“Gayung.. oh.. gayung..”
Benda terbuat dari plastik ini menghuni hampir seluruh kamar mandi masyarakat Indonesia. Keberadaannya sangat penting, tapi walau mungkin kita hampir nggak bisa hidup tanpa gayung, kita malah sering nggak notice sama benda satu ini. Gayung cuma mentok jadi alat mandi dan cebok aja. Setelah keluar dari kamar mandi, kita sering lupa sama semua jasanya. Habis manis sepah dibuang, gitu #halah..
Ngomong-ngomong soal gayung, ternyata banyak fakta menarik soal benda ini lo, termasuk gimana awal mulanya bisa jadi barang wajib setiap rumah tangga Indonesia, hingga popularitasnya yang ternyata cuma berlaku di sejumlah negara Asia Tenggara. Orang barat mah nggak kenal gayung, karena mereka kalau mandi pakai shower dan kalau cebok pakai tisu atau semprotan air. Emang apa aja ya serba-serbi soal gayung? Simak ulasan Hipwee kali ini, kuy! Lumayan lah, bisa nambah wawasan~ 😀
ADVERTISEMENTS
1. Keberadaan gayung terinspirasi dari benda terbuat dari batok kelapa yang cukup eksis di Filipina saat era pre-kolonial. Tapi fungsinya dulu buat minum, bukan buat mandi atau cebok. Gayung di Filipina dikenal dengan nama “tabo”
ADVERTISEMENTS
2. Sebelum ada sistem aliran air pakai pipa kayak sekarang, orang zaman dulu butuh alat buat membawa air dari sumbernya ke rumah. Makanya mereka kemudian menyulap batok kelapa atau bambu jadi berbentuk mirip gayung
ADVERTISEMENTS
3. Di Filipina, tabo ini selain buat minum juga biasa buat cuci tangan dan kaki tamu-tamu sebelum masuk sebuah rumah. Michael Tan, seorang antropolog menyebut tabo ini sebagai wujud kecintaan orang akan kebersihan
ADVERTISEMENTS
4. Ternyata “tabo” ini juga lekat sama sejarah dan budaya orang Amerika lo. Kalau di sana disebut “coconut dipper“. Benda ini populer di negeri Paman Sam sekitar abad ke-19. Fungsinya sama, untuk menampung air minum
ADVERTISEMENTS
5. Seiring dengan ditemukannya sistem pengaliran air modern pakai pipa atau pompa, keberadaan coconut dipper di Amerika mulai perlahan hilang. Orang juga jadi lebih terbiasa minum pakai gelas. Kebiasaan minum pakai batok kelapa pun jadi kebiasaan asing bagi orang AS zaman sekarang
ADVERTISEMENTS
6. Sedikit berbeda sama di Filipina, Tabo justru masih terus eksis hingga sekarang. Meski ada sedikit perbedaan di fungsi dan bahan pembuatnya, kalau dulu buat minum dan bersih-bersih, sekarang lebih sering dipakai mandi, nguras kamar mandi, atau cebok
7. Selain di Filipina, negara lain yang masih pada pakai tabo adalah Indonesia dan Malaysia, cuma benda ini lebih dikenal dengan nama gayung. Mungkin karena masih serumpun sama Filipina ya, jadi “ketularan”
8. Saking pentingnya tabo bagi orang Filipina, sampai-sampai banyak yang memutuskan bawa tabo saat harus merantau ke negeri orang!
9. Tapi di Indonesia, keberadaan gayung sempat dinilai menyebabkan pemborosan air lo, terutama kalau dipakai mandi. Tahun 2016 lalu, Jusuf Kalla sempat mengimbau agar kebiasaan mandi pakai gayung ini dihentikan dan diubah dengan menggunakan shower
10. Menurutnya, mandi pakai gayung membutuhkan kira-kira 18 liter, sedangkan kalau pakai shower hanya butuh 12 liter. Jadi lebih hemat air sekitar 30%
11. Selain itu menurut JK, mandi pakai gayung juga akan mendorong orang menampung air di bak atau ember, di mana kebiasaan itu bisa jadi media nyamuk berkembang biak
Tapi kayaknya kok sulit ya mengubah kebiasaan mandi pakai gayung dan beralih ke shower, walau alasan-alasan yang dipaparkan Pak JK cukup masuk akal. Soalnya sejumlah daerah di Indonesia masih kesulitan mengakses air bersih. Mereka nggak punya cara lain selain menampung air yang diperoleh dari sumber-sumber tertentu. Sistem pengaliran air belum sampai ke rumah-rumah. Kecuali kalau memang pemerintah membenahi dulu sistem tersebut, jadi orang bisa tuh masang shower di rumahnya. Dan mesti dipastikan juga kalau nggak bakal ada yang namanya air macet. Kan berabe kalau di tengah-tengah mandi pakai shower, airnya malah mati~