Tak ada yang mengklaim, bahkan para perokok sendiri, bahwa merokok adalah kebiasaan yang baik. Banyak pula kampanye yang mempromosikan bahaya dari merokok. Namun demikian, jumlah perokok belum juga berkurang. Berbagai alasan menjadi alasan orang untuk merokok. Bahkan kebiasaan yang awalnya lekat dengan sosok laki-laki ini sekarang juga dijabani para perempuan.
Meski demikian, masih banyak masyarakat yang memandang negatif wanita yang merokok. Padahal sebagaimana laki-laki, tentunya ada banyak alasan mengapa wanita memilih untuk merokok. Pilihan mereka untuk merokok juga tidak sepenuhnya salah. Mereka yang merokok belum tentu wanita nakal atau buruk seperti yang sering kali dicap beberapa orang.
ADVERTISEMENTS
Cewek yang memutuskan merokok pasti punya alasan tersendiri. Apapun alasannya, bukan tempat kita untuk menghakimi
Setiap orang punya pandangan dan pilihan atas hidupnya sendiri. Kita tidak pernah tahu alasan mendasar seorang cewek memutuskan untuk merokok. Mungkin dengan merokok, dia menemukan kenikmatan tersendiri atau bisa meningkatkan kepercayaan diri. Bukannya dia tidak tahu risikonya, hanya sanggup menanggungnya.
Tidak ada hukum yang menuliskan bahwa merokok adalah tindakan kriminal, tak peduli oleh siapa itu dilakukan. Jadi, tak perlulah berperasangka buruk kepada mereka, perempuan yang mempunyai kebiasaan merokok.
ADVERTISEMENTS
Jangan hanya karena cewek itu merokok, lantas kita memfitnah seenaknya dengan menganggap mereka cewek nakal.
“Cewek [yang merokok itu] nakal. Bisa ‘dipake’, atau paling nggak pernah dipake.”
Adam, 23 th, Banjarmasin
Fitnah itu menyakitkan. Mengecap seseorang tanpa peduli bahwa pasti ia punya perjuangan personal. Dan memberi label pada seseorang yang belum kita tahu betul kepribadiannya itu termasuk fitnah, bukan? Begitu pula jika kita menganggap cewek yang merokok dengan tuduhan ‘cewek nakal’ atau ‘bisa dipakai’. Wah, padahal kenal saja tidak. Tidak adil jika kita memandang sebelah mata cewek yang merokok, sementara cowok merokok kamu terima dengan biasa saja.
ADVERTISEMENTS
Lagipula, banyak cewek perokok yang memiliki prestasi gemilang dan keluarga bahagia. Merokok tidak menjadikan mereka orang jahat yang berlaku seenaknya
Pada kenyataannya tidak sedikit cewek perokok yang bekerja secara halal. Bahkan mereka cukup berprestasi dalam bidangnya. Sebut saja, Susi Pudjiastuti yang kini menjadi Menteri Perikanan dan Kelautan. Bu Susi ini cukup dikenal sebagai perokok, tapi apakah dia “cewek nakal”? Tidak. Sebelum jadi mentri, beliau adalah pengusaha yang cukup sukses dan derman. Beliau pun sering menyumbang untuk pendirian masjid dan korban bencana alam.
Contoh lainnya adalah, Mira Lesmana, produser film yang sukses membangkitkan kembali perfilman Indonesia. Mira juga dikenal sebagai perokok berat. Tapi apakah dia cewek nakal? Tidak! Banyak film-filmnya yang mendapat penghargaan internasional. Dia juga seorang istri dari aktor Mathias Muchus dan ibu dari dua orang anak.
ADVERTISEMENTS
Kalau dibilang merokok itu tak cocok dengan budaya Indonesia, kita termasuk penghasil tembakau yang produktif di dunia.
Banyak yang mengatakan cewek tidak pantas merokok karena itu tidak sesuai dengan kultur masyarakat Indonesia. Apa benar demikian? Faktanya Indonesia termasuk salah satu penghasil tanaman tembakau terbesar di dunia. Beberapa daerah di Indonesia memiliki kekhasannya masing-masing. Jenis tembakau Indonesia paling diburu di pasar tembakau internasional. Kalau pergi ke daerah-daerah penghasil tembakau seperti Temanggung atau Jember, mungkin malah kamu akan menjumpai simbah atau perempuan separuh baya yang dengan santai menghisap rokok mereka. Cewek nakal? Waduh, pastinya bukan.
ADVERTISEMENTS
Banyak cewek perokok juga berasal dari keluarga yang hidup dari tembakau. Apa itu tandanya mereka kurang perhatian dari orangtua?
Ada yang beranggapan, cewek perokok itu tanda mereka kurang diperhatikan oleh orangtuanya. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, status Indonesia sebagai penghasil tembakau kelas dunia itu juga berarti ada ratusan ribu keluarga yang hidup dari tembakau. Rata-rata mereka mengajarkan keturunannya untuk bisa merasakan tembakau yang baik. Caranya? Ya dengan diisap. Sudah disebutkan juga di atas kalau ada banyak faktor yang menyebabkan seorang cewek memilih untuk merokok, bisa jadi salah satunya karena faktor keluarga. Kalau dia merokok karena memang keluarganya hidup dari jualan tembakau atau pabrik rokok, apa iya itu berarti dia kurang perhatian dari orangtua?
ADVERTISEMENTS
Selama mereka yang merokok itu (tak peduli cewek atau cowok) merokok pada tempatnya dan tidak menganggu orang lain, tak masalah bukan?
Asap rokok memang mengganggu, terutama bagi kita yang tidak merokok. Baunya menusuk, dan jika asapnya tepat ‘kebuang’ di muka kita, rasanya menyesakkan. Tapi, tidak adil juga mendikriminasi orang untuk merokok dengan stigma negatif. Baik cewek maupun cowok punya hak yang sama untuk merokok asalkan pada tempatnya dan tidak mengganggu orang lain. Saat ini pun sudah banyak larangan dan tempat khusus untuk mereka yang ingin merokok. Para perokok pun bukan orang egois yang tak tahu tempat. Mereka tahu bahwa tidak baik merokok di dekat anak-anak atau ibu hamil.
Merokok sama berbahayanya pada cewek maupun cowok. Jadi jangan menganggap seseorang yang merokok tak peduli dengan dirinya hanya karena dia cewek.
Intinya, merokok memang berbahaya untuk semua orang, tak peduli cewek maupun cowok. Bahaya dan kesehatan mereka yang merokok, biarlah menjadi tanggungan mereka sendiri. Tak perlu memberi penilaian yang berlebihan apalagi karena mereka cewek dan merokok!
PS: Saya pernah menjadi perokok berat. Kenapa? Karena ingin saja. Sekarang sudah berhenti merokok juga karena ingin saja — tidak ada alasan khusus atau apa!