Rasanya nggak berlebihan kalau kita bilang bumi sedang sekarat. Lihat aja, sudah berapa banyak bencana alam yang melanda negara-negara dunia beberapa tahun belakangan ini, mulai dari kebakaran, banjir, hingga kekeringan. Temperatur global telah meningkat dibanding bertahun-tahun lalu. Es-es di kutub mulai mencair yang akhirnya membuat permukaan laut naik. Semua adalah buah dari perubahan iklim yang kian hari kian memburuk. Penyebabnya? Karena terlalu banyak emisi CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil yang memerangkap panas radiasi matahari di bumi sehingga membuat bumi jadi lebih panas.
Intergovernmental Panel on Climate Change menyebut manusia dan makhluk hidup lainnya akan mengalami krisis dan bencana besar jika suhu bumi meningkat lebih dari 1,5 derajat Celsius atau lebih tinggi dari sebelumnya. Krisis ini bukan sembarang krisis, karena bisa berpengaruh terhadap kualitas hidup manusia, mengancam pertumbuhan ekonomi, hingga kesejahteraan masyarakat. Perlu langkah tegas, nggak cuma sekadar buang sampah di tempatnya atau mengurangi penggunaan plastik. Kita pribadi, kelompok, dan pemerintah perlu bekerja bersama. Jadi, apa yang kira-kira bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi? Setidaknya ada 7 sektor yang perlu segera dibenahi kalau memang nggak mau “kiamat” lebih cepat terjadi.
ADVERTISEMENTS
1. Manusia perlu segera beralih ke energi terbarukan dan meninggalkan energi berbahan bakar batu bara. Energi ini yang paling banyak berkontribusi terhadap krisis iklim lo!
Selama ini listrik yang membuat kita bisa nonton TV, menanak nasi, menyalakan lampu, sampai mengisi daya baterai HP, diperoleh dari konversi energi dari pembakaran batu bara. Padahal penggunaan batu bara sebagai sumber bahan bakar terbukti dapat merusak lingkungan. Ini karena batu bara bisa menghasilkan emisi karbon berbahaya, serta mengeluarkan partikel PM 2,5 yang bisa meningkatkan risiko kanker pada manusia.
Atas alasan itulah, kalau memang mau bumi hidup lebih lama, energi batu bara ini harus diganti dengan yang lebih ramah lingkungan, yakni dengan energi terbarukan, seperti tenaga surya, tenaga angin, arus air proses biologi, dan panas bumi.
ADVERTISEMENTS
2. Saat ini sudah banyak negara yang beralih ke energi terbarukan dan meninggalkan batu bara sebagai sumber energi, seperti Cina dan Amerika
Cina sadar kalau pencemaran udara di negaranya sudah begitu parah. Pada 2017 lalu pemerintah di sana menargetkan pengurangan penggunaan batu bara sebesar 30%. Amerika juga melakukan hal sama. Malah sudah sejak 1970 ratusan perusahaan batu bara ditindak secara hukum bahkan berhenti beroperasi. Sebaliknya, dua negara itu terus mengembangkan sumber energi terbarukan, seperti energi angin dan solar panel.
Emission Gap Report 2018 menyebutkan kalau energi terbarukan dan proyek efisiensi energi di negara-negara berkembang secara signifikan dapat mengurangi emisi pada tahun 2020.
ADVERTISEMENTS
3. Sektor lain yang nggak kalah penting dan harus segera dibenahi adalah hutan dan lahan. Kita semua perlu memulihkan hutan tropis karena pepohonan dapat membantu mengurangi CO2
Untuk mengurangi kadar CO2 perlu setidaknya 1 triliun pohon baru di hutan-hutan dunia. Memulihkan kembali hutan tropis dapat menyelamatkan keanekaragaman hayati, meningkatkan ketahanan pangan, membuka mata pencaharian dan meningkatkan ekonomi pedesaan. Jika ingin mempertahankan kualitas udara, kita perlu mengehentikan deforestasi pada tahun 2030 secara global.
ADVERTISEMENTS
4. Kendaraan bermotor juga turut memperparah perubahan iklim. Polusi udara di kota-kota besar membuat kualitas udara semakin buruk
Sektor transportasi juga perlu dibenahi jika kita tidak ingin krisis iklim makin buruk. Pemerintah harus tegas menerapkan kebijakan yang tepat agar pengurangan emisi yang signifikan dapat tercapai. Standar efisiensi kendaraan perlu dibenahi, lebih bagus kalau penggunaan kendaraan bermotor bisa dikurangi.
ADVERTISEMENTS
5. Pembangunan dan konstruksi selama ini menyumbang banyak emisi karbon dioksida ke udara. Maka, perlu adanya kebijakan lebih ketat terkait pembangunan gedung dan kota
Sekitar 70% penggunaan energi, pembangunan dan konstruksi menyumbang 39% emisi karbon dioksida ke udara. Pemerintah agaknya perlu membenahi sektor ini agar krisis iklim tidak semakin buruk di masa depan.
ADVERTISEMENTS
6. Pola konsumsi makanan juga perlu dibenahi. Tahukah kalian kalau industri peternakan, dan pengolahan makanan turut menyumbang emisi karbon di udara?
Mungkin rada nggak nyambung ya kalau dipikir-pikir, tapi ternyata industri pangan juga turut berpengaruh memperparah krisis iklim lo! Gas-gas buangan ternak, atau hasil limbah industri pangan membuang gas emisi karbon ke udara. Kita butuh transformasi pangan global setidaknya dalam 12 tahun ke depan, seperti limbah pangan dikurangi, mengonsumsi sumber makanan lokal, hingga mengubah pola diet lebih sehat dengan mengurangi konsumsi protein hewani.
7. Sektor terakhir adalah pendidikan. Soalnya percuma kalau sektor-sektor di atas dibenahi tapi kesadaran masyarakat soal krisis iklim masih rendah
Agaknya pemerintah perlu mulai berinvestasi juga di sektor pendidikan, misalnya dengan memasukkan kurikulum lingkungan atau segala hal yang berhubungan dengan perbaikan alam. Agar seluruh masyarakat sadar kalau keadaan bumi bisa makin buruk jika kita tidak segera berbenah.
Itu dia 7 sektor yang perlu dibenahi agar kualitas hidup manusia bisa meningkat, atau setidaknya nggak lebih buruk. Kalau kita nggak berubah, ya, siap-siap aja bumi yang berubah…