Siapa pun sebenarnya berhak merasa cantik. Jangan biarkan standar kecantikan yang ada saat ini — seperti kulit putih, hidung mancung, atau mata belo, membuat kita yang tidak memiliki karakteristik tersebut, otomatis merasa jelek. Toh kalau melihat perkembangan sejarah manusia, standar itu sejatinya terus berubah-ubah. Bahkan tidak sedikit lo standar kecantikan zaman dahulu atau kultur tertentu, bakal terlihat aneh dan ekstrem di mata kita. Mungkin seperti kisah standar kecantikan Suku Mangbetu dari Afrika Tengah ini.
Suku yang menetap di wilayah utara negara Kongo di Afrika Tengah ini, terkenal dengan tradisi memanjangkan kepala yang disebut dengan tradisi ‘Lipombo’. Sebagaimana dilansir dari National Geographic, tradisi ini melambangkan kekuatan, kekuasaan, dan keindahan. Jadi semakin lonjong atau panjang kepala seseorang, maka mereka akan dianggap semakin menarik. Meski telah dilarang sejak tahun 1950-an, tapi menarik juga menilik bagaimana tradisi seperti itu membentuk standar kecantikan di sana saat ini. Bagi yang penasaran, yuk simak ulasan Hipwee News & Feature kali ini!
ADVERTISEMENTS
Bagi orang luar seperti kita, tradisi memanjangkan kepala ini jelas terlihat aneh. Tengkorak-tengkorak orang berkepala lonjong ini bahkan dulu sering dikira sebagai tengkorak alien lo
Peneliti zaman dulu awalnya mungkin kebingungan melihat bentuk tengkorak seperti ini via en.wikipedia.org
ADVERTISEMENTS
Tidak hanya Suku Mangbetu di Afrika Tengah, praktik ini sebenarnya juga pernah ditemukan di benua-benua lain. Seperti Suku Chinookan di Amerika Utara dan Suku Hun di Asia Tengah
Kepala lonjong sempat populer jadi standar kecantikan di berbagai belahan dunia via face2faceafrica.com
ADVERTISEMENTS
Tapi sebagaimana banyak standar kecantikan lain di dunia, tradisi ini juga tampaknya juga dulu dipaksakan kepada semua orang di sana. Sejak lahir, kepala bayi akan dibungkus erat selama minimal 6 bulan
Ingin anaknya jadi ‘cantik’, ibu-ibu Mangbetu membungkus kepala bayinya via www.vintag.es
ADVERTISEMENTS
Orang-orang Mangbetu biasanya membebat kepalanya hingga bertahun-tahun lamanya. Sampai mereka mendapatkan bentuk kepala yang diingikan
Makin cantik dengan hiasan kepalan khas Mangbetu via rarehistoricalphotos.com
ADVERTISEMENTS
Karena menganggap kepala yang semakin lonjong itu lebih cantik, akhirnya banyak orang Mangbetu bahkan membebat kepala mereka seumur hidup
Banyak yang membungkus kepala sampai tua via howafrica.com
ADVERTISEMENTS
Tradisi ini hilang seiring dengan kedatangan bangsa Eropa di tanah Mangbetu pada tahun 1950-an. Pemerintah Belgia yang waktu itu menguasai Kongo, sampai memberlakukan larangan khusus untuk menghentikan tradisi ini
Masuknya budaya Barat jadi salah satu penyebab utama dari hilangnya tradisi ini via kwekudee-tripdownmemorylane.blogspot.com
Meski dilarang oleh pemerintah kolonial, masih ada beberapa orang Mangbetu yang terus melanjutkan tradisi memanjangkan kepala ini. Kini, kebanyakan orang takut melakukannya karena alasan kesehatan
Kanan :gambar perempuan Kongo keturunan Mangbetu di era modern via kwekudee-tripdownmemorylane.blogspot.com
Tradisi ini jadi semakin legendaris ketika juga diangkat jadi salah satu inspirasi dalam film populer ‘Black Panther’
Karakter Ibu Raja di Black Panther terinspirasi dari perempuan Mangbetu via www.pinterest.com
Tradisi Lipombo ini kembali jadi satu bukti bawha pepatah populer ‘beauty is in the eye of the beholder‘ — kecantikan itu tergantung dari siapa yang melihat, memang benar. Jadi, daripada sibuk mengikuti standar-standar kecantikan yang didikte atau dicontohkan majalah atau blog kecantikan, sah-sah aja kok kalau kamu mau melawan arus dan merasa cantik dengan cara lain.