Minuman satu ini pasti disebut dalam daftar minuman kekinian. Kebanyakan menyebutnya bubble tea, meski ada juga yang menyebutnya pearl milk tea. Saking populernya di kalangan anak muda, minuman ini tampaknya bertebaran di mana-mana. Mulai dari versi mahal di gerai-gerai mall yang mungkin cuma kita beli kalau ada promo cashback, sampai versi murahnya yang bisa dengan mudah kita temukan di pinggir jalan.
Dingin, manis, dan kenyal-kenyal
Bukan cuma di Indonesia, bubble tea itu sudah jadi fenomena dunia. Bahkan minuman ini sampai disebut-sebut sebagai ‘Asian Starbucks’ karena sejak popularitasnya juga sampai meledak di Amerika Serikat dan Kanada. Nah sebenarnya bubble tea itu asalnya dari mana sih? Kok bisa sampai seterkenal ini juga? Yuk simak kisahnya bareng Hipwee News & Feature!
ADVERTISEMENTS
Meskipun sering minum bubble tea, kayaknya masih ada deh yang belum tahu kalau minuman populer ini berasal dari Taiwan. Ada satu toko teh yang meng-klaim sebagai penemu pertamanya
ADVERTISEMENTS
Toko yang aslinya berlokasi di kota Taichung ini, mulai menjual teh susu dingin dicampur pearl sejak tahun 1980an. Begini nih penampakan tokonya
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Ingin berbeda dengan tea shop-tea shop pada umumnya yang hanya menyeduh teh panas, sang pemilik mengembangkan resep teh dingin. Di Taiwan, masih jarang banget yang menjual teh dingin pada saat itu
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selain mencampurnya dengan susu, ada seorang karyawan  yang memiliki ide memasukkan fen yuan ke dalam teh dingin itu. Fen Yuan adalah dessert tradisional dari tapioka
Karyawan bernama Lin Hsui-hui memasukkan bola-bola tapioka dalam fen yuan ke dalam teh susu dingin. Berkat ide tersebut, lahirlah bubble tea yang kita kenal saat ini
Minuman ini langsung populer di kalangan anak muda dan jadi minuman terlaris di toko Chun Tsui Tang. Karyawan yang disebut-sebut memiliki ‘lidah emas’ itu pun masih bekerja di sana
Bola tapioka ini kemudian populer disebut ‘boba’ atau black pearl. Bahannya sebenarnya cukup sederhana, cuma tepung tapioka dan air panas
Terus kenapa bisa hitam? Versi yang biasanya dimasukkan ke bubble tea adalah bola-bola tapioka yang sudah dimaniskan dengan gula jawa, makanya warnanya gelap
Tambahan tekstur kenyal-kenyal ternyata sukses bikin orang di seluruh dunia ketagihan. Bukan cuma orang Asia saja yang suka, dalam satu dekade terakhir, minuman ini juga ‘meledak’ di negara-negara Barat
Selain rasanya yang manis dan teksturnya yang spesial, popularitas bubble tea juga didorong oleh kultur medsos. Banyak banget orang yang pengin coba setelah melihat postingan seperti ini
Bahkan ada yang menyebut bubble tea sebagai ‘Starbucks-nya Asia’. Tanda kalau makanan atau minuman tradisional Asia juga bisa jadi produk mainstream yang terkenal secara global
Bubble tea, ayam Korea, dan juga termasuk nasi goreng Indonesia, kini dianggap sebagai makanan hits di berbagai negara
Keren ya kalau dipikir-pikir, bagaimana ide satu orang bisa berubah jadi tren dunia. Di balik minuman kekinian seperti bubble tea-pun ada sejarah yang cukup panjang. Mungkin minuman tradisional Indonesia semacam dawet perlu dipromosikan ke kancah internasional, ‘kan mirip-mirip tuh sama bubble tea — dingin, manis, dan kenyal-kenyal.Â