Kondisi di Jepang tampaknya sih memang bertolak belakang banget dengan Indonesia, terutama kondisi perumahannya. Kalau di Indonesia, anak mudanya terancam kesulitan punya rumah, di Jepang, keberadaan rumah malah terlalu banyak. Ini salah satu efek penduduk Jepang yang ‘malas’ punya anak dan banyaknya penduduk lanjut usia. Penduduk lanjut usia yang sudah wafat meninggalkan rumah yang dulunya ditinggali sebagai rumah kosong. Masalah selanjutnya hadir ketika kebanyakan penduduk Jepang lain memilih tinggal di apartemen. Makin banyak deh rumah yang nggak berpenghuni.
Karena dibiarkan kosong, rumah-rumah tersebut dijual dengan harga yang murah, bahkan ada lo yang mau memberikan rumah itu secara cuma-cuma. Kalau mau lihat-lihat dan cek harga, rumah tersebut sudah dipasarkan secara daring. Gimana sih caranya bisa mendapatkan rumah murah dan gratis itu? Kulik lebih dalam bersama Hipwee News & Feature yuk~
ADVERTISEMENTS
Ternyata turunnya populasi di Jepang mempengaruhi banyaknya rumah yang kosong disana. Di Tokyo, 1 dari 10 rumah nggak ada penghuninya
Sudah lama sih isu turunnya populasi orang di Jepang jadi masalah. Kata Taro Kono, Menteri Luar Negeri Jepang, jumlah penduduk Jepang berkurang 500.000 jiwa lo selama setahun. Masalah makin parah ketika penduduk lanjut usianya cukup banyak. Menurut pencatatan sipil Jepang, penduduk yang usianya diatas 65 tahun ada 27,2%. Nah, kebanyakan orang lanjut usia tersebut wafat lalu meninggalkan rumah yang tak lagi berpenghuni. Jumlah bangunan makin banyak sementara pertumbuhan penduduknya minus. Pantas saja kan mereka kelebihan rumah kosong.
ADVERTISEMENTS
Akibatnya, banyak rumah yang dijual dengan harga sangat murah. Bahkan ada lo yang memberikan secara gratis. Cuma perlu bayar pajak dan upah pemasarannya
Lalu rumah-rumah tersebut dijual oleh keturunannya yang nggak sanggup menanggung rumah tersebut. Rumah kan perlu dirawat dan juga bayar pajak. Bagi mereka, itu cuma menambah pengeluaran aja sementara mereka sudah punya rumah sendiri. Harga yang ditawarkan juga termasuk sangat murah untuk ukuran rumah di Jepang. Bahkan ada lo yang gratis. Tinggal bayar pajak dan upah untuk pemasarannya aja. Dikutip dari Japan Times, ada rumah yang ditawarkan cuma-cuma berlokasi di sebuah gunung di daerah Yamaguchi. Di dalamnya sudah ada furniturnya lengkap!
ADVERTISEMENTS
Tapi nggak semua rumah dalam kondisi bagus dan terawat sehingga pembeli harus pintar memilih. Kalau perlu perbaikan, ada subsidi dari pemerintah kok
Karena kebanyakan yang dijual adalah rumah tua, maka nggak jarang perlu perbaikan di beberapa bagian. Terkadang saking sudah reyot bangunannya, perlu diruntuhkan untuk dibangun rumah baru diatasnya. Tapi, ada kok subsidi pemerintah untuk membantu biaya renovasinya. Subsidi itu tergantung dengan daerahnya serta ada syarat-syarat khususnya.
ADVERTISEMENTS
Rumah seperti itu bisa dilihat di ‘Akiya Bank’ alias database rumah kosong yang dipasarkan. Setiap daerah biasanya punya ‘Akiya Bank’ sendiri-sendiri
Kalau mau melihat-lihat rumah kosong yang murah, Jepang punya sejenis database bernama ‘Akiya Bank’. Isinya sih rumah-rumah yang ditawarkan beserta harganya. Akiya Bank untuk tiap daerah di Jepang juga beda-beda. Jadi bisa dilihat sesuai daerah yang diinginkan. Misalnya aja di Nagano, ada website Nagano Akiya Bank, beda lagi dengan website Akiya Bank untuk wilayah Ueda, dan ada juga di Togichi. Sayangnya kebanyakan website masih menggunakan huruf dan bahasa Jepang.Akan ada makin banyak rumah kosong yang dipasarkan di Akiya Bank. Menurut Japan Times, diprediksikan tahun 2033, ada 30% dari total rumah di Jepang tidak berpenghuni.
Walaupun menggiurkan, jelas tetap ada syarat seperti memiliki pekerjaan tetap, punya kontribusi terhadap masyarakat, serta yang terpenting bakal tinggal lama di rumah-rumah tersebut. Ada juga yang sistem kepemilikan rumahnya baru diberikan setelah menetap selama 20 tahun di rumah tersebut. Maka dari itu, rumah kosong ini biasanya dibagikan kepada keluarga-keluarga muda. Rumah-rumah kosong yang dibagi-bagikan ini juga sebagian besar terletak di daerah-daerah pedesaan yang mulai sepi dan tidak berpenghuni. Di samping faktor memang banyaknya rumah kosong, program ini juga bertujuan untuk meratakan kepadatan penduduk. Kalau di Tokyo atau kota-kota besar di Jepang lainnya sih harga rumah bisa selangit~
Jadi gimana nih, masih tertarik buat punya rumah di Jepang?