Redenominasi Rupiah adalah topik lama yang nggak kunjung kesampaian. Isu yang sebenarnya sudah muncul sejak tahun 2010 ini, sampai sekarang masih sebatas wacana semata. Redenominasi adalah pemotongan nominal uang yang tertera pada pecahan mata uang. Tujuannya untuk menyederhanakan angka pada uang. Uang Rp10.000 yang kita punya kalau diredenominasi 3 digit, akan berubah jadi hanya Rp10 saja. Kalau Rp1.000?! Ya bakal jadi 1 Rupiah saja.
Wacana lama ini kembali ramai diperbincakan setelah sebuah statement yang dilontarkan Gubernur BI, Agus Martowardoyo beberapa hari lalu (29/05). Sebagaimana dilansir Kompas, Agus menyebutkan bahwa saat ini adalah waktu yang sangat tepat bagi pemerintah untuk melakukan redenominasi Rupiah. Katanya sih karena pertumbuhan ekonomi Indonesia sekarang lagi terbilang oke dan tingkat inflasinya pun kecil.
Meski belum pasti kapan pelaksanaannya, kita harus mulai paham nih akan pentingnya redenominasi. Bagaimana caranya dan seperti apa efeknya. Apa redenominasi bikin kita mendadak miskin? Maklum, urusan duit adalah urusan yang sensitif. Biar kamu nggak ketinggalan berita, yuk simak ulasan Hipwee News & Feature ini!
ADVERTISEMENTS
1. Redenominasi akan membuat jumlah uang di dompetmu berkurang drastis. Tapi sebenarnya “kekayaanmu” nggak ikut berkurang kok
Saat awal mula isu ini berhembus, banyak warga yang menentang karena khawatir akan jadi miskin mendadak. Hal yang sama pernah terjadi di masa orde baru ketika kebijakan sanering dilakukan untuk mengatasi inflasi. Akibatnya rakyat yang miskin mendadak karena nilai uang yang tiba-tiba berkurang drastis. Tapi, redenominasi berbeda dengan sanering. Redominasi nggak akan memotong nilai uang, karena harga-harga juga bakal disesuaikan.
Jadi kalau sekarang beli bensin dengan harga Rp6500/liter, setelah redenominasi kamu bisa membeli bensin 1 liter dengan harga Rp6,5 rupiah. Sederhananya, redenominasi nggak mempengaruhi kemampuanmu membeli sesuatu. Jadi meski nanti pecahan nominal di dompetmu berkurang drastis, itu nggak berarti kamu mendadak miskin. Wong harga-harga barang juga “berkurang”.
ADVERTISEMENTS
2. Sederhananya, redominasi itu artinya “penghilangan nol”. Berapa yang dibuang, kita tunggu saja info selanjutnya
Bila redenominasi dilakukan 3 digit, maka uang Rp10.000 akan menjadi 10 Rupiah. Dan bila redominasi dilakukan 4 digit, maka Rp10.000 milikmu menjadi 1 Rupiah saja. Dengan begitu mungkin Rp10.000 nantinya bakal menjadi pecahan terbesar. Tapi karena belum ada kepastian apakah redenominasi akan benar-benar dilakukan, kita tunggu saja kabar selanjutnya.
Lagipula redenominasi nggak bisa dilakukan dengan kilat. Sebuah langkah redenominasi membutuhkan waktu transisi minimal 7 – 12 tahun. Nah dalam masa transisi itu, bukan mustahil akan ada dua uang yang beredar dan barang-barang di pasaran punya dua label harga berbeda, yang sebenarnya sama.
ADVERTISEMENTS
3. Menyederhanakan nol itu sebenarnya bisa menguatkan nilai Rupiah. Makanya meski sebatas wacana terus, diskusi masalah redenominasi tidak pernah padam
Jadi kenapa tiba-tiba BI mengusulkan redenominasi? Sebenarnya kebijakan ini perlu dilakukan untuk menyetarakan Rupiah dengan mata uang negara-negara lain. Selama ini Rupiah dianggap sebagai “garbage money” atau “uang sampah” karena nolnya yang terkesan mubadzir itu. Akibatnya nilai tukar terhadap Dollar Amerika Serikat pun terkesan sangat lemah, karena 1 US$ nilainya setara dengan belasan ribu Rupiah.
Jadi redenominasi sebenarnya adalah kebijakan yang baik untuk memperbaiki reputasi keuangan Indonesia. Paling tidak Rupiah setidaknya bisa menyamai mata uang negara-negara ASEAN lainnya, yang pecahannya juga kecil-kecil.
ADVERTISEMENTS
4. Kalau jadi dilakukan, berarti uang kita perlu diganti juga. Jadi kamu nggak usah terlalu ngebet mengoleksi uang baru ya
Terus mekanismenya bagaimana? Bila redenominasi benar-benar dilakukan, maka akan ada produksi uang baru lagi untuk menggantikan uang dengan nominal saat ini. Jadi nantinya nggak ada lagi uang kertas merah bergambar Soekarno-Hatta yang bertuliskan angka 100.000.
Unik sih, soalnya belum lama ini kita juga punya uang baru. Belum semua orang memiliki uang baru, dan beberapa orang masih terobsesi mengoleksinya di dompet. Kalau beneran diredenominasi, berarti sia-sia kamu berburu uang baru. Toh nanti diganti lagi…
ADVERTISEMENTS
5. Pemangkasan angka nol juga bisa memperbaiki psikologis kita lho. Senang ‘kan kalau beli baju seharga 10 Rupiah doang?
Dampak lain dari redenominasi adalah memperbaiki psikologis kita-kita pengguna Rupiah tercinta. Anggap saja redenomiasi 3 digit diterapkan, maka harga bensin bisa jadi 6,5 Rupiah per liter. Baju bermerek yang biasanya seharga Rp500.000 bisa jadi 500 Rupiah saja. Beli kopi kafe Amerika yang biasanya seharga Rp50.000 bisa jadi 50 Rupiah saja. Beli apa-apa terasa lebih murah karena angkanya kecil. Padahal sih ya sama saja.
ADVERTISEMENTS
6. Dengan angka-angka yang lebih kecil, penghitungan uang juga lebih sederhana. Mahasiswa akuntansi pasti gembira sih menyambut beritanya
Yang terpenting adalah, redenominasi bisa membuat pencatatan keuangan lebih efektif dan mudah. Kalau begini, yang paling senang para staf-staf finance dan mahasiswa ekonomi dan akuntansi. Penghitungan laba dan rugi bisa lebih sederhana karena angkanya lebih sedikit. Menghitung di kalkulator pun rasanya lebih “enteng” karena nggak ada lagi keterangan “error” karena digit yang kita tulis melebihi kapasitas kalkulator.
Untuk saat ini belum ada komentar lebih lanjut dari Menteri Keuangan terkait usulan ini. Tapi kalau nantinya usulan ini goal, tentu pemerintah perlu memberikan sosialisasi besar-besaran terkait apa dan bagaimana redenomasi berjalan supaya rakyat nggak panik ataupun ketinggalan informasi. Jadi, kita tunggu seja perkembangan selanjutnya!