Belakangan publik –mungkin kamu juga– menyorot riwayat pendidikan Mulan Jameela setelah ia dilantik jadi anggota DPR. Artis yang bernama asli Raden Terry Tantri Wulansari itu kabarnya “cuma” lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Ini setelah hasil tangkapan layar biodatanya ramai tersebar di dunia maya. Tapi kalau ditelusuri di laman resmi DPR RI, pada kolom riwayat pendidikan hingga riwayat penghargaannya tertulis “data tidak ditemukan.”
Mau pendidikannya SMA atau S3 sekalipun, sebenarnya perdebatan publik sudah mengarah ke: sepenting apa sih riwayat pendidikan bagi anggota DPR?
ADVERTISEMENTS
Hampir setiap lowongan pekerjaan mensyaratkan minimal pendidikan bagi pelamarnya, termasuk jadi anggota DPR. Aturannya sih minimal harus lulus SMA/sederajat
Dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia nomor 20 tahun 2018 tentang pencalonan anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, seperti dikutip Kompas, tertulis salah satu syarat calonnya harus tamat SMA/sederajat. Berarti orang dengan riwayat pendidikan sampai SMA kayak Mulan Jameela sah-sah aja dong daftar jadi anggota DPR…
ADVERTISEMENTS
Pertanyaannya, apakah orang yang notabene belum pernah mencicipi bangku kuliah, layak menduduki kursi dewan perwakilan rakyat? Mayoritas orang sih kayaknya beranggapan kalau mereka bakal kurang afdol jadi anggota DPR
Walaupun secara administratif, lulusan SMA boleh-boleh aja daftar jadi anggota dewan, tapi kebanyakan orang sepertinya sepakat kalau sebaiknya partai mengusung calon yang dari segi pendidikan lebih tinggi. Bukannya mau mendiskreditkan lulusan SMA dan sederajat, cuma mungkin kalau mengingat tugas anggota DPR yang nggak mudah, harus bisa merepresentasikan kebutuhan rakyat, sampai bikin kebijakan njelimet, bisa jadi orang yang pernah kuliah akan jauh lebih mudah beradaptasi dengan teknis pekerjaan seperti itu.
Lain lagi kalau memang partai politik pengin mengusung calon yang secara popularitas levelnya udah dewa. Ya.. Mbak Mulan memang juara~
ADVERTISEMENTS
Pendapat di atas memang nggak salah, tapi kalaupun pendidikan nggak jadi yang utama, kalau dia bisa bekerja lebih niat dan lebih jujur, plus beneran anti korupsi, ya kenapa nggak memberi kesempatan mereka untuk melenggang ke Senayan?
Melihat nggak sedikit anggota DPR yang tidur waktu rapat atau sesuka hati korupsi duit rakyat, mungkin lulusan SMA yang bisa komitmen nggak melakukan hal yang sama bisa banget jadi pertimbangan. Zaman sekarang kayaknya kejujuran jauh lebih mahal daripada tingkat pendidikan deh. Apalagi kalau perkara ijazah dan gelar aja, sekarang mah bisa dibeli dengan mudah. Belum tentu yang gelarnya sampai menembus cakrawala bisa komitmen bekerja dengan jujur dan niat. Yang terpenting, belum tentu gelarnya itu diperoleh dengan cara yang legal, berdarah-darah, dan melalui revisi dosen pembimbing jutaan kali. Hehe..
Jadi kalau bisa ditarik kesimpulan, pendidikan bagi anggota DPR itu memang penting, tapi lebih penting lagi kalau dia bisa bekerja dengan baik, jujur, dan amanah. Nggak cuma bisa numpang tidur saat rapat sedang berjalan, atau tergiur saat ada yang mengiming-iming duit bermiliar-miliar tapi sebenarnya ada ‘udang di balik batu’. Ya, gitu deh. Semoga aja para anggota DPR periode ini bisa jauh lebih baik dari periode sebelumnya ya! Yuk, kita doakan bersama~