Cewk dan cowok emang banyak bedanya. Dari perbedaan fisik yang jelas dan tak terbantahkan, sampai beda peran sosial yang sekarang garisnya mulai kabur. Salah satu diantaranya masalah cukur bulu. Meski tampak sepele, tapi ternyata sejarahnya panjang lho. Sekarang mungkin sudah diterima jadi semacam kodrat kalau cewek itu ‘sebaiknya’ mencukur bersih bulu kaki maupun ketiak. Satu aturan yang jelas tidak berlaku untuk cowok.
Sama-sama punya bulu, jadi penasaran sejak kapan ya aturan cukur cowok dan cewek berbeda jalan?
Mungkin sebagian besar cewek merasa ok-ok saja harus mencukur bulu kaki tiap kali pakai rok pendek atau bulu ketiak tiap habis mandi. Tapi mungkin ada juga sejumlah cewek yang bertanya kok harus segininya banget ya? Meski bakal banyak cibiran kalau cewek yang tidak bercukur itu malas atau kotor, toh dunia tidak akan kiamat karenanya. Untuk bisa lebih memahami kenapa atau bagaimana ‘aturan’ ini jadi tren dunia, baca deh ulasan menarik Hipwee News & Feature ini!
ADVERTISEMENTS
1. Di awal peradaban manusia ketika semua wajib berburu, nggak cewek atau cowok harus cukur habis semua bulu atau rambut yang terlihat. Tujuannya? Biar tidak dijambak kalau lagi berantem
Manusia-manusia gua yang hidup di era berburu memang seringkali digambarkan dengan rambut berantakan yang dibiarkan begitu saja. Tapi sebagaimana dilansir Mic, para arkeologis justru yakin merekalah yang pertama kali ‘membudayakan’ cukur bulu badan. Zaman itu jelas tujuannya bukan demi penampilan, tapi keselamatan.
Disamping mencegah musuh menjambak rambut dalam pertarungan, bulu-bulu badan lain juga harus dipangkas untuk meminimalisir kemungkinan infeksi. Kalau sekarang saja dengan alat cukur modern, kita sering mengeluh, bayangkan manusia-manusia gua ini harus bercukur dengan batu yang diruncingkan. Ya semua memang harus dilakukan demi bertahan hidup sih…
ADVERTISEMENTS
2. Sama seperti zaman manusia gua, tidak ada batasan gender ketika bercukur pada zaman Mesir dan Mesopotamia kuno. Kecuali alis, hampir semua rambut dan bulu dicukur supaya bersih
Pernah dengar Cleopatra ‘kan? Ikon yang kecantikannya masih dielu-elukan hingga sekarang itu, berasal dari era ini. Seperti Cleopatra, muka halus tanpa bulu ataupun rambut yang menjuntai bukan hanya standar kecantikan tapi juga kebersihan era Mesir dan Mesopotamia kuno. Semua rambut halus di wajah juga dirapikan, kecuali alis yang sengaja dibentuk cetar membahana. Itu adalah standar umum yang berlaku baik untuk perempuan maupun laki-laki.
Berbeda dengan cara mencukur zaman batu yang harus sekaligus menyakiti diri, masyarakat Mesir dan Mesopotamia kuno berhasil mengembangkan alat cukur yang lebih modern. Dari cangkang kerang yang berfungsi jadi pinset, hingga penggunaan wax atau lilin berbahan alami seperti gula, semua ditemukan di era ini.
ADVERTISEMENTS
3. Baru di masa kekuasaan Romawi kuno, mencukur habis bulu badan itu ditargetkan pada perempuan. Bukan cuma lagi demi kesehatan atau sekadar penampilan, tapi juga lambang kelas sosial
Nah ini nih titik dimana cara cukur antara cowok dan cewek berpisah jalan, di zaman Romawi kuno. Kalau di Mesir kuno masih banyak ratu atau permaisuri terkenal, di zaman kekuasaan Romawi memang tampaknya hanya Kaisar-Kaisar seperti Julius Caesar yang namanya terdengar. Ya penguasa yang berkuasa penuh itu tentu saja tidak bisa dilarang jika mereka tak mau bercukur. Menurut catatan sejarah, memang laki-laki di era Romawi kuno sering terlihat tak bercukur.
Berbeda dengan perempuan. Perempuan diharapkan bercukur mulus di semua bagian tubuh, kecuali rambut kepala. Semakin mulus merupakan tanda kelas sosial bagi perempuan. Mungkin alat-alat cukur zaman itu juga termasuk mahal dan sulit didapatkan rakyat jelata. Karena itulah patung-patung dewi Romawi sering digambarkan seperti di atas, mulus.
ADVERTISEMENTS
4. Setelah itu berkat fashion Ratu Elizabeth I yang suka menggunakan baju maupun gaun panjang tertutup, perempuan pada masa itu jarang mencukur bulu kaki
Berbeda dengan gaya Cleopatra maupun dewi-dewi Romawi, gaya berpakaian penguasa Eropa abad pertengahan Ratu Elizabeth I jelas lebih tertutup. Mungkin karena itulah, perempuan di zaman ini seakan-akan ‘diperbolehkan’ atau tidak harus mencukur bulu kaki. Tapi sebagaimana Ratu Elizabeth I, banyak perempuan yang mulai mencabut dan membentuk alis, serta mencukur rambut di kening supaya muka terlihat lebih panjang. Ya namanya juga penguasa, segala fashion Ratu Elizabeth I banyak ditiru. Dari gaya berpakaiannya, hingga cara bercukurnya.
ADVERTISEMENTS
5. Pisau cukur modern seperti yang kita kenal saat ini muncul pada tahun 1700-an. Pisau cukur lurus ini awalnya justru dibuat khusus untuk laki-laki
Kalian pernah lihat pisau lipat yang sering digunakan mas-mas barbershop? Nah inspirasi pisau lipat itu datang dari Jean Jacques Perret, dia adalah penemu pisau cukur yang sebenarnya diperuntukan untuk para pria. Tapi realitanya, malah banyak perempuan yang menggunakannya. Nah pada 1800-an pisau cukur yang lebih aman ditemukan, kalian pasti kenal penemunya! Sekitar seratus tahun kemudian, King Camp Gillette menyempurnakan penemuan Perret. Nggak asing ‘kan sama Gillette?
Tapi pada masa inilah, perempuan justru sangat bebas menentukan gaya ‘cukur’nya sendiri. Tanpa ada standar atau norma masyarakat yang menentukan.
ADVERTISEMENTS
Nah perusahaan inilah juga yang memulai tren cukur khusus untuk cewek, dengan meluncurkan Gillette Milady Decollete pada tahun 1915
Namanya unik nih ‘Kampanye Anti Bulu Ketiak Pertama dan Terbesar’, penggagasnya siapa lagi kalau bukan Gillette. Kampanye ini diawali dengan menciptakan produk Milady Decollete, sebagai strategi Gillette menjaring pasar yang lebih luas yaitu perempuan. Tren mencukur ini jadi sangat populer seiring tumbuhnya industri perfilman Hollywood. Tampilan artis-artis Hollywood yang sering terlihat menggunakan gaun sleveless jadi dambaan banyak orang. Makanya sejak zaman ini, perempuan jadi rajin deh cukur bulu ketek.
Krisis nylon pada masa Perang Dunia, ternyata juga berdampak pada tren bercukur cewek. Karena stocking makin sulit dicari, akhirnya perempuan banyak yang lebih rajin cukur bulu kaki
Stocking berbahan nilon merupakan salah satu fashion item wajib bagi perempuan di era 1930-1950an. Karena krisis nilon selama Perang Dunia I & II terjadi, stocking jadi barang langka yang harganya selangit. Perempuan yang selama ini kakinya mulus karena tertutup stocking, akhirnya harus beralih ke alat cukur. Dari yang dulunya hanya penari-penari kabaret yang mencukur bulu kaki tiap hari, budaya ini sekarang jadi milik semua perempuan tanpa terkecuali.
Tren cukur bulu yang selama ini seputar bulu kaki & ketiak, jadi makin intim karena popularitas bikini
Pernah dengar Brazillian wax? Tren mencukur bulu di daerah pubik perempuan ini memang baru populer di akhir tahun 1980-an. Tapi popularitasnya yang langsung meledak di Amerika sana jadi bukti, kalau perempuan memang selama ini berpikir bahwa bulu pubiknya harus dirapikan. Kalau di peradaban Barat, sedikit banyak mindset ini dipengaruhi oleh popularitas bikini yang makin ke sini makin minim saja. Jelas jika ingin pede menggunakan pakaian minim itu, para perempuan di sana harus merapikan atau bahkan menggunduli rambut di daerah intimnya.
Meski beda budayanya dari Barat, nyatanya brazillian wax juga mulai populer di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta lho…
Wah sejarahnya ternyata panjang dan berliku ya! Tapi dari berbagai potongan sejarah dan standar bercukur yang selama ini berlaku, sebenarnya ya paling penting itu kenyamanan pribadi. Kalau memang ada cewek yang merasa tidak adil karena ‘harus’ terlihat mulus padahal cowok tidak, ya tidak usah bercukur. Banyak kok sekarang kampanye-kampanye khusus untuk membangun seperti gerakan ‘membebaskan’ bulu ketiak perempuan ini. Makin banyak juga cowok yang mengaku menikmati brazillian wax seperti ini. Cuma jangan pernah merasa terpaksa aja sih untuk bercukur.