Buat penggila K-Pop pasti sudah tahu kabar bahwa perusaahan hiburan paling besar di Korea Selatan, S.M. Entertainment bakal mengadakan audisi untuk boyband terbarunya di Indonesia. Kalau belum tahu, baca deh berita ini. Wah kesempatan emas ini buat kalian yang selalu bermimpi jadi bintang K-Pop. Audisi khusus di Indonesia ini merupakan rangkaian ekspansi global yang sepertinya sejak dulu jadi ambisi CEO Lee Soo Man.
Bukan cuma menaklukan dunia hiburan Korsel dan global saja, model bisnis S.M. Entertainment juga merambah kemana-mana. Dari bisnis kuliner, retail, sampai membuat negara sendiri. Hah? Kok bisa membuat negara sendiri? Bukan mendirikan negara sendiri karena ingin memerdekakan diri dari Korsel lho, tapi negara virtual atau buatan yang katanya ingin menyatukan semua warga dunia melalui musik S.M. Meski terdengar mengada-ada, tapi negara yang disebut Music Nation SMTOWN ini beneran punya keanggotaan dan paspor resmi  lho. Bahkan sampai ada upacara bendera ketika peresmiannya.
Ada pendaftaran online buat siapapun yang berminat jadi warga negara. Paspor resmi juga bisa didapat seharga 15 ribu won atau sekitar Rp180 ribu. Semua bisa dilihat di situs resminya di sini. Kali ini Hipwee News & Feature bakal membahas keberadaan negara virtual ini.
ADVERTISEMENTS
1. Kalau modal utama negara adalah pengaruh, S.M. Entertainment yang membawahi artis K-Pop ternama seperti SNSD, Super Junior, DBSK, EXO, dll, jelas punya pengaruh besar
Fans-nya tersebar di seluruh dunia via kultscene.com
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Music Nation SMTOWN dibentuk untuk menyatukan fans seluruh artisnya dari berbagai belahan dunia. Ini nih lambang negara virtual yang sudah didirikan sejak tahun 2012
Ini lambang ‘negaranya’ via www.pinterest.com
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Seolah-olah negara betulan, Music Nation SMTOWN punya bendera sendiri yang dikibarkan di setiap konser akbar. Lagu kebangsaan juga tinggal pilih dari kumpulan kompilasi banyak artisnya
Jung Yun Ho, pemimpin DBSK mengibarkan bendera kebesaran via www.koreaboo.com
4. Selain keanggotaan online, kamu bisa memiliki paspor resmi sebagai tanda kewarganegaraan. Ini dia bentuk paspor negara virtual-nya S.M. Entertainment
Kamu perlu membawa paspor ini sebagai tanda pengenal di konser via www.koreaboo.com
5. Paspor itu akan memberikan hak-hak istimewa untuk warga negara. Setiap kali datang ke acara atau konser SMTOWN, satu lembar paspor akan distempel oleh ‘Kantor Imigrasi’
Distempel setiap menghadiri acara kenegaraan via bigsgirl.tistory.com
6. Sekilas mungkin tampak hanya lucu-lucuan dan strategi marketing belaka. Tapi di zaman dimana dunia makin menyatu melalui internet, komunitas virtual bisa saja punya peran nyata
Tak lagi disatukan hanya oleh batasan fisik negara atau budaya via icetrack.blogspot.co.id
7. S.M. Entertainment bukanlah pihak pertama atau satu-satunya yang berusaha membuat negara virtual atau kewarganegaraan global. Dulu ada World Passport yang sempat populer
Dibuat oleh organisasi non-profit World Service Authority, paspor ini jadi perdebatan kontroversial dan ditolak semua negara via shopify.com
8. Ada juga Estonia, negara pertama di dunia yang menawarkan e-resident atau kewarganegaraan online bagi siapa saja yang tertarik. Cukup membayar 100 Euro atau Rp1,5 juta
Dijuluki ‘negeri Skype’, Estonia memang sudah terbiasa melakukan segala hal online via medium.com
9. Bukan cuma negara atau kewarganegaraan, mata uang pun sudah mulai berbasis digital dan global. Salah satunya mata uang internet seperti Bitcoin
Benar-benar bisa dibuat bertransaksi via www.businessinsider.com
10. Konsep modern ini sebenarnya filosofinya sangat sederhana. Kemanusiaan tidak bisa ditentukan oleh batas negara yang sifatnya politik atau fisik
Bisa merasa bersatu meski terpisah jauh via www.borgenmagazine.com
Kasus pembentukan negara virtual oleh S.M. Entertainment memang bisa dipandang lalu sebagai berita menghibur semata. Akan tetapi dalam konteks yang lebih luas, negara virtual atau kewarganegaraan global adalah pembahasan serius yang perlu dipertimbangkan di masa depan. Terutama ketika hampir setengah dari populasi dunia telah aktif menggunakan internet dan menjadi anggota dari berbagai komunitas virtual di dalamnya. Bukan tidak mungkin lho ke depannya ada gerakan yang ingin membentuk negara Instagram atau Facebook karena tidak puas dengan negara aslinya. Apalagi dengan meningkatnya gaya hidup berpindah-pindah atau pasangan beda negara, akan semakin banyak orang yang merasa identitasnya tidak hanya terbatas pada satu negara saja.