Di Indonesia, menumpuknya kardus-kardus makanan dan minuman di minimarket adalah salah satu penanda kalau bulan Ramadan telah tiba. Tumpukan stok makanan ekstra yang seringkali membludak sampai pintu keluar minimarket, selalu terjadi tiap tahun.
Kalau ditanya kenapa kok bisa begitu, ya jawabannya paling berkisar karena permintaan selama bulan puasa memang selalu naik. Dari karena banyak orang yang bikin bingkisan parsel, semangat mempersiapkan sahur dan buka puasa pertama, atau mau coba peruntungan membuka bisnis takjil — kebutuhan stok makanan selama Ramadan pasti meningkat drastis.
Sah-sah saja sih, toh ‘kan memang dalam semangat perayaan bulan suci Ramadan dan menyambut hari kemenangan. Tapi ada satu dampak berbahaya yang tampaknya masih kurang diperhatikan oleh kebanyakan orang : sampah makanan yang jumlahnya bisa berkali-kali lipat selama Ramadan. ‘Kan miris juga kalau mengingat Ramadan itu sebenarnya tentang menahan diri, kok realitanya kita malah banyak buang-buang makanan 🙁
Mau tahu tempat apa saja yang menyumbang sampah-sampah makanan ekstra selama Ramadan? Hipwee sudah berkeliling dan membuat liputan khususnya~
ADVERTISEMENTS
1. Dari hasil tanya-tanya dengan tukang sampah keliling, sampah rumah tangga ternyata biasanya naik sampai dua kali lipat saat bulan puasa
Hipwee berkesempatan mengobrol dengan salah satu petugas sampah keliling, namanya adalah Pak Endro. Pak Endro menjelaskan bahwa selama bulan puasa yang baru berjalan beberapa hari ini, ia sudah harus bekerja lebih ekstra. Jika hari-hari biasa ia hanya butuh sekali berputar area kerjanya untuk mengambil sampah-sampah dari rumah warga, namun bulan puasa ini, ia harus berputar dua kali. Pertama setelah subuh untuk mengambil sampah sisa makan sahur, lalu malam selepas ibadah salat tarawih untuk mengambil sisa makanan berbuka puasa.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa rata-rata peningkatan sampah ketika bulan Ramadan ini memang dari sampah sisa-sisa makanan dan sampah plastik basah, biasanya juga berasal dari pembungkus makanan. Untungnya, Pak Endro masih memiliki akal untuk kembali menjual sampah sisa-sisa makanan itu sebagai pakan ternak. Semoga saja semua petugas atau tukang sampah keliling berpikiran seperti Pak Hendro ya~
“Tapi ini kadang juga berkah buat kita, soalnya bisa diolah lagi buat dijual, nanti ya kadang sama yang beli dipakai buat campuran makan ternak ayam, bebek, babi. Lebih ngirit juga buat mereka”
2. Penyumbang lain adalah para penjual takjil yang pasti menjamur tiap Ramadan. Bukannya pengin menghalangi orang cari rezeki, tapi para pelaku bisnis ini sudah seharusnya mengantisipasi masalah sampah
Dari pengamatan Hipwee, penjual makanan takjil musiman juga salah satu penyumbang besar terhadap keberadaan sampah makanan Ramadan. Banyaknya penjual takjil yang notabene mengelompok menjadi satu untuk menjajakan makanannya menjelang saat buka puasa tiba, membuat produksi sampah sisa makanan di berbagai daerah melejit.
Ngabuburit sambil berjalan-jalan dan memilih jajanan takjil, memang sudah jadi tradisi Ramadan bagi banyak orang. Tapi alangkah baiknya jika para penjual takjil atau juga pembeli memperhatikan jumlah makanan yang tersisa. Bukan cuma masalah sampah plastik atau pembungkus saja, tapi juga sisa makanan. Sisa makanan yang masih layak makan, mungkin bisa segera disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan biar tidak ada yang terbuang.
3. Belum lagi tren bukber di hotel-hotel atau restoran yang menyediakan paket bukber all you can eat. Kalau tidak habis (nggak mungkin juga sih habis terus), kebayang nggak sih betapa banyaknya sisa makanannya
Masalah yang timbul di sini bukan perihal sisa makanan yang masih berada di meja prasmanan dalam restauran yang menyediakan bufet all you can eat, karena biasanya, sisa makanan yang belum dimakan di meja prasmanan masih dapat dibagikan dan dibawa pulang oleh pegawai tempat makan tersebut.
Tapi kalian tahu kan, dalam konsep all you can eat, pengunjung biasanya penasaran dan ingin mencoba semua menu makanan dan minuman yang disajikan di tempat tersebut. Akhirnya mereka mengambil menu makanan tersebut dan menyisakan sisanya di piringnya masing-masing. Ya kecuali jika memang banyak mengambil tapi dihabiskan semuanya.
4. Yang lebih mengejutkan lagi, bahkan takjil-takjil di masjid yang ditawarkan secara gratis juga seringkali bersisa dan jadi sampah. Padahal gratis lo ini 🙁
Dalam wawancara Hipwee dengan salah satu masjid di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, bulan puasa terkadang menjadikan pihaknya sebagai penyumbang sampah terbesar dalam tatanan masyarakat di level perkampungan atau pedesaan.
“Ya ini, rame banget kalau mau buka puasa. Sekampung pada ke masjid semua, lha wong gratis. Tapi ya bayangin aja mas kalau misalnya sekeluarga misalnya ada paling enggak 3 orang anggota keluarga, itu kalau sekampung ada berapa tuh, iya kalau habis makanannya, kalau enggak?”, ujar Mirza, salah seorang takmir masjid Al-Fattah di kecamatan Tempel, Sleman.
Yuk ah mulai perhatikan dan kurangi sampah makanan selama Ramadan. Jadikanlah ini agenda untuk membuat Ramadanmu lebih baik dari sebelumnya. ‘Nyampah‘ berlebihan itu juga salah satu bentuk kegagalan menahan nafsu diri lo Guys…