Kabar mengejutkan di tengah pandemi kali ini datang dari garda depan perlawanan yaitu beberapa rumah sakit yang ada di Indonesia memutuskan untuk tutup secara sementara di tengah perjuangannya. Hal ini tentunya membuat publik mendadak kaget dan terheran-heran tentang ada apa gerangan sampai sekelas rumah sakit pun memutuskan untuk memberhentikan sementara pelayanannya kepada masyarakat.
Keputusan tersebut dilakukan oleh pihak rumah sakit bukan tanpa alasan. Pasalnya, baru-baru ini diberitakan bahwa sejumlah pegawai rumah sakit termasuk tenaga kesehatan positif terinsfeksi virus Corona. Itulah mengapa beberapa rumah sakit memilih untuk menutup sementara layanan IGD dan juga ICU karena alasan yang serupa. Kejadian ini tentunya juga mengingatkan kita bahwa perjuangan melawan pandemi ini bukanlah hal yang main-main, apalagi jika tenaga kesehatannya sendiri aja sudah terkena dampaknya.
ADVERTISEMENTS
Dimulai dari RSUD Cibabat, kota Cimahi, kini RSUD Raja Ahmad Tabib Kepulauan Riau juga mengalami kasus serupa
Kabar mengejutkan ini pertama kali datang dari RSUD Cibabat, kota Cimahi, Jawa Barat. Melansir dari pemberitaan CNN, rumah sakit yang berada di Jawa Barat tersebut ditutup setelah beberapa pegawai terkonfirmasi positif terjangkit Corona. Kabar itu pun rupanya juga ramai menjadi perbincangan warganet Twitter setelah salah seorang pengguna Twitter dengan nama akun @firdzaradiany mengunggah foto yang menunjukkan tentang pemberitahuan resmi dari RSUD Cibabat perihal kejadian yang baru saja dialami.
Tak hanya RSUD Cibabat aja, salah satu rumah sakit yang ada di daerah Kepulauan Riau, RSUD Raja Ahmad Tabib pun juga mengalami kejadian serupa. Pihaknya memilih untuk menutup layanan IGD dan ICU untuk sementara waktu. Untuk kasusnya yang tercatat, RSUD Cibabat telah mengkonfirmasi bahwa terdapt 12 pegawai yang memang sudah positif terjangkit virus Covid-19 ini.
ADVERTISEMENTS
Tak semata-mata tutup dengan sepihak, dua rumah sakit tersebut rencananya akan menjalani tracing dan juga swab masal yang akan ditujukan kepada seluruh pegawainya
Kita semua tahu bahwa jika dalam lingkup rumah sakit terdapat belasan orang yang positif terkena Covid-19 itu bukan berarti hal yang baik dan menuntut agar kita semua senantiasa berwaspada. Keputusan mereka untuk mengambil langkah penutupan total ini bukan dilakukan tanpa pertimbangan yang matang. Pihak rumah sakit dengan sudah secara resmi memberitahukan kepada publik bahwa mereka menutup semua layanan, termasuk layanan rawat jalan maupun rawat inap.
RSUD Cibabat sendiri akan melakukan tes swab secara masal yang telah berlangsung dari tanggal 11 Agustus hingga 13 Agustus mendatang. Dalam rangkaian tes tersebut, setidaknya ada 1.000 pegawai yang akan menjalaninya, di dalamnya termasuk dokter, perawat, dan juga manajemen. Harapannya sih akan dibuka pada tanggal 17 Agustus sambil menuggu hasil tes yang ada. Sementara itu pihak RSUD Kepulauan Riau belum memberikan keterangan secara resmi akan sampai kapan mereka mengambil keputusan untuk menutup layanan kepada publik.
ADVERTISEMENTS
Banyak rumah sakit di Indonesia yang kapasitasnya sudah mulai terisi, ini menjadi persoalan yang semakin serius
Selain kabar dari RSUD Cibabat dan juga Kepulauan Riau tadi, hal yang harus kita ketahui sekaligus diwaspai adalah tentang kenaikan kasus Corona di Indonesia ini sendiri. Hal itu tentunya berkaitan dengan bed occupancy rate atau penggunaan tempat tidur di rumah sakit yang menangani pasien terjangkit di seluruh kota yang ada di Indonesia. Melansir dari akun Instagram milik pandemictalks, kasus aktif di Indonesia yang terjadi saat ini telah mencapai angka 31,4 persen dengan pasien tercatat hingga 38.076 orang. Sedangkan melansir Kumparan, bed occupancy rate yang ada di Jakarta sekarang ini mencapai angka 66% dan tidak menutup kemungkinan akan naik ke angka 80%.
Dalam lingkup yang lebih besar, yaitu skala nasional, occupancy rate yang terjadi di Indonesia saat ini sudah berada di angka 40%. Tentunya angka ini bukanlah angka yang dapat dibilang rendah. Mirisnya, kenaikan kasus di Indonesia yang berada di titik signifikan ini rupanya juga dibarengi dengan fakta konyol bahwa banyak dari masyarakat kita sendiri yang tidak percaya bahwa virus ini benar-benar ada, nyata, dan berbahaya.
Tentu ini menjadi hal yang mengerikan mengingat data yang ada dari hari ke hari rupanya semakin naik begitu tinggi. Banyak masyarakat yang bahkan mengeluhkan tentang kebijakan yang diambil oleh pemerintah seakan-akan menomerduakan tenaga kesehatan. Kalau sudah seperti ini, mau kapan kita abai sama kesehatan diri sendiri dan orang tersayang? Patuhi protkol kesehatan dan di rumah aja kalau nggak perlu-perlu banget adalah kunci untuk memerangi pandemi ini.