. Bahkan zaman dulu kalau punya kenalan orang kepolisian, nggak perlu deh tuh yang namanya tes teori atau praktik. Tinggal isi formulir, foto di samsat, jadi deh.
Eits, sebelum kamu mengutuk sistem birokrasi pembuatan SIM di Indonesia, mending kamu lihat dulu gimana negara-negara di bawah ini mengatur soal ijin mengemudi warganya guys! Jadi mikir, ternyata negara kita nggak ada apa-apanya kalau dibandingin mereka lho. Setidaknya ada yang bikin kita agak bersyukur sih ya. Yuk, simak ulasan Hipwee News & Feature berikut ini dulu.
ADVERTISEMENTS
1. Di Jepang orang yang mau punya surat ijin mengemudi harus punya mobil dan garasi di dalam rumah buat memarkir mobilnya!
Buat bisa mendapatkan SIM di Jepang, kamu harus bisa membuktikan kalau punya mobil dan garasi di rumah! Selain itu seperti halnya di Indonesia, calon pemilik SIM harus melalui tes teori dan praktik dulu buat menentukan lulus atau nggak. Sebelumnya mereka juga harus tes buta warna, pendengaran, penglihatan, dan fisik. Biayanya sendiri sekitar Rp600 ribu-an.
ADVERTISEMENTS
2. Kamu harus fasih mengemudi di dua musim kalau mau punya SIM Finlandia. Udah gitu ada 19 teori yang harus kamu pelajari sebelum tes!
Karena di Finlandia punya 4 musim, jadi tes berkendaranya juga dibagi jadi dua bagian; dilakukan saat musim panas dan musim dingin. Ada juga pelatihan khusus yang harus diambil buat belajar cara berkendara di jalanan licin, jadi semacam les gitu. Di sana kamu harus belajar 19 teori berbeda! Biayanya sendiri berkisar antara Rp16 juta – Rp32 juta lho! Mahal banget 🙁
ADVERTISEMENTS
3. Kata siapa nge-drift cuma boleh dilakukan pebalap profesional? Di Denmark, nge-drift jadi salah satu bagian yang diujikan dalam tes SIM!
Di Denmark kamu harus lulus ujian drift. Iya, trik berkendara yang biasa dilakukan pembalap profesional itu. Selain itu ada juga landasan berbentuk angka 8, tanjakan, jalanan licin, dan parkir paralel yang harus kamu taklukkan buat bisa dapat SIM di sana.
ADVERTISEMENTS
4. Di Inggris kamu harus menyiapkan uang sejumlah Rp1,7 juta buat tes teori dan praktik SIM. Itu pun presentase gagalnya mencapai 50%
Sebenarnya kalau secara teknis mungkin di Inggris nggak begitu berbeda sama di negara kita. Tapi biayanya itu lho, ya meskipun nggak lebih mahal dari Finlandia tapi kalau lihat presentasi kegagalannya yang mencapai 50% kok ya… Pesimis…
ADVERTISEMENTS
5. Selain harus tes kesehatan dulu, kalau kamu mau punya SIM Australia, kamu harus didampingi mengemudi selama 25 jam dan lulus tes teori yang bejibun!
Sebelum ujian praktik, kamu harus lulus dulu ujian teori, tes kesehatan, dan tes mata. Kalau sudah lulus, kamu akan didampingin menyetir selama total 25 jam. Ada lagi namanya Hazard Perception Test, itu juga sama sih, semacam ujian teori gitu. Jika sudah berhasil, kamu baru akan mendapat SIM sementara. Sedangkan SIM penuhnya baru bisa didapat 2 tahun kemudian! Astaga…
ADVERTISEMENTS
6. Kalau biaya tes SIM di Inggris menurutmu udah mahal, tunggu sampai kamu tahu total biaya tesnya di Jerman, yang bisa menghabiskan Rp25 juta!
Bikin SIM di Jerman sama aja kayak beli motor di Indonesia ya. Selain bayar mahal, di sana kamu harus lolos 4 jenis tes berbeda. Sebelumnya kamu harus ikut les teori selama 1 minggu. Buat ujian teorinya kamu cuma dibatasi maksimal 3 kali gagal. Adudu…
7. Di Singapura, kebanyakan orang akan mengambil pelatihan mengemudi dulu sebelum ujian SIM. Soalnya kalau nggak latihan, kemungkinan gagal bisa mencapai 67%
Pelatihan sebelum ujian mengemudi juga biasa dilakukan orang-orang Singapura. Buat bisa lolos uji teori, kamu harus bisa menjawab dengan benar 45 pertanyaan dari 50 pertanyaan yang diberikan. Biayanya sendiri sekitar Rp1,9 juta-an. Hmm…
8. Saat ujian SIM di Afrika Selatan, kamu harus hati-hati waktu menarik tuas rem tangan. Soalnya kalau bunyi bisa mengurangi poin lho
Meskipun biayanya nggak begitu mahal, cuma sekitar Rp350 ribu, tapi buat bisa dapat SIM di Afrika Selatan, kamu harus super duper teliti. Kalau kamu kedapatan menarik tuas secara keras atau bersuara, poinmu bisa dikurangi. Pantas aja kalau 6 dari 10 orang yang tes mengemudi di sana dinyatakan gagal.
Tuh ‘kan, kalau dibandingkan di Indonesia ternyata negara-negara di atas jauh lebih ribet! Kalau di Indonesia katanya sih memang sengaja dipersulit buat mengurangi angka kecelakaan di jalan yang tiap tahun kayaknya makin meningkat. Ya setidaknya kita nggak perlu punya mobil dulu sebelum daftar ujian SIM~