Tak bisa dipungkiri lagi bahwa semakin berkembangnya sosial media, berita yang kamu temukan di sana juga semakin beragam. Mulai dari hal-hal lucu seperti situs penyedia gambar-gambar kucing yang ‘unyu’ hingga berita yang nadanya penuh kebencian. Kamu bisa menemukan berita-berita seperti itu dengan mudah di sosial media.
Facebook, misalnya. Mereka sendiri mengakui bahwa platform mereka sering ditumpangi berita-berita yang kebenarannya masih dipertanyakan. Puncaknya adalah ketika mereka dituduh membantu kemenangan Donald Trump pada pemilihan presiden US dengan menyebar berita palsu. Biar kamu tak tertipu dengan kepalsuan tersebut, kamu wajib hati-hati dengan berita kamu lihat di sosial media.
Desember ini Facebook telah melakukan aksi nyata. Seperti dilansir theguardian, Facebook berani memberi label pendeteksi berita hoax. Kalau kamu menemukan berita palsu, tinggal beri tanda aja dan laporkan saja ke pihak Facebook. Selain itu, mereka juga telah mengikat kerja sama dengan International Fact-Checking Network demi menekan berita-berita palsu yang beredar di platform mereka.
Tapi tetap saja, dengan fitur-fitur tersebut berita hoax masih saja banyak beredar di sosial media. Terbukti pagi ini, Facebook justru kecolongan karena fitur safety check-nya yang menyebarkan berita tahun 2015 tentang ledakan di Bangkok. Akibatnya banyak orang panik, padahal beritanya sudah setahun lalu. Facebook juga harus ekstra hati-hati. Nah, agar kamu nggak terjebak dengan berita palsu, coba terapkan hal-hal ini. Ingat ya bukan cuma cowok yang suka ngasi harapan palsu, sekarang berita juga banyak yang palsu.
ADVERTISEMENTS
1. Cek kembali berita yang kamu lihat di sosial media. Perhatikan kredibilitas situs pembuatnya
Kamu perlu ingat bahwa sekarang, siapa saja bisa punya akun sosial media. Siapa saja bisa membuat situs-situs di dunia maya. Karenanya jangan asal percaya dengan berita yang kamu lihat dan kamu baca di sosial media. Meskipun yang memberi ‘like’, ‘comment’ dan ‘share’ jumlahnya banyak, namun belum tentu beritanya bisa dipertanggungjawabkan.
Cek ulang kebenaran berita tersebut. Caranya gampang kok. Salah satunya adalah dengan melihat siapa penyebar dan pembuat beritanya. Selain itu cek juga di Google. Kira-kira ada nggak sih berita sejenis yang isinya sama. Apalagi sekarang dunia ini sedang ramai-ramainya pertikaian. Kamu tentu ingat peristiwa demo 4 November dan demo-demo lanjutannya. Dari demo 4 November saja, sudah banyak berita-berita palsu menyebar di dunia maya. Biar kamu nggak tertipu, cek lagi sumber-sumber lain yang lebih terpercaya.
ADVERTISEMENTS
2. Hati-hati dengan berita yang headline-nya heboh. Biasanya berita seperti itu tidak berlandaskan kebenaran
Melihat berita-berita dengan judul yang bikin luluh hati, siapa sih yang nggak tertarik membacanya? Berita sedih seputar seorang anak yang ‘katanya’ tidur di tengah makam kedua orangtuanya sempat viral di dunia maya. Segala macam golongan manusia di sosial media percaya dengan berita tersebut.
Namun begitu faktanya dimunculkan. Semua orang terdiam. Berita dan foto seputar anak kecil ‘yang’ katanya sedih tersebut nyatanya tak lebih dari berita palsu yang diberi bumbu ‘kesedihan’ agar hati kita terketuk dan mau menyebarkan. Yah, dengan headline “Sedih. Begitu mencintai Orangtuanya, Bocah Suriah ini Sampai Tidur di Antara Makam Mereka” siapa sih yang hatinya nggak terketuk. Meski begitu, cek lagi ya faktanya. Berita-berita dengan judul bombastis atau dengan kalimat-kalimat heboh lainnya biasanya berisi berita yang tak bisa dipertanggungjawabkan.
ADVERTISEMENTS
3. Jangan asal percaya dengan gambar yang disebar. Cek lagi gambarnya di Google dan liat sumber pertamanya
Selain foto bocah yang katanya dari Suriah tadi, ada banyak foto-foto hoax lain yang beredar di internet. Contohnya adalah foto Ahok dan Habib Rizieq yang kemarin sempat menggemparkan dunia maya. Pengunggahan foto kedua tokoh yang tengah berbeda pendapat tersebut jelas menuai reaksi dari banyak orang. Yah, bagaimana tidak. Keduanya tengah berselisih namun digambarkan akur sambil berjabat tangan. Ramai? Jelas.
Di antara orang-orang yang berkomentar, ternyata banyak juga orang-orang yang berkomentar negatif dan bernada emosi tak terima tokoh idolanya disandingkan dengan sang musuh. Padahal, kalau mereka mau sedikit repot dengan mencari sumber gambar asli. Mereka pasti cuma akan tersenyum melihat postingan tersebut. Foto hasil editan Agan Harahap tersebut niatnya ingin menunjukkan keindahan kalau ‘seandainya’ orang-orang mau berdamai. Tapi karena asal percaya dan keburu terpancing emosi, marah-marahnya diduluin tuh.
ADVERTISEMENTS
4. Tanyakan pada dirimu sendiri apakah tidak ada kejanggalan atau kepentingan pribadi yang mungkin mendompleng sebuah headline heboh
Yang terakhir, jangan lupa tanyakan pada dirimu sendiri soal kebenaran berita tersebut. Sebenarnya, hatimu tau mana yang benar dan mana yang palsu. Dilihat sekilas saja kamu pasti sadar bahwa postingan tersebut hoax atau fakta. Tapi, kadang emosi menutupi penilaian kita.
Sebagai contoh, kamu pasti sering melihat postingan di Facebook yang menyertakan “Like, Comment “Amin” dan Share kalau kamu peduli dengan bla bla bla”. Padahal kamu tahu kalau postingan tersebut faktanya masih diragukan, tapi kamu tetap memberi ‘like’ dan menulis “Amin” di kolom komentar, ‘kan? Alasannya karena beritanya cocok dengan kondisi emosionalmu. Akhirnya tak peduli fakta atau berita palsu, asal isinya sesuai dengan kondisi emosi dan sudut pandangmu asal dibagikan saja. Karena itu jangan biarkan emosi menutupi penilaianmu terhadap suatu berita.
Pada akhirnya, semuanya kembali pada diri kita sendiri. Mau terus-terusan dibodohi oleh berita palsu atau bangkit dan mencari kebenaran. 🙂