Jangan dulu bosan apalagi muak dengan pemberitaan Papa Setya Novanto atau Setnov. Setelah November lalu ia ditetapkan (lagi) jadi tersangka, Setnov mengalami kecelakaan. Mobil Fortuner yang ditumpanginya menabrak tiang listrik. Kejadian ini bikin meme tiang listrik ramai dijadikan bahan lelucon. Beragam spekulasi juga bermunculan. Ada yang percaya, ada juga yang nggak. Mereka yang nggak percaya menganggap ini cuma bagian lain dari drama Setnov.
Ya kalau dipikir-pikir, susah juga sih mau percaya. Dulu tiap kali dipanggil KPK, hampir selalu ia mangkir karena kena ‘musibah’. Belum lagi saat dikabarkan sakit dulu, banyak kejanggalan yang rasanya makin membuat publik berasumsi Setnov cuma pura-pura. Nah akhirnya, setelah drama panjang ngalah-ngalahin drakor, putusan praperadilannya keluar juga nih guys. Tapi sebelumnya coba simak dulu rangkuman perjalanan karier Setnov sampai bisa jadi aktor politik ‘bermasalah’ seperti sekarang. Kabarnya ia juga pernah jadi model terganteng di Surabaya, wow!
ADVERTISEMENTS
Episode 1: Lahir di keluarga tak mampu, membuat Setnov harus bekerja serabutan sambil kuliah di Surabaya
Dilansir Rappler, Setnov lahir di Bandung 12 November 1954 silam dari pasangan Sewondo Mangunratsongko dan Julia Maria Sulastri. Masa kecilnya bisa dibilang sangat berat. Selain terkendala masalah ekonomi, kedua orang tuanya diketahui bercerai saat ia masih SD. Menghabiskan masa TK dan SD di Bandung, Setnov pindah ke Jakarta saat usianya masih belasan. Tahun 1967, ia masuk SMP Negeri 73 Tebet dilanjutkan ke SMA Negeri 9 tahun 1970.
Lulus SMA, Setnov merantau ke Surabaya dan melanjutkan pendidikan di jurusan Akuntansi, Universitas Katolik Widya Mandala. Sadar bukan berasal dari keluarga berada, Setnov memutar otak supaya bisa membiayai hidupnya sendiri. Mulai dari jual beras dan madu di Pasar Keputren Surabaya, jadi tukang cuci mobil, salesman, sampai melenggang di atas catwalk sebagai model busana. Bahkan, ia pernah terpilih jadi “Pria Tampan Surabaya” tahun 1975 lho! Berkat etos kerjanya yang tinggi, di umurnya yang masih 22 tahun, Setnov dipercaya untuk menjadi Kepala Penjualan mobil khusus wilayah Indonesia Timur.
ADVERTISEMENTS
Episode 2: Kehidupan percintaan Setnov membawanya mengenal dunia bisnis. Selain sebagai politikus, Setnov juga dikenal sebagai pengusaha sukses
Setnov pernah menikah 2 kali. Ia dikabarkan pernah menikahi anak dari Brigadir Jenderal Sudharsono, mantan Wakapolda Jabar, Luciana Lily Herliyanti. Bersama Luciana, ia dikaruniai 2 anak. Saat menjadi menantu Sudharsono, Setnov dipercaya mengelola pom bensin milik mertuanya di Cikokol, Tangerang. Dari situ ia mulai mengembangkan bisnisnya di bidang peternakan, kontraktor, bahan baku kertas, tekstil, hotel hingga lapangan golf. Saat ini usahanya sudah tersebar ke berbagai wilayah, termasuk Batam, Kupang, dan Jakarta. Tapi sayangnya ia bercerai dengan Luciana dan menikahi Deisti Astriani. Dari pernikahan keduanya ia juga dikaruniai 2 anak.
ADVERTISEMENTS
Episode 3: Karier politik Setnov dimulai saat ia menjalin koneksi dengan Hayono Isman, petinggi partai Demokrat
Hayono Isman adalah teman SMA Setnov. Mereka bertemu saat Setnov kembali ke Jakarta selepas berkuliah di Surabaya. Di Jakarta ia melanjutkan kuliah di Universitas Trisakti. Untuk menyambung hidup, ia tinggal di rumah Hayono dan menyambi jadi sopir pribadinya. Bersama kerabatnya itu, tahun 1979 Setnov mendirikan PT. Anindya Cipta Perdana, perusahaan distributor semen dan bahan bangunan ke kawasan Nusa Tenggara Timur.
Relasi kuat ke NTT itu dimanfaatkan Setnov untuk memulai karir politiknya. Ia pernah mencalonkan diri jadi anggota legislatif untuk wilayah NTT dan memenangkan mayoritas suara masyarakat disana. Setnov duduk di kursi parlemen pada periode 1999-2004. Kepiawaiannya di dunia politik ia buktikan dengan menjadi anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar 6 kali berturut-turut. Pada tanggal 2 Oktober 2014, ia terpilih menjadi Ketua DPR, kursi tertinggi di legislatif.
ADVERTISEMENTS
Episode 4: Drama Setnov dimulai ketika ia menjabat sebagai Ketua DPR. Baru setahun jadi ketua, Setnov terpaksa harus mundur karena kasus pencatutan nama Jokowi
Kalau kamu ingat polemik “Papa Minta Saham“, mulai saat itulah nama Setnov banyak dikenal publik. Baru menjabat setahun jadi Ketua DPR, ia terpaksa harus mundur karena dianggap melanggar kode etik dengan mencatut nama Jokowi untuk mendapat saham di PT. Freeport. Posisinya di DPR kemudian digantikan oleh Ade Komaruddin. Namun pada 2016 ia dinyatakan kembali menjabat setelah tuduhan yang melilitnya dalam kasus Freeport tidak terbukti. Disitulah #ThePowerOfSetnov mulai disadari publik. Apalagi ia satu-satunya ketua DPR yang sudah lengser tapi bisa menjabat lagi. Ajaib!
ADVERTISEMENTS
Episode 5: Nama Setnov kembali terseret dalam kasus korupsi pengadaan proyek e-KTP tahun 2011-2012
Dilansir Kompas, Setnov ditetapkan sebagai tersangka pada 17 Juli 2017 atas dugaan turut campur mengatur anggaran proyek e-KTP senilai Rp5,9 triliun. Ia juga diduga mengondisikan pemenang lelang proyek yang melibatkan pengusaha Andi Agustinus atau Andi Narogong dan menyebabkan kerugian negara Rp2,3 triliun.
Sebulan lebih berstatus tersangka, Setnov mengajukan gugatan praperadilan terhadap KPK ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Pada 11 September, Setnov menolak menghadiri panggilan KPK dengan alasan sakit sampai dirawat di RS Siloam, Semanggi, Jakarta. Saat itulah kabar kebohongan Setnov tersebar setelah fotonya di RS dibahas di berbagai media karena dinilai banyak kejanggalan. Fotonya juga banyak dijadikan meme untuk bahan hiburan. Kasus meme itu juga sempat diperkarakan oleh tim kuasa hukum Setnov.