Gaya hidup sehat harus dilakukan sejak dini meskipun kamu saat ini masih berusia muda. Soalnya gaya hidup sehat adalah investasi yang akan kamu petik di hari tua nanti. Salah satunya dengan rajin melakukan aktivitas fisik secara teratur agar tulang, sendi, dan otot sehat.
Namun sayangnya mesti masih muda, banyak orang yang tidak memenuhi standar aktivitas fisik yang dianjurkan. Seperti yang diutarakan oleh dr. Riskiyana Sukandhi selaku Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan RI dalam acara virtual memperingati Hari Aktivitas Fisik dan Kesehatan Sedunia, Kamis (07/04/2021) di Jakarta.
“Sementara di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, sebanyak 33,5% masyarakat kurang aktivitas fisik. Hasil pengukuran kebugaran jasmani yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada ASN, masyarakat umum dan calon jemaah haji menunjukkan bahwa sekitar 45% tingkat kebugaran jasmani yang masih kurang dan sebesar 44 % dalam kategori berat badan overweight dan obesitas,” terang dr. Riskiyana.
Padahal menurutnya, tingkat kebugaran erat kaitannya dengan aktivitas fisik, karena orang yang cukup melakukan aktivitas fisik maka tingkat kebugarannya juga akan baik. Tapi sayangnya lagi kata dr. Riskiyana, menurut dara WHO, 1 dari 4 orang dewasa dan 3 dari 4 remaja umur 11-17 tahun tidak memenuhi standar aktivitas fisik yang dianjurkan.
Selain itu, acara peringatan Hari Aktivitas Fisik dan Kesehatan Sedunia yang diselenggarakan atas kerja sama Fonterra Brands Indonesia dan Kementerian Kesehatan RI juga menggandeng dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR dari Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI).
dr. Bagus juga menambahkan bahwa berdasarkan jurnal kesehatan dan olahraga, lansia yang berumur di atas 60 tahun dan aktif secara fisik punya risiko lebih rendah terkena berbagai penyakit seperti hipertensi, stroke, jantung, kanker, patah tulang, dan lainnya. Bahkan mereka yang aktif melakukan olahraga dengan rata-rata 92 menit per minggu atau 15 menit sehari mempunyai penurunan risiko penyebab kematian sebanyak 14% dan memiliki harapan hidup tiga tahun lebih lama dari orang yang tidak aktif.
Sebaliknya untuk orang yang tidak aktif akan meningkatkan risiko kematian sebesar 17%. Pasalnya menurut dr. Bagus, ketika kita melakukan aktivitas fisik atau berolahraga, jantung akan terpacu untuk membawa oksigen dan nutrisi, serta meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh, termasuk ke sendi dan tulang. Apabila sirkulasi darah lancar, maka pembagian oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh lebih optimal dan mempengaruhi kesehatan secara menyeluruh, demi mencapai kualitas hidup lebih baik.
“Seseorang harus aktif melakukan aktivitas fisik sejak dini serta konsumsi asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, sebagai investasi agar tulang cukup padat dan tetap optimal hingga hari tua. Kurang bergerak (sedentari), kurang latihan fisik, atau olahraga tidak teratur juga akan mengurangi tekanan pada tulang sehingga mengurangi pembentukan tulang baru dan berakibat meningkatkan risiko tulang keropos atau osteoporosis,” jelas dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD.KR, Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI).
Memang benar bahwa selama pandemi Covid-19 masyarakat dianjurkan untuk berkegiatan di rumah. Namun ini bukan sebuah alasan untuk tidak melakukan kegiatan fisik, loh. Apalagi jika makin parah menjadi gaya hidup sedentari alias tidak banyak melakukan gerakan dan hanya mengeluarkan sedikit energi, seperti duduk, membaca, menonton televisi, belajar, bermain game, dan bermain atau menggunakan komputer. Wah ini nih yang bikin risiko terkena penyakit meningkat.
Untuk mencegah gaya hidup sedentari dan aktivitas fisik yang rendah, masyarakat disarankan untuk melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari 3 sampai 5 kali per minggu. Exercise ini dapat dilakukan di mana saja, termasuk saat di rumah saja selama pandemi. Pencegahan ini memang nggak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Dibutuhkan support dari semua pihak termasuk swasta dan kesadaran masyarakat sendiri. Seperti Fonterra Brands Indonesia yang mendukung pencegahan sedentari ini dengan menggandeng Kementerian Kesehatan dan PEROSI.
“Selama lebih dari 20 tahun, Anlene bersama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan PEROSI selalu aktif mengedukasi masyarakat tentang kesehatan tulang, sendi, dan otot, termasuk kampanye ‘Ayo Indonesia Bergerak’ yang diluncurkan tahun 2018 untuk mendukung program pemerintah melawan sedentari,” ungkap Rhesya Agustine selaku Marketing Manager Anlene, Fonterra Brands Indonesia.
Selain dukungan ini, selama pandemi Anlene juga selalu mendampingi masyarakat untuk tetap aktif bergerak di rumah melalui serangkaian kegiatan virtual, baik untuk dewasa maupun lansia. Kegiatan tersebut secara konsisten hingga kini, untuk mengedukasi pentingnya investasi tulang, sendi dan otot sejak dini untuk mendapatkan kesehatan secara menyeluruh hingga hari tua. Nah makanya nggak boleh lagi nih mager terus mentang-mentang di rumah. Minimal kamu harus bergerak 15 menit setiapa hari atau 30 menit per hari tiga sampai lima kali seminggu, untuk mencegah gaya hidup sedentari.