Tahukah kamu orang yang mudah kaget dengan mengeluarkan gerakan tubuh atau kata-kata spontan tertentu? Yup, fenomena ini biasa disebut dengan latah. Di Indonesia sendiri, orang-orang dengan kebiasaan tersebut hampir bisa ditemui dengan mudah. Bahkan, banyak juga para komedian di layar kaca yang justru berpura-pura latah sebagai gimmick ataupun pemantik suasana semata. Sempatkah kalian bertanya-tanya, apa dan bagaimana sebenarnya latah itu bisa terjadi?
Agar kamu nggak menyepelekan atau bahkan memanfaatkan latah sebagai hiburan dan objek lelucon, berikut Hipwee News & Feature sajikan informasi penting terkait latah berikut.
ADVERTISEMENTS
Sejak pertama kali ditemukan, fenomena latah disebut dengan istilah The Jumping Frenchmen of Maine dan banyak dialami oleh orang-orang yang dikucilkan dalam masyarakat
Fenomena latah ini pertama kali ditemui pada akhir abad ke-19 dan dialami oleh orang-orang Kanada keturunan Prancis yang bekerja sebagai tukang kayu di Maine, Amerika Serikat. Mereka ditemukan kerap menunjukkan reaksi yang nggak terduga dan berlebihan saat merasa kaget seperti mengulang kata-kata tertentu, melompat, menjerit, memukul, menirukan perkataan atau gerakan, hingga menuruti perintah orang lain. Setelah diteliti oleh pakar saraf bernama Dr. George Miller Beard, fenomena ini kemudian disebut dengan istilah The Jumping Frenchmen of Maine, seperti dilansir dari Gizmodo.
Menurut para ahli, latah sering ditemukan pada orang yang dikucilkan atau disepelekan dalam masyarakat (underdog class). Kebiasaan latah — yang sebenarnya nggak disengaja ini, digunakan untuk menarik perhatian, sehingga bisa dibilang kondisi latah muncul sebagai defense mechanism. Para ahli berkesimpulan bahwa latah merupakan gejala psikologis yang berhubungan dengan budaya.
ADVERTISEMENTS
Latah tergolong dalam gangguan atau kelainan psikologis. Kondisi ini ditandai dengan reaksi terkejut yang cukup ekstrem dan nggak terkendali
Latah bisa didefinisikan sebagai respon reflektif yang sangat natural dan nggak disengaja ketika seseorang merasa kaget atas rangsangan tertentu, misalnya suara keras. Setiap orang latah punya respon yang berbeda-beda dalam bereaksi terhadap stimulus yang mengagetkannya. Penderitanya sendiri nggak mampu mengendalikan kondisinya sendiri sehingga kata-kata yang keluar pun sangat nggak terduga, nggak jarang berupa kata-kata kotor. Biasanya kondisi ini dimulai setelah masa pubertas atau selama remaja.
Dalam ilmu kedokteran, fenomena latah memang sulit dijelaskan, nggak bisa dikategorikan sebagai penyakit ataupun kelainan. Dilansir dari Health Detik, dr Andri, SpKJ, psikiater dari Klinik Psikosmatis RS Omni Alam Sutra Tangerang, latah termasuk dalam kategori gangguan gejala psikologis.
ADVERTISEMENTS
Meski nggak diketahui secara pasti, latah tampaknya juga banyak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan
Dijelaskan dalam Hello Sehat, sejauh ini belum ada penelitian dan penjelasan medis yang menjawab penyebab dari gangguan psikologis ini. Tapi, kondisi ini sering dikaitkan dengan kelainan neuropsikiatri lantaran latah merupakan kebiasaan nggak wajar yang tertanam di pikiran bawah sadar. Teori lain menyebutkan bahwa kondisi ini diakibatkan oleh gangguan neurologis somatik. Gangguan somatik sendiri disebabkan oleh mutasi gen yang terjadi setelah pembuahan. Jadi, bukan diwariskan oleh orangtua, melainkan langsung diteruskan ke anak-anak.
Pengaruh budaya dan lingkungan juga diduga punya pengaruh besar yang menyebabkan kondisi latah. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa latah merupakan mekanisme perlawanan dari kondisi lingkungan yang cenderung mengisolasi. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan penyebab spesifik dari gangguan ini.
ADVERTISEMENTS
Nggak ada pengobatan khusus untuk menyembuhkan latah. Hanya perlu mengurangi rangsangan yang bisa menyebabkan reaksi berlebihan pada penderita
Pada dasarnya, nggak ada pengobatan spesifik untuk menyembuhkan latah, mengingat kondisi ini tergolong langka dan nggak termasuk ke dalam kategori penyakit atau kelainan. Cara terbaik mengurangi reaksi latah adalah dengan nggak mengagetkan penderitanya terus menerus hanya karena dianggap lucu dan menghibur. Karena hal ini bisa meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahannya, jadi sama sekali nggak membantu menyembuhkan latah. Gangguan ini jelas bisa mengalami kelelahan berat dan memengaruhi kehidupan sehari-hari penderitanya.
Kabar baiknya, latah biasanya akan berkurang seiring bertambahnya usia, tapi bisa makin parah saat sedang stres atau cemas. Nah, jika kondisi ini benar-benar menganggumu, segera konsultasikan dengan terapis atau dokter untuk mendapatkan terapi tertentu untuk mengurangi keparahannya.
Karena tergolong gangguan psikologis yang langka dan nggak punya pengobatan khususnya, latah nggak boleh disepelekan. Apalagi dengan terus menggodanya karena reaksi aneh yang dikeluarkan penderita latah dianggap lucu dan menghibur. Hanya dengan berhenti mengagetkan penderita latah, kamu sudah berkontribusi untuk upaya penyembuhan mereka lho! Jadi, stop goda orang latah, ya!