Duka para pengungsi Rohingya belum usai. Sejak Agustus lalu lebih dari 500.000 pengungsi melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh. Dipenuhi ketidakpastian, rasa takut dan kelaparan, mereka melakukan perjalan menuju Bangladesh dengan cara apapun juga. Mulai dari menyewa perahu sampai berjalan kaki, kaum minoritas muslim Myanmar ini berupaya melarikan diri dari tragedi kemanusiaan yang terjadi di rumahnya sendiri.
Meskipun mungkin kita tidak akan pernah bisa sepenuhnya tahu atau merasakan penderitaan mereka, foto-foto eksklusif dari Reuters ini setidaknya menyadarkan semua orang kalau konflik Rohingya masih jauh dari kata selesai. Rabu kemarin (1/11), para pengungsi Rohingya berbondong-bondong menyebrangi sungai Naf melintasi perbatasan Myanmar-Bangladesh di Palong Khali, Cox’s Bazar. Tragedi yang disebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai pembersihan etnis ini, membuat setengah juta manusia terombang-ambing tanpa tujuan pulang maupun status kewarganegaraan. Bahkan kini banyak pengungsi Rohingnya yang harus bermukim di rerumputan atau wilayah terbuka di sekitar pesisir selatan Bangladesh, menunggu perbatasan Bangladesh dibuka.
ADVERTISEMENTS
1. Para pengungsi yang tak punya cukup biaya menyewa kapal ke Bangladesh terpaksa menyebrangi sungai Naf di Palong Khali, Cox’s Bazar, Bangladesh
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Membawa bekal dan perlengkapan dapur, jalanan dan sungai yang berlumpur membuat penderitaan semakin nyata beratnya
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Tak sedikit yang harus dipapah karena kelelahan yang menyiksa, beberapa bahkan harus ditandu
ADVERTISEMENTS
4. Lansia yang tak kuat lagi berjalan dibantu oleh anggota keluarganya, terlihat jelas perjuangan dan kasih sayang sesama mereka
5. Perbatasan Myanmar-Bangladesh ditempuh para pengungsi melewati sungai Naf, mereka membawa harapan untuk bisa bertahan hidup di Bangladesh
6. Tak bisa dimungkiri mereka berjuang dengan lelahnya layaknya dikejar sebuah ancaman besar di kampung halamannya
7. Kelelahan dan penderitaan tak kuasa ditahan, tak bisa hanya menangis tersedu, mereka harus terus berjuang mencari keselamatan
8. Anak-anak yang masih belia tak akan melupakan peristiwa besar ini di kemudian hari. Penderitaan mereka sungguh luar biasa perih
9. Mereka saling membantu dan menjaga satu sama lain meski sama lelah dan menderitanya
10. Selain harus berjuang mengarungi sungai dan jalan berlumpur, mereka juga menghadapi ancaman yang sewaktu-waktu datang
11. Gelombang pengungsi yang datang menuju perbatasan Bangladesh-Myanmar terus berdatangan lewat berbagai lewat berbagai cara salah satunya dengan berjalan kaki
12. Mereka yang selamat dalam perjalanan bisa bernapas lega, lain halnya dengan puluhan lainnya yang meregang nyawa karena perahu yang mereka tumpangi karam
13. Tim pencari fakta telah dibentuk dan diketuai oleh Marzuki Darusman, mantan Jaksa Agung Indonesia. Semoga ada titik terang akan tragedi ini
14. Hubungan PBB dan Myanmar memanas, sementara ribuan pengungsi terus berdatangan meski pemimpin Myanmar menyebut mereka dapat kembali ke Myanmar
15. Apa yang terjadi dan menimpa etnik Rohingya dinilai sebagai upaya pembersihan etnik. Sementara pemimpin Myanmar menyangkal opini dari PBB tersebut
Permasalahan yang terjadi di Myanmar terkait etnik Rohingya semakin memanas setelah aktivis HAM dan etnik Rohingya menyatakan terjadi paksaan untuk meninggalkan rumahnya. Tim dari PBB juga masih dalam tahap permintaan untuk menjangkau Rakhine dan pihak militer untuk menguak fakta sebenarnya dari tragedi yang terjadi di Myanmar khususnya yang menimpa etnik Rohingya. Semoga mereka yang mengalami penderitaan diberi ketabahan dan apa yang terjadi di Myanmar menemui titik temu sehingga semua masalah berhasil diselesaikan.