Anak muda memang identik dengan jiwa yang bebas dan nggak mau terkekang. Baik untuk urusan pola pikir maupun urusan memilih pekerjaan. Seiring dengan semakin kreatifnya jiwa-jiwa bebas anak muda, akhir-akhir ini muncul tren baru di dunia kerja. Jika dulu kerja itu dimaknai ‘harus di kantor dari jam 9 sampai jam 5‘, kini pola kerja lepas jadi tren di kalangan anak muda.
Jumlah anak muda yang memilih jalur freelance tiap tahunnya makin banyak saja. Memang alasan yang melatarbelakangi keputusan itu, tidak bisa disamaratakan. Ada yang memang terpaksa oleh kondisi. Tetapi banyak juga lho yang menganggap freelance itu sebagai alternatif untuk bisa memiliki hidup yang lebih seimbang karena waktunya lebih bebas.
“Tapi apa iya kenyataannya seperti itu?”
Nah untuk menjawabnya, coba deh baca sendiri curhatan para freelancer yang telah Hipwee News & Feature kumpulkan ini.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
1. Buat yang masih belum lulus, freelancing memang bisa jadi pengalaman yang sangat berharga. Asal bisa bagi waktu, kita bisa belajar cari uang sambil sekolah
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Apalagi kalau pekerjaan yang kamu kerjakan memang sesuai minatmu. Kadang-kadang freelance justru bisa berasa menjalankan hobi saja
ADVERTISEMENTS
3. Tidak ingin dibatasi jam kerja atau hierarki yang mengikat, freelance sebenarnya bisa jadi alternatif buat anak muda yang terus ingin berkarya
4. Dalam pekerjaan freelance, kerja kerasmu juga bakal dibayar setimpal. Tidak ada istilah gaji buta
5. Fleksibilitas untuk bisa punya tenggat waktu dan lingkungan kerja sendiri merupakan gaya hidup yang didambakan banyak generasi millennial
6. Tapi penuh kebebasan, jelas tidak berarti penuh kemudahan. Terutama dalam ketika harus menghadapi orang baru tiap bekerja
7. Bekerja lepas memang penuh kuasa untuk menentukan apa-apa sendiri, tapi itu juga berarti harus menyelesaikan semua masalah sendiri. Termasuk kalau bayaran tersendat
8. Belum lagi lifestyle yang mungkin tidak bisa mengikuti sistem bulanan. Semua tergantung kapan kamu dapat pekerjaan dan bayaran karena tidak ada gaji bulanan yang tetap
9. Karena banyak pro & kontranya, akhirnya banyak juga yang mengambil jalan tengah. Punya pekerjaan tetap, tetapi masih terus aktif mencari freelance
10. Meski kerjanya bebas, penting artinya untuk bisa mengukur kemampuan diri. Jika terlalu serakah, bisa-bisa malah tidak ada pekerjaan yang selesai
11. Belum lagi pandangan sosial yang tentu masih penuh stigma negatif. Padahal mungkin ya sama-sama punya uang tapi karena tidak punya status atau kantor, langsung diremehkan
12. Hasil kerja bertahun-tahun pun seringkali tidak diakui hanya karena status sebagai pekerja lepas
13. Banyak juga situasi dimana pekerja freelance masih seringkali tidak dipandang sebagai profesional
Sejujurnya kalau di Indonesia, memilih untuk terjun di dunia freelancer itu pilihan yang sulit. Ngambil kerjaan dikit, nggak punya duit. Ngambil banyak, nggak ada waktu buat main. Kebanyakan freelancer masih punya satu pekerjaan lain sebagai pegangan. Beda dengan kondisi di luar negeri. Freelance punya prestis dan bayaran yang mencukupi. Yah, harapan kita selaku freelancer sebenarnya cuma satu, “Semoga client bayarnya tepat waktu!”